Mereka jalan ke arah mobil yang akan dinaikinya untuk menuju ke rumah mereka,
"Assalamualaikum pak" darul hendak menyalami tangan pak adam
"Waalaikumsalam, eh mas darul udah lama ya ga ketemu?"
"Iya nih pak, pak adam kabarnya gimana?"
"Baik mas, mas sendiri?"
"Alhamdulillah sehat pak, oiya kenalin pak. Ini istri saya dhanti alanza"
"Assalamualaikum pak" sapa dhanti ke pak adam
"Waalaikumsalam, iya pas mas darul nikah saya nggak ada. Soalnya ada urusan mendadak di kampung"
"Iya pak gapapa, ya sudah mari kita pulang pak. Istri saya udah capek"
"Iya mas darul, kita kerumah mas kan?"
"Iya pak"
Pukul 02.45 mereka sampai dirumah,
Raut wajah dhanti terlihat sangat tidak enak, berkali-kali darul merayu tetap ia kekeh dengan pendiriannya. Ya dhanti memang keras kepala, tapi jika ada seseorang yang membuat hatinya tersentuh, seketika ia menjadi seorang yang lembut dan tenang.
Ini semua ulah darul yang membuat dhanti baper, ketika tadi di mobil darul yang sengaja mengambil foto dhanti yang tengah tertidur pulas dan raut wajahnya disitu tidak layak untuk dilihat. Dhanti sudah meminta darul untuk mengapusnya, tapi darul tetep kekeh dan enggan menghapus fotonya.
"Assalamualaikum, Alhamdulillah sampe dirumah. Silakan masuk istriku yang cantik" darul mendorong pintu dan menoleh ke arah dhanti
"Waalaikumsalam" jawab dhanti agak ketus "kakak itu apus ga fotonya, kalo ga diapus aku ga mau tidur sama kamu" kata dhanti sembari melihat darul sinis dan menyilangkan kedua tangannya
"Harus banget gitu aku apus? Kalo aku ga mau gimana?" Ucap darul dengan sangat santainya
"Yaudah terserah kamu" dhanti berjalan menaiki tangga dan ke kamarnya
Darul yang melihat sifat dhanti yang sedang kekanak-kanakan ini hanya bisa menggelengkan kepala dan tersenyum
"Kenapa k. Darul nyebelin banget deh, orang disuruh apus foto doang juga, pake ga mau lagi. Kan disitu aku nya jelek banget" ucap dhanti sambil meggerutu di kamarnya
"Iya deh aku apus fotonya, tapi kamu harus janji sama aku" sambung darul yang tiba-tiba masuk kamar dan menutup pintu
"Harus janji apa?"
"Besok aku kan kerja, kamu harus bawain aku makan siang yang paling enak. Dan itu harus kamu yang masak ga boleh beli"
"Yakin kamu mau kerja? Emang nya ga capek? Kalo emang gitu yaudah aku setuju" dhanti menunjukkan jari kelingkingnya ke arah darul
"Iya besok aku kerja, udah lama ga ke kantor. Yaudah bener janji ya?" Darul menyatukan jari kelingking ke jari dhanti
Dhanti menggangguk dengan cepat dan tersenyum
Malam itu terlewat begitu cepat, dan tak terasa waktu subuh sudah tiba,
"Kak bangun udah subuh, solat dulu" dhanti berbisik ke arah darul
Tiba-tiba ketika dhanti ingin beranjak, darul menarik lengan dhanti dan tubuh dhanti tergulai lemas menindih tubuh darul, dan meraka saling menatap mata. Dhanti segera melepaskan genggaman darul dari lengannya,
"Yahhhh.. kakak aku kan udah wudhu, batal deh" ucap dhanti dengan nada kecewa
"Kamu udah wudhu? Kirain aku kamu belum wudhu. Yaudah wudhu lagi lah wkwk" darul meninggalkan dhanti dan berajalan ke kamar mandi

KAMU SEDANG MEMBACA
Dia? Imamku
Espiritual"Cinta suci itu adalah yang didasari keimanan antara ikhwan dan ukhti yang saling mengikat hati pada janji suci pernikahan"- Dhanti Alanza "Ukhti sempurna itu yang setia menjaga hatinya untuk tidak terjerumus ke perangkap syetan"-Darul Rasyad