3.0

2.1K 313 41
                                    

“Kamu mau pergi?”

Taehyung sedikit kaget mendapati Yoongi berdiri di dapurnya dengan apron Ibunya.

Namun kalau ingat bahwa Yoongi bisa masuk rumahnya kapan saja buat dia tarik napas lega.

Dia duduk di bar menonton Yoongi masak untuk sarapan. “Udah keliatan rapi sih, ya.”

“Mau kemana?”

“Comic cafe,” Taehyung nyengir lebar. “Sudah lama mau ke sana.”

Yoongi mengangguk statis. “Dengan siapa?”

“Uhmmm, Jimin...?”

“Oh, ya, setahuku dia juga suka baca One Piece.” Sepiring nasi goreng hangat muncul di hadapan Taehyung.

Seperti sulap saja kalau Yoongi ada di rumahnya, tahu-tahu rumah rapi dan kinclong; atau tiba-tiba ada kue cheesecake di meja; atau boneka besar di kamarnya.

Semangat, Taehyung mengunyah sarapannya. “Iya, kami banyak ngobrol dan aku senang di suka One Piece. Banyak komik yang sama-sama kami suka. Jadi nyambung, he he. Kakak sih taunya Eminem sama The Beatles aja,”

“Dia keren, tahu.”

“Huuuh, coba main musik lagi di depanku sekarang!”

Yoongi menyentil mulut kurang ajar Taehyung dan tertawa karena suara mengaduh dari lelaki lucu itu.

Mungkin dia perlu sesekali memberitahu apa yang boleh dan tidak boleh dikatakan lewat mulutnya yang tebal itu. “Aku tidak main musik lagi.”

“Ughh, lagian kenapa, sih? Udah lupa kunci gitar?”

“Ya. Kalau kupetik senarnya sekarang, itu akan terdengar seperti lumba-lumba menangis.”

“Hiii, menyedihkan dong? Ha ha.”

“Bocah nakal.” Yoongi mengacak rambut Taehyung, “Ya udah habiskan sarapannya sebelum pergi. Aku numpang boker dulu nanti baru pulang,”

Taehyung melotot lucu, “Gak! Gak usah pulang! Ikut aja yuk,”

“Aku? Ikut?”

“Iya! Disana Kakak juga bisa tidur dan makan, kok.”

“Emang bisa?”

Bibir tebal Taehyung manyun, “Makanya update, Kak. Ini bukan perpustakaan yang bakal dijewer kupingnya kalau tidur. Mereka siapkan ruang bersekat gitu khusus buat rebahan jadi bisa dipakai tidur. Ada jual makan juga, seru deh pasti.”

“Kamu pernah?”

“Gak, sih.” Taehyung nyengir lucu. “Googling aja.”






























































;
Jimin kebetulan menoleh dan melambaikan tangan lihat Taehyung baru sampai. Dia tidak masuk duluan hanya untuk menunggunya.

Canggung rasanya kalau sendirian, enak sama teman. Dan setelah sadar Taehyung tak sendiri, Jimin senyum lugu. “Kakak ikutan?”

“Anak ini yang seret aku.”

“Daripada nganggur, huuu!”

“Ya ya, terserah kamu aja deh.”

Entah kenapa, ada desir tak nyaman di dadanya ketika ia lihat Taehyung dan Yoongi bergandengan tangan.

Bahkan Yoongi melingkupi jemarinya rapat sekali, udara saja tidak bisa lewat atau permisi. Itu hal yang simpel, tapi Jimin merasa aneh karena ia tidak suka melihatnya.

broom broom [minv]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang