" Saya terima nikah dan kawinnya Naina Kamila Fazira binti Mahendra dengan Maskawin tersebut Tunai "
" Bagaimana para saksi? Sah? "
" Sah! "
" Alhamdulillahirrobbil'alamin "
Dan beberapa lantunan doa yang dipimpin oleh pak Penghulu di detik selanjutnya, menjadi pengisi suara diruangan ini. Dimulai dari sahutan lantang Dimas tadi, kini Naina resmi menjadi istrinya. Ia harus mengorbankan dirinya untuk menikah dengan Juniornya,hanya karena sebuah kesalah pahaman saat Malam perpisahannya dan teman-teman kelas 3 lainnya. Saat itu Naina dan Angkatan Osis dibawah Dimas Menjadi Panitia, perpisahan itu dilakukan disebuah gedung Universitas dikota Padang.
Flashback
Gedung yang digunakan sebagai tempat perpisahan atau Farewell party pada malam ini tampak sesak dengan ribuan undangan yang hadir, tepatnya seluruh murid sekolah Menegah Atas Yang hadir disini. Kelas 3 menggunakan Kebaya dan Jas, serta murid-murid lainnya yang hadir menggunkan seragam batik sekolah. Dan beberapa ada yang berbeda seperti halnya gerombolan remaja yang tengah briefing? Menggunakan setelan Almet Khusus, Almet Osis.
" Naina, Setelah ini yang tampil ekskull Dance, panggil gih " Itu suara Jihan,gadis cantik nan tegas juga garang,begitu mungkin pemikiran orang-orang yang hanya kenal Jihan sekilas saja,karena sesungguhnya Jihan adalah pribadi yang baik,mungkin tegasnya memang tidak bisa di hindari. Sebenarnya Jihan tidak ambil bagian di dalam ruang lingkup kepanitiaan perpisahan kali ini. Karena masa jabatannya sudah habis,hari ini ia adalah peserta perpisahan bukan panitia,hanya saja hatinya memanggil untuk membantu adik-adiknya yang tengah kesusahan karena terlalu ramainya tamu undangan yang datang.
Ya sekarang adalah tampilan nonformal dari beberapa ekskull yang lolos seleksi sekolah untuk bisa ikut dalam memeriahkan perpisahan kelas 3 kali ini.
" siap kak "
Sebagai Osis angkatan baru tentu saja Naina akan dengan senang hati Menerima perintah sang senior, tanpa harus mengeluh jika tak ingin saat berkumpul buka forum nanti ia yang akan dibully. Sebenarnya Naina sudah bisa di katakan senior juga,karena sudaha da angkatan Osis baru dibawahnya. Tapi yang memberikan titah padanya saat ini adalah seniornya walaupun Jihan sudah usai dengan jabatannya diOsis Jihan tetaplah Senior yang harus Naina segani dan hargai. Ia memang tidak akan lagi di bully oleh Jihan dan angkatannya,tapi teman Naina? Mereka pasti akan memberikan wewejangan pada Naina jika tak menghargai angkatan atas mereka.
Naina tak perlu berkeliling terlalu jauh untuk mencari anggota ekskull dance yang selanjutnya akan naik pentas . Setelah menggiring anggota dance kebelakang panggung, Naina mohon undur diri kepada seniornya,untuk ketoilet, dan setelah itu ia harus kembali berkeliling digedung besar ini. Lelah? Itu pasti, tapi ya mau bagaimana lagi?.
" Wes Raisa, gimana bisa dong pegang-pegang tangan abang-abangnya? "
Ujar Naina dengan mengangkat-angkat alisnya ketika bertemu dengan teman Sesama Osisnya Raisa. Yang bertugas dibagian memberikan sovenir kenangan untuk senior.
" Mayan "
Jawab raisa, kemudian mereka sedikit tertawa sebelum akhirnya meninggalkan raisa.
" Lo mau kemana? "
Tanya raisa
" Mau ketoilet bentar, lo mau ikut?"
" Nggak deh, gue baru balik juga soalnya" Tolak raisa
" Yodah, gue sana dulu ya "
Naina Berjalan menuju toilet yang berada disebelah kanan Ruangan tadi. Toilet itu memiliki sebuah pintu berukuran besar, bisa dikatan ini adalah pintu utama toilet gedung ini, karena setelah itu ada beberapa Washtafel dan baru ada pintu Toilet untuk pria atau wanita. Sepi, kesan pertama yang Naina temukan, sempat membuat bulu kuduknya merinding akan tetapi ia tepis ketakutakan itu, dengan buang airnya yang sudah mau diujung. Setelah beberapa saat, ia akan keluar akan tetapi pintu itu tidak bisa terbuka. Naina terperangkap dalam toilet tersebut.
" Tolong " Naina berteriak sekuat yang ia bisa agar dapat didengar oleh siapa saja yang ada diluar sana, takut, ia akui rasa takutnya bertambah dibanding saat pertama ia masuk tadi.
