Bagian 14 - Pingsan

5.8K 229 9
                                    

        Dimas menggendong Naina ala brydal style menuju ke UKS. Dimas sempat dibuat kaget oleh Naina yang tiba-tiba saja limbung dihadapannya. Dengan sigap ia merengkuh Naina agar tidak tergeletak jatuh di tanah sana. Teman angkatannya yang tengah piket berjaga di UKS pun sontak dibuat kaget oleh Dimas. Pasalnya selama ini Dimas tidak pernah peduli dengan siapapun,tapi apa yang kali ini mereka lihat,Dimas menggendong murid baru yang saat ini tengah mengikuti kegiatan MOS/PLS. Mereka tahu itu murid baru,karena belum pernah melihat Naina barang sekalipun.

" Lo semua cuma mau liatin aja apa gimana?(!)" Suara bass milik Dimas mengembalikan mereka dari dunia khayalan dan sedikit tersenyum canggung pada Dimas.
Dimas membaringkan tubuh Naina diranjang kecil itu. Setelah itu mereka yang menjaga UKS tadi mencoba membangunkan Naina dari pingsannya,dengan cara mengoleskan minyak kayu putih dihidung,telapak tangan dan lainnya. Tapi nihil hingga kini belum berhasil. Dimas dibuat geram sendiri,sudah lima belas menit ia berdiri di sini,tapi Naina belum juga sadarkan diri. Ia juga tidak tau apa yang mendorongnya untuk menolong juniornya itu,yang jelas secara reflek Dimas merengkuh tubuh itu,membawanya keUKS dan ada rasa khawatir sehingga tidak ingin meninggalkannya sendirian di sini. Dimas yang berdiri diambang pintu pun berbalik berjalan menuju beberapa orang yang tengah mencoba menyadarkan Naina.

" Sini " Dimas merebut botol minyak kayu putih itu dari tangan Salsa-anggota PMR. Salsa dan yang lainnya pun meringsut kebelakang,memberikan sedikit ruang pada Dimas. Baru saja Dimas memberikan olesan pertama pada hidung Naina. Mata tertutup itu tampak bergerak,diikuti dengan jemarinya. Naina akhirnya sadar mengedarkan pandangannya kemana saja,menelisik tengah berada dimana ia kini.

" UKS " Dimas bagai dapat membaca isi kepala Naina. Sementara anak-anak PMR tadi sudah hilang entah kemana mereka pergi.

" Tadi lo pingsan " Dimas kembali bersuara ketika melihat mimik wajah Naina yang tambah bingung ketika Dimas mengatakan ia berada di UKS. Derap langkah memasuki UKS menghampiri Dimas juga Naina.

" Lo apain anak orang Dimas " itu Zahra,gadis berkaca mata dengan tubuh mungilnya,kakak korlas kelas sebelah,Naina tau itu Zahra karena kemarin ia sempat meminta tanda tangannya. Zahra dengan seenak jidatnya menoyor kepala Dimas,membuat sang empunya mendesis tak suka.

" Gak gue apa-apain zah "

" Terus kalo gak lo apa-apain,gak mungkinkan adek ini ada di sini,lo lagi yang bawa dia kemari. " Zahra berucap dengan tenangnya,tangannya ia lipat di dada,ucapannya memeng tenang tapi matanya menatap Dimas tajam.

" Biasa aja " Dimas mengusapkan tangannya pada muka serius Zahra. Di saat-saat seperti inilah Naina merasa jadi nyamuk bahkan orang ketiga. Ternayata anggapan Naina beberapa hari ini benar,Naina beranggapan bahwa Zahra dan Dimas itu ada apa-apa,alias pacaran. Naina sempat beberapa kali memergoki mereka tengah bersama,sampai dengan minum satu botol berdua. Bagi Naina itu hal yang lumrah saja,tapi masalahnya kini,ia harus menjadi penonton yang tak dapat menyuarakan apapun di sini.

