Kembali memasuki rumah dengan wajah menunduk dan ditekuk. Berjalan menuju tangga bertujuan untuk kembali kekamar milik dimas diatas sana. Sepasang kaki berdiri dihadapannya,membuat naina harus mendongakkan kepala untuk tau siapa itu. Ternyata itu zizah,berdiri dihadapan naina tepat pada anak tangga terakhir,dengan senyuman tak suka yang terlukis dibibirnya.
" Sikap manja kamu itu,gak akan mempan buat dimas " rancu,itu lah yang dapat naina tangkap dari ucapan zizah barusan. Naina yang terlalu bodoh untuk memahami atau zizah yang memang berbicara tidak jelas. Naina baru saja hendak bersuara,sebelum ada suara lain yang menginstruksi mereka berdua.
" Kalian ngapain disini? Naina belum sarapan kan? kemeja makan gih sayang " suara lembut itu berasal dari mertua naina. Yang sudah rapi dengan setelannya,tidak tau ia mau kemana. Naina tersenyum sebelum akhirnya berkata.
" Iya Ma "
" Mama sama papa mau keluar sebentar,zizah nanti temani Oma jalan-jalan ya " ujar wanita yang tadi dipanggil mama oleh naina.
" Zizah ada tamu penting dikantor nanti ma" zizah menolak dengan halus,permintaan mamanya. Zizah memang sudah bekerja diperusahaan milik papanya. Dan mungkin akan diikuti oleh dimas sebentar lagi.
" Sama naina aja nanti ma,naina juga gak ada kegiatan kan (?)" naina menyampaikan pendapatnya pada sang mertua. Daripada ia mati dalam kebosannan karena ditinggal sendirian,apasalahnya menemani sang Oma berjalan-jalan. Lagi pula Oma Pita - panggilan neneknya dimas. Juga terlihat bersahabat dengannya,setidaknya Oma Pita tak menatap naina seperti halnya zizah setiap kali menatapnya. Walaupun sejak 3 hari lalu sampai disini frekuensi Naina berbicara dengan Oma piya dapat dihitung jari.
" Yasudah,kalau begitu mama pergi dulu ya,naina jangan lupa sarapan"
" Iya ma "
Setelah mama pergi zizah berbalik menuju lantai atas,sementara naina ia juga berbalik menuju meja makan,untuk sarapan.
****
Tepat pukul 11 siang Naina dan Oma pita keluar dari rumah menggunakan taksi menuju salah satu Mall diibukota ini. Dimas yang pergi sedari pagi juga belum kembali saat ia dan oma akan pergi. Sementara zizah sudah berangkat kekantor 1 jam yang lalu. Setelah sampai diMall naina berjalan beriringan dengan Oma pita,Oma pita bukanlah nenek tua renta,jika diperkirakan umurnya mungkin baru menginjak angka 65 tahun,entahlah naina belum pernah bertanya. Stylenya pun masih ala-ala ibu-ibu sosialita.Setelah berkeliling cukup lama,menemani Oma pita mencari kain songket ,entahlah naina juga tidak tau kain itu untuk apa. Yang jelas harga kain itu sangat mahal,jika itu uang naina , jangankan untuk membeli menyentuh setelah tau namanya saja enggan. Kini mereka tengah berada disebuah restoran yang ada didalam Mall tersebut.
" Naina "
" Eh iya Oma " naina sedikit terkejut ketika oma pita memanggil namanya dan menyentuh punggung tangannya.
" Lagi ngelamunin apa?" oma pita bertanya dengan suara halus dan senyuman yang terlukis diwajahnya yang mulai mengeluarkan kerutan itu.
" Hah,enggak kok Oma " naina sedikit gelagapan,sejelas itu kah ia melamun,selama itukah ia terjebak dalam pemikirannya sendiri(?).
" Naina mikirin kata-kata azizah atau dimas (?)" seakan dapat membaca apa yang ada dalam lamunan dan fikiran naina tadi,oma pita menyuarakan pertanyaannya. Naina hanya diam saja,ia tidak tau harus mulai dari mana.
" Zizah itu sebenarnya orang yang hangat dan penyayang " Oma pita menjeda ucapannya saat seorang waiters mengantarkan makanan yang tadi mereka pesan.
" Hanya saja,akhir-akhir ini oma juga tidak tau apa yang terjadi padanya " oma pita melanjutkan ucapannya
" Maaf Oma "
" Sepertinya Kak zizah tidak menyukai naina " naina berkata dengan hati-hati takut-takut oma pita akan tersinggung saat naina berkata yang sedikit buruk tentang cucunya.
" Kamu gak usah tegang dan kayak orang ketakutan gitu bicara sama oma " Oma pita tersenyum hangat pada naina.
" Bukannya tidak suka,mungkin saja zizah belum begitu dekat denganmu "
" Dan dimas,Jangan terlalu diambil hati ketika ia bicara kurang mengenakkan,biasanya saat kondisi hatinya kurang baik ia akan seperti itu. Tapi kamu tau sendirikan,sebenarnya dimas itu orangnya peduli dan dan penyayang " Jelas oma pita panjang lebar. Jika tentang dimas,memang tak jauh berbeda dari apa yang naina tanggap dari seorang Dimas A Wijaya. Dua tahun kurang lebih mengenal dan bergelut disatu organisasi yang sama naina rasa sudah cukup untuk dapat memahami seorang dimas. Akan tetapi berbeda dengan zizah,Kakak iparnya yang satu itu,ia baru mengenal zizah kurang lebih satu minggu,dan dari first impressionnya,zizah sudah memberikan tatapan tak suka pada Naina.
------------------------------------------------------
Padang,17 Maret 2018.
Nurul Fazira
~ My Senior ~
KAMU SEDANG MEMBACA
My Senior
Teen Fiction" Aku bersyukur, bahwa ketidak sengajaan takdirku adalah kamu. "