Hampir Satu jam ia terperangkap didalam toilet tersebut akan tetapi tak ada yang mendengar teriakannya. Ia melirik Jam kecil yang melinggar dipergelangan tangannya,pukul 23.30 ini sudah terlalu larut, acaranya pasti sudah selesai. Ia kembali berteriak berharap kali ini ada yang mendengarkan.
" Siapa didalam? " suara bariton itu membuat nyalang mata naina, ada yang mendengarnya.
" Tolong saya, pintu ini rusak, dan tidak bisa dibuka " balas naina setengah berteriak dari dalam toilet. Orang tersebut mencoba untuk memutar knop pintu tersebut, ternyata benar pintu itu rusak dan tak bisa dibuka.
" Menjauhlah dari belakang pintu " setelah perintah tersebut dalam hitungan 10 pintu tersebut telah didobrak. Ternyata itu adalah Dimas,Mantan ketua MPK, yang kini tengah mengenakan jas hitam,celana bahan dan dasi kupu-kupu menggantung indah dilehernya. Farewell party ini juga miliknya.
" Kamu gak kenapa-kenapa ?" tersirat nada kekhawatiran dalam suara Dimas melihat Juniornya yang sudah mulai memucat dan tampak berantakan itu. Naina membalas pertanyaan dimas hanya dengan gelengan kepala, ia sudah terlalu lelah. Melihat hal tersebut dimas pun berinisiatif untuk memapah naina keluar dari toilet.
" Apa yang kalian lakukan, dimas apa yang kamu lakukan didalam toilet perempuan?" ini seperti pengrebekkan didepan pintu berdiri pembina osis,salah satu guru BK dan seorang siswi yang mengenakan baju batik seragam SMA.
" Ibu tidak menyangka, kalian yang seharusnya menjadi contoh bagi siswa/siswi sekolah, malah berbuat tak senonoh seperti ini, untung saja hanya widia yang melihatnya " guru BK yang bernama bu Liana itu pun mengeluarkan suara, setelah bu Wita pembina osis tadi.
" Maksud ibu apa? " tanya dimas yang masih diliputi kebingungan.
" Kamu tidak usah mengelak dimas, kamu memang mantan MPK sekolahan, walaupun sudah tidak menjabat lagi seharusnya kamu berikan contoh yang baik " dimas semakin dibuat pusing oleh arah pembicaraan bu wita.
" Ini maksudnya apa? " bu Liana memperlihatkan sebuah rekaman, didalam sana terlihat seorang laki-laki dan perempuan seperti tengah berciuman dan beberapa hal lainnya,perempuan itu mengenakan Almet yang sama dengan yang naina gunakan, dan laki-laki itu mengenakan pakaian yang sama dengan dimas.
" tapi bu, ini bukan saya " elak dimas, sebelah tangannya masih memapah naina agar tidak tumbang.
Bu Liana tersenyum sebelum akhirnya berkata
" Besok ibu tunggu DiBK,ajak sekalian Naina, kamu tidak bisa mengelak dari bukti yang menunjukan bahwasannya didalam sana memang ada kamu dan naina " setelah itu bu liana berlalu diikuti bu wita setelah berkata
" ibu kecewa pada kalian " diikuti dengan siswi yang sedari tadi menjadi penonton. Dimas melirik kearah samping kiri, rupanya gadis itu pingsan, pantas saja sedari tadi ia tak membuka suara, karna setau dimas, naina adalah orang yang tidak akan pernah terima jika dirinya disalahkan dalam kesalahan yang tak pernah ia lakukan. Niatnya ingin menolong orang yang berteriak minta tolong tadi, tapi malah ia yang terjerat dalam hal yang tak sama sekali ia lakukan. Jika jadinya seperti ini lebih baik ia tak perlu mendatangi suara minta di tolong yang ia dengar tadi, tapi apa boleh buat penyesalan datang pasti belakangan.
Esok harinya Dimas dan Naina benar-benar dipanggil oleh BK, benar saja, Naina langsung membantah keras akan hal tersebut, ia telah mengatakan hal yang sesungguhnya, akan tetapi tetap saja tak ada yang percaya. Orang tua mereka dipanggil menghadap pihak sekolah. Gurat kekecewaan jelas terlihat dari wajah pasangan Orang tua tersebut, mengingat selama ini yang mereka tau anak-anak mereka adalah anak-anak yang baik, bagaimana bisa melakukan hal yang sedikit pun tak pernah terlintas difikiran para orang tua. Kini dimas dan naina benar-benar tidak bisa membantah, rekaman itu seperti memang dirinya dan dimas dari arah belakang, karena wajah yang tak terlihat dari rekaman vidio tersebut, hanya postur tubuhnya saja yang sama. Hari itu juga pernikahan mereka ditetapkan. Ingin menolak, tapi mereka tak punya kuasa apapun lagi. Kesalahan itu bagai benar-benar tertuju pada mereka berdua. Pasangan yang malang.
------------------------------------------------------
Padang, February 25th, 2018.
Nurul Fazira.
Copyright ©2018
KAMU SEDANG MEMBACA
My Senior
Teen Fiction" Aku bersyukur, bahwa ketidak sengajaan takdirku adalah kamu. "