Perih

4.5K 132 34
                                    

Aku tak sanggup lagi. Aku tidak marah namun hanya kecewa yang sangat teramat dalam
.Dhanti Alanza.

Azmira yang masih kaget dengan apa yang sudah dilakukan oleh dhanti hanya bisa terdiam dan terduduk di lantai.

Dhanti membuka pintu kamarnya, dan menjatuhkan dirinya ke kasur lalu terisak disana. Sakit yang dia rasakan atas perkataan azmira yang sangat menyayat hatinya, hatinya serasa di sayat pisau yang tajam setelah mendengar kata-kata yang terlontar dari mulut azmira. Dhanti yang bersikap lemah lembut, kini tak lagi bisa menahan emosinya. Dia menampar adik ipar nya karena telah bicara yang mustahil dilakukan oleh darul. Dhanti masih terisak disana dan terngiang-ngiang kata yang di lontarkan azmira, kini dia benar-benar kecewa yang sangat berat dengan azmira

Maafkan hamba ya Allah, hamba khilaf mendengar kata itu hamba sudah tak sanggup lagi menahannya. Ampuni hamba ya Robbi Batin dhanti

Dhanti bangkit dari kasur, dan mendengar suara adzan isya berkumandang dia bergegas mengambil air wudhu lalu melaksanakan sholat isya. Setelah sholat isya dhanti berbaring diatas sajadah, lalu terlelap sampai subuh

"Astagfirullah, jadi aku semalam tidur di lantai. Ini kenapa badan aku demam kaya gini, ya Allah" dhanti bangun dengan cepat dia melepaskan mukenanya dan mengambil air wudhu lalu sholat subuh

Seusai sholat subuh dia berdoa dengan isakan yang keluar dari mulutnya, ya dia sudah memutuskan untuk pergi dari rumah ini. Dhanti melipat mukenanya, lalu mengambil koper membuka lemari dan membereskan pakaiannya, barang-barangnya kesayangannya kemudian memasukkan ke dalam koper.

Setelah selesai mengemas barangnya, dhanti memakai cadar, lalu mengambil selembar kertas dan pulpen menulis pesan untuk siapapun yang membaca surat ini

Aku pergi dari sini. Maaf jika tidak berpamitan dulu dengan siapapun, tapi aku sudah tidak bisa bertahan lagi sudah cukup rasa sakit yang sudah terlanjur tercampur di dalam hati ini. Aku tidak akan pergi jauh, tapi aku butuh waktu untuk sendiri

Dhanti Alanza

Dhanti melipat surat itu dan meletakkannya diatas meja riasnya. Lalu dia meninggalkan kamarnya dan menuruni tangga, mengambil kunci mobil dan memanaskannya. Setelah memanaskannya, dia membuka bagasi lalu meletakkan kopernya ke dalam bagasi lalu menutup pintu rumahnya

"Jaga diri baik-baik mir" dhanti menatap kamar azmira yang masib tertutup rapat

Sekitar jam 4.45 dhanti meninggalkan rumah, dan membelah jalanan yang masih sangat sepi. Langit pun masih gelap, dan sekarang dia mau menyewa hotel untuk beberapa malam lalu dia akan pulang kerumah orang tuanya. Dhanti sampai di lobby hotel, yang di sambut dengan pegawai hotel yang stand by disana

"Sudah booking mbak?" Tanya bell boy itu

"Sudah mas. Tolong turunkan koper saya di bagasi ya" ucap dhanti dengan sangat ramah. Bell boy itu membuka bagasi dhanti dan mengeluarkan kopernya

"Kalau begitu mari ke resepsionistnya mbak" bell boy itu menunjukkan jalan ke resepsionist untuk mengkonfirmasi pesanan dhanti

"Makasi mas" dhanti menghadap resepsionistnya

"Ada yang bisa kami bantu?" Tanya seorang perempuan salah satu dari resepsioner di hotel itu

Dia? ImamkuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang