1.2

2.8K 471 44
                                    

Meski dia bilang pada Daniel bahwa dirinya sama sekali tidak tertarik lebih pada lelaki bernama Kim Taehyung, nyatanya Jimin belum bisa lepaskan bayangannya pada wajah cantiknya dari terakhir mereka bertemu.

Ingatan tentang wajah mulus dan bibir tebal merah Taehyung sungguh mengganggu fokus Jimin. Dia benar-benar tak dapat lakukan hal dengan benar jika wajah cantik Taehyung terus gentayangan seperti menggodanya.

Ini bahaya!

Jimin akui kalau Taehyung memang menarik.

Sebetulnya bukan lagi, tetapi lebih cenderung.... menggoda.

Atau memang semua orang kaya terlihat seperti itu? Maksudnya, orang berduit itu kan pasti perawatan wajah sampai habiskan jutaan won. Kalau Jimin sih, jangankan perawatan. Cuci muka dua kali sehari aja sudah syukur. Untung wajahnya tak gampang jerawatan.

"Kim... Jack?"

Lidah otentik Jimin kesulitan mengeja nama asing penumpang yang order layanannya. Dia minta dijemput di sebuah universitas swasta yang mahal.

Dengar-dengar, untuk SPP tiap semesternya tembus dua belas juta. Jimin ngeces waktu diceritain Daniel, karena demi apa.... kalau dia jadi pemilik kampus, mungkin dia akan membuat masker dengan lembaran uang. Saking banyaknya.

Herannya, masih saja ada yang mau sekolah di situ. Bagusnya apa, coba?

"Itu aku."

Kemudian Jimin terbelalak.

Lelaki yang mendekat padanya..... itu Kim Taehyung!

"Kenapa bengong?"

Bahkan suaranya serak dan terdengar menggoda. Jimin sampai kehabisan akal untuk menerka kenapa bisa manusia seperti dia lahir ke bumi dengan segala kesempurnaan brengseknya ini.

"Bukannya... kau itu... Kim Taehyung?"

"Kau kenal aku?"

"Tapi di sini tertulis J-Ja..ck.."

Wajah indah itu berubah kesal. Kedua tangan dilipat seperti lelaki congkak, mendengus keras dengan reaksi tukang ojek di hadapannya ini.

"Ya suka-suka aku, lah! Mau dinamai Tukang Boker juga bukan masalahmu, kan? Lagipula aku suka nama Jack, itu terdengar keren. Daripada nama Jimin; itu pasaran, jelek, ih..."

"Hei, aku bahkan tak meledek namamu, Taehyung."

"Apa kita sedekat itu sampai kau bisa panggil namaku seakrab itu?"

Alis Jimin mengerut, "Kak Yoongi sudah perkenalkan kita, kan?"

"Oh... kau yang waktu itu," ia mengangguk kecil dan terdiam.

Kemudian mengadahkan tangan meminta helm pada Jimin yang belum puas dengan reaksinya barusan. Tapi Taehyung sama sekali tak mau membahas apa pun tentang lelaki ini.

Dia pun naik motor Jimin sambil mencengkeram erat bahu kokoh Jimin.

Bahkan Taehyung bisa rasakan otot kuat itu.

"Kita jalan,"

"Bawel. Ya kalau nggak jalan nanti akan kukirim komplain!"

Jimin menghela, ternyata dugaannya benar. Kim Taehyung memiliki sifat yang menyebalkan. Sombong. Suka mengomel. Dan -

"Kenapa kau memelukku?"

Wajah Taehyung memerah tapi rautnya dibuat kesal. Pun begitu, ia tetap mengaitkan jemari-jemarinya dan melingkarkan tangannya pada perut Jimin.

Saking malunya, dia hanya dapat kuburkan wajahnya di jaket Jimin dan menggerutu. "Aku takut jatuh..."

- dia manja.

broom broom [minv]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang