Ketika semuanya telah kembali, tapi entah kenapa aku selalu merasa tidak tenang
.Dhanti Alanza."Mama nggak nyangka, semua akan terjadi secepat ini. Selama 3 bulan kalian merahasiakan ini dari kami. Jujur mama kecewa, menantu mama harus merasakan imbas dari masa lalu kammu darul. Yang harusnya calon cucu mama, ada rahim dhanti. Sekarang dia sudah lenyap" mama risha terisak dan bersandar di pelukan ayah dani
"Jujur mama juga kecewa sama kalian, mama sama sekali tidak mengetahui kabar kehamilan anak mama, dan sekarang dhanti seperti ini"
"Maafin kita mah, aku menyesal nggak beri tau kehamilan aku. Dan kita juga nggak pamitan dulu, kalo kita mau ke london"
"Ya sudah, semuanya telah terjadi. Yang harusnya kita lakukan sekarang adalah berdoa untuk kesembuhan dhanti, dan segera pulih kembali. Kita hanya bisa bertawakal kepada Allah, jangan sekali kali kamu membalas perbuatannya, biar Allah semua yang membalasnya" papa anto meraih tubuh menantunya
"Iya papa benar, sekarang udah waktunya sholat kan? Segeralah ambil wudhu dan sholat. Biar merasa tenang, mama lagi halangan. Jadi, dhanti mama yang jagain" mama iin menghampiri dhanti dan duduk di kursi samping ranjang
"Kamu yang sabar ya sayang, ikhlaskan semuanya. Kamu jangan putus asa, peluang kamu untuk hamil masih terbuka besar" mama menarik senyumannya dan mencium kening anaknya
"Iya mah dhanti janji, dhanti akan menjaga diri dan kesehatan dhanti"
"Kamu udah makan?"
"Belum mah, dhanti nggak nafsu makan"
"Engga bagaimanapun kondisi kamu, tubuh kamu harus tetap menyerap makanan. Ini mam bawain makanan kesukaan kamu, sayur ayam mama bawa langsung dari Indonesia"
"Segitunya mah, yaudah dhanti mau makan. Tapi emang makananya nggak basi?"
"Yaa engga lah, orang air sama ayamnya mama pisah. Disini ada dapur nggak?"
"Ya Allah, kocak deh. Untung ada itu deket kamar mandi, kayanya nggak ada kompor tapi ada microwave"
"Ini rumah sakit apa apartemen si? Lengkap bat da ah"
Dhanti mendengar perkataan mamanya, menarik senyumannya dengan lebar
Tiba tiba handphone dhanti berdering, dan tertera nomor yang tidak diketahui, awalnya dhanti ragu untuk mengangkatnya, tapi sepertinya itu bukan dari orang yang jahat. Dhanti mengangkat dan menloudspeakerkannya,
"Assalamualaikum, halo ini siapa ya?"
Mamanya yang sedari tadi sibuk di dapur, kini berjalan menuju dhanti dan memasang telinganya untuk mendengar suara orang tersebut
"Waalaikumsalam, ya Allah dhanti akhirnya gue bisa bicara lagi sama lo, gue kangen sama lo. Ini gue dhan Ahana, gimana kabar lo?"
"Ya Allah, ahana. Kirain gue tadi siapa, ya ampun sama han gue juga kangen sama lo. Alhamdulillah gue baik han, kabar lo gimana? Masih di london nggak?"
"Syukur deh, masih dong. Gue menetap disini dan udah jadi warga negara sini. Btw, lo udah married dhan?"
"Asli lo menetap disini, haha udah han gue udah married. Btw, gue lagi di london loh"
Dengan panjang lebar mereka berbincang dan sekedar melepas rindu. Karena Ahana Aurelya itu adalah salah satu sahabat dhanti, ahana adalah sahabat dhanti selagi kuliah, mereka selalu kemana mana bareng, serasa kakak adean. Tetapi ahana meneruskan S2 nya di london.
Mama sudah selesai memanaskan makanan untuk dhanti, mangkuk panas di sajikan di meja yang menyambung dengan tempat tidur dhanti, dengan lahap dhanti menyantap makananya, setelah itu dhanti meminum obatnya

KAMU SEDANG MEMBACA
Dia? Imamku
Espiritual"Cinta suci itu adalah yang didasari keimanan antara ikhwan dan ukhti yang saling mengikat hati pada janji suci pernikahan"- Dhanti Alanza "Ukhti sempurna itu yang setia menjaga hatinya untuk tidak terjerumus ke perangkap syetan"-Darul Rasyad