Bagian 7 - Gara-Gara Kunci

8.8K 354 16
                                    

'tak' suara benda jatuh mengalihkan pandangan dimas,kearah sofa yang naina tempati.
Naina yang katanya tidak akan tidur itu sudah terlelap dengan damainya,sementara ponsel yang ia pegang tadi telah tergeletak dikarpet beludru itu. Dimas tersenyum menatap naina. Ia masih memiliki sifat kekanak-kanakan sangat kekanak-kanakan malah,tak seharusnya ia terjebak didalam kesalah pahaman yang membuat dirinya harus lebih dewasa dari umurnya. Dimas menyingkap selimutnya dan berjalan kearah naina,mengambil selimut yang semalam ia ambil dari lemari. Menyelimutkan selimut itu pada naina hingga dada.
' Cup ' Entah kekuatan dari mana,dimas mengecup kening naina singkat. Sebelum kembali keranjangnya dan kembali beristirahat.

****

Sejak selesai mandi dan sholat subuh tadi,naina telah berputar-putar mengelilingi kamar ini. Menyorok di bawah tempat tidur bahkan mencoba untuk mengeser lemari yang beratnya kayak tronton. Itu semua demi kunci agar dapat keluar dari kamar ini. Sempat ia berfikir akan keluar lewat balkon kamar ini,jika semalam ia ingin keluar dengan cara melompat,kali ini dengan cara yang cukup elit,yaitu nyosor-nyosor kayak monyet turun dari pohon kelapa,atau kayak cicak yang nemplok-nemplok didinding sana. Tapi entah kenapa ia tak jadi mencoba,mungkin masih sayang nyawa.

" Ngapain ? " Suara serak-serak basah nan sekseh itu mengalihkan pandangan naina,disana dimas baru saja terbangun dari tidurnya,mengusap-usap matanya,lucunya batin naina.

" Nyari kunci " naina menyaut kemudian kembali fokus dengan pekerjaannya menyeret sofabed yang sudah menjadi kasur favoritenya itu. Cukup berat,walau untuk ukuran tubuh naina yang lumayan, tetap saja sofa itu tidak bergeser sedikit pun. Dimas hanya merespon dengan anggukan,setelah itu berjalan gontai menuju kamar mandi,dengan handuk yang ia sampirkan dipundaknya.

****

"Udah ketemu belum ?" dimas bersuara saat baru saja keluar dari kamar mandi,berencana akan menuju walk in closet untuk berganti baju. Ia mengacak rambutnya yang basah,dengan handuk yang hanya ia kenakan dari pinggang kebawah. Untung saja naina tidak mengalihkan pandangan padanya,naina masih asik nungging-nungging gak jelas melihat kearah kolong sofa yang tidak bisa ia tarik tadi.

" Bantuin nyaaa- "
" Abang dimas ngapain gak pake baju ? " naina histeris saat mengalihkan pandangannya kearah dimas. Naina memang pernah beberapa kali berhadapan dengan dimas saat shirtless seperti sekarang ini. Tapi masih mengenakan celana dan dalam konteks yang berbeda. Ditambah lagi air rambut yang sedikit mengucur melewati dada bidang dimas,naina kan jadi tambah salah fokus bung.

" Lebay lu " dimas melemparkan handuk kecil yang tadi dipakai untuk mengeringkan rambutnya kearah naina,lalu berlalu masuk kedalam walk in closet .

****

Saat setelah berganti pakaian dengan pakaian santai,berjalan menuju nakas disamping tempat tidurnya,membuka dan mengambil sesuatu disana. Sementara naina ia masih saja sibuk sendiri yang katanya sedari tadi mencari kunci,akan tetapi tak membuahkan hasil. Dimas berjalan menuju pintu dan membukanya dengan santai. Naina mendengar suara kunci diputar dua kali dan knop pintu yang berbunyi mengarahkan pandangannya. Ternganga,itu respon naina pertama kali saat pintu itu terbuka,pencariannya sia-sia,pinggang sakit kepala pusing. Dan ternyata dimas punya kunci cadangannya. Rasanya naina ingin menembakan senapan pada dimas saat ini juga. Apa salahnya dimas bilang kalau punya kunci cadangan. Kan naina gak perlu geser-geser lemari,nyorok-nyorok bawah tempat tidur bahkan nungging-nungging kayak orang kena bisul. Suami Lucknut memang dimas ini .

------------------------------------------------------
Nah sudah ada dipenghujung cerita lagi kita gengs. Gimana? Ceritanya makin absurd ya? Maaf keun lah aku baru belajar menulis ini. Dan terimakasih untuk yang udah votment di part sebelumnya walaupun lagi-lagi gak memenuhi 😩 .
Aku sayang kalian ❤ . I'm Nothing without you gengs ❤.
......................................................
Teruntuk senior-seniorku yang baca kisah ini. Terimakasih sudah menjadi inspirasi. Apapun tindakan yang kalian lakukan aku tau itu adalah proses pendewasaan yang kalian berikan. Teruntuk lagi untuk seniorku yang merasa jadi Dimas 😳😳. Kalau ngerasa doang jangan ya,nanya aja ntar, itu emang abang-abang apa bukan 😂
.Aiyopyu ❤
------------------------------------------------------
Padang,18 maret 2018.
Nurul Fazira ❤
~ My senior ~
Edisi Revisi
©2018

My SeniorTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang