Bagai terbebas dari Zaman Jahiliyah, dan kembali keperadaban duniawiyah. Senang tak terhingga rasanya,dapat keluar dari kamar penuh godaan tersebut. Naina mendahului dimas,merentangkan tangan pada anak tangga teratas pertama,seraya menghirup udara kebebasan dengan sekuat yang ia bisa.
" Lebay " Dimas berkata seraya mendorong naina pelan,mungkin memang nainanya saja yang tidak bisa menjaga keseimbangan diri,membuat ia terhuyung kehadapan,dimas dengan sigap menarik tangan kanan naina,kalau tidak bisa saja saat sampai dibawah sana naina sudah tiada. Naina reflek mengalungkan tangannya dileher dimas ketika ia ditarik dan masuk kedalam dekapan nan hangat milik dimas. Tatapan mereka bersua,lama. Untung saja rumah sudah sepi,karena ini sudah pukul 10 pagi. Mama-papa dimas pasti sudah pergi,zizah tidak usah ditanya lagi. Jika tidak,entah mau ditarok dimana wajah naina,setelah ini.
*****
Kini naina dan dimas tengah berada dibandara soekarno-hatta,menuju Padang kota tercinta. Orang tua naina sudah kembali kepadang seminggu yang lalu,tidak membawa naina ikut serta karena,orang tuanya lebih dulu kembali untuk mengurus kepindahan naina,dan lagi naina kembali bersama dimas saja,begitu kira-kira kata orang tua naina,saat pamit meninggalkannya. Dimas berjalan dengan santainya dihadapan dengan tas sandang yang ia sampirkan dipundak sebelah kanan. Satu hal yang selalu menjadi perhatian naina,cara jalan Dimas,yang ketika berjalan ia seperti tak menginjakkan tumitnya,hanya berjalan dengan jari-jari kakinya,seperti berjinjit kira-kira. Naina tersenyum menatap punggung tegap dihadapannya,entah sengaja atau tidak,diwaktu yang bersamaan dimas sedikit berbalik
Menatap kearah dirinya. Melihat naina yang tersenyum tidak jelas membuat dimas mengangkat alisnya,dan berbalik sempurna,berjalan menuju arah naina. Sedangkan naina ia bagai belum kembali kedunia nyata,ia masih tersenyum melihat dimas yang menuju kearahnya,ia kira itu hanya hayalan. Dimas melambai-lambaikan tangan didepan wajah naina. Lambaian pertama hingga kedua tidak direspon apa-apa,hingga dimas menjewel hidungnya. Baru naina tersadar dari lamunannya. Salah tingkah,adalah reaksi pertama naina,mencoba mengalihkan pandangannya dari dimas,memandang kearah mana saja yang penting tak bersua dengan mata elang dimas nan menggoda.------------------------------------------------------ Updatenya cepat ya! Oh iya dong,lagi gabut 😂.
Karena aku kasian liat kalian digantung mulu,aku tau rasanya digantung itu,pasti gak enak kan? Eh 😂. Yowes see you next capt ya 😉😘.
Dari part ini udah mulai kabur-kabur kelabu nih,siapa yang jadi dimas,yekan 😆😆.
------------------------------------------------------
Padang,20 maret 2018.
Nurul Fazira.
~ My Senior ~
©2018
KAMU SEDANG MEMBACA
My Senior
Teen Fiction" Aku bersyukur, bahwa ketidak sengajaan takdirku adalah kamu. "