" Jawab Dimas,gue nanya serius " Zahra kembali menoyor kepala Dimas,kali ini lebih keras dari yang pertama,tersirat ada kekesalan di sana. Dimas baru saja hendak bersuara ketika Jesicca- salah satu anggota PMR tadi,masuk membawa nampan berisi bubur dan segelas teh hangat.

" Permisi. Mungkin adek ini pingsan karena belum sarapan,terus maaghnya kambuh " Jesicca berjalan menuju nakas yang ada di sebelah Naina.

" Kalo gitu Gak kenapa-kenapakan gue tinggal "  Jesicca melemparkan tatapan bergantian pada Dimas dan Zahra.

" Iya gak masalah kok " Zahra berucap dengan senyuman diakhir katanya.  Setelah Jesicca keluar suasana mendadak hening,diam tak bersuara. Hingga Dimas berkata

" Gue gabung sama yang lain " tanpa menunggu persetuan dari Zahra lawan bicaranya,mungkin saja, walau ia tak menatap lawan bicaranya itu,akan tetapi sudah jelas ia pasti mengatakan itu pada Zahra. Ia tidak mungkin minta izin pada Naina bukan?
         Setelah Dimas pergi Zahra menghampiri Naina membantu adik kelasnya itu untuk duduk bersandar lalu memberikan bubur yang tadi dibawakan.

" Dimakan,jangan sampai pingsan lagi. Kakak tinggal ya " setelah memberikan bubur tersebut Zahra berbalik meninggalkan UKS mengikuti Dimas bergabung dengan yang lainnya. Naina tidak bisa mencegah,minta ditemani di sini,memangnya dia siapa?.
Hingga bell pulang menginstruksi tak ada yang datang menemuinya lagi,bahkan anggota PMR tak satu
Yang memperlihatkan batang hidungnya. Naina berjalan keluar dari UKS menuju area sekolah yang ada  di belakang,untuk mengambil tasnya yang masih berada di kelas.
        
" Besok mau berangkat sekolah sarapan,jangan bikin susah orang lagi " Suara Bass itu mengagetkan Naina. Pasalnya ia belum sepenuhnya keluar dari pintu kelas itu,ketika mendengar suara ngebass milik Dimas. Jangan pernah berfikir Dimas akan berdiri menghadap Naina ketika bicara tadi,ia hanya sekedar lewat dan meninggalkan perintahnya. Dan kini ia tengah berjalan di hadapan Naina dengan angkuhnya. Cara berjalannya selalu menarik perhatian Naina,senyuman terlukis di bibirnya. Ia harus bisa mendapatkan perhatian dari lelaki cuek yang tengah berjalan keluar dari lapangan itu. Walau Naina tau menakhlukkan Dimas dan mendapatkan perhatian lebih dari Dimas itu bukanlah hal yang mudah,itulah yang akan ia lakukan sekarang ini,di balik sikap Dimas yang terkesan cuek dan tidak peduli itu pasti ada alasannya tersendiri. Naina bukannya kepo ia hanya penasaran saja. Dan pasti akan mencoba untuk menelisik kenapa bisa?.  Naina menutup pintu kelas itu dan mengikuti lagkah Dimas meninggalkan area belakang ini melewati lapangan,keluar dari pekarangan sekolahan dan kembali kerumahnya. Masih ada satu hari lagi,kegiatan PLS yang harus Naina dan teman-taman yang lainnya jalani esok hari.
------------------------------------------------------

Ku kira semalam malam minggu gengs 😪,karena saking ramenya para jomblowan dan jomblowati yang ngechat,sampe-sampe gak sempat buat Up 😂. Dan ternyata pas matiin alarm tadi pagi,di sana masih tertera Sabtu 7 april,beginilah ya,kalo jadi anak baru,suka banyak liburnya 😂😂..
Udah ah,maaf keun cerita yang kurasa makin absurd ini 🙏.
Vote dan comment jangan lupa yaa 😉. Sorry for typo's 😂.

Big Love
Nurul Fazira || 7 April 2018
|| My Senior ||

My SeniorTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang