Awalnya Jimin berusaha menampik pemikiran bodohnya. Taehyung bukanlah sesuatu yang harus dipikirkannya saat ini.
Namun, nyatanya wajah lelaki itu yang selalu terbayang di benak Jimin.
Kurang lebih 2 minggu sejak mereka nonton, Taehyung seakan menghindar. Jimin tidak mengerti dimana letak normalnya, atau ada sesuatu yang salah.
Sejak awal Taehyung yang kirim chat duluan, jadi itu agak canggung bila Jimin mengiriminya pesan lebih dulu. Lagipula, apa yang harus dikatakan?
Kabar? Halo, ini sudah 2 minggu seharusnya dia menanyakan itu lebih awal. Dan sekarang Taehyung tidak membuat notifikasinya penuh lagi.
Agak membosankan....
“Apa kau ada acara setelah kelas?”
Jimin membereskan alat tulisnya dan menjawab Daniel, “Aku kan selalu narik setelah kelas berakhir. Kau lupa?”
“Maksudku, selain itu. Aku ingin minta ditemani beli kue.”
“Ulang tahunku masih lama, Niel.”
“Siapa juga buat kau?!” Daniel memutar bola matanya. “Sahabat lamaku datang setelah begitu lama tinggal di Jepang. Aku ingin menyambutnya dengan meriah! Jadi mungkin aku akan membeli beberapa pernak-pernik,”
Jimin menggaruk tengkuknya, “Hmmm tapi sepertinya tidak bisa. Aku berencana membeli sepatu baru untuk Jihyun. Uangnya sudah terkumpul dan cukup untuk dapatkan satu yang bagus dan tahan lama,”
“Hooo begitu, yah... yaudah deh.”
“Kalau kalian main, aku juga bisa diajak, kan?”
Daniel tersenyum lebar, “Of course! Kau akan menyukai temanku, dia sangat lucu dan baik. Kau juga bisa membawa Taehyung supaya makin ramai,”
Ah, Taehyung ya.....
Bagaimana mau diajak kalau kontakan saja sudah tidak...
;
Kebetulan Jimin baru saja mengantar penumpang ke Mall. Dan ia pikir mungkin bagus kalau dia beli sepatu di sini.Jimin melepas jaket kerjanya dan merapikan rambut. Matikan mode driver ojek dan jalan memasuki mall.
“Wiiih, enak ya... adem.”
Jarang-jarang ‘kan dia jalan-jalan ke mall. Paling kalau ada orderan pesan makanan yang ada di foodcourt.
Sebenarnya Jimin senang sekali masuk mall karena bangunannya terlihat keren dan berkilauan. Dia berpikir untuk membawa Jihyun sesekali; anak itu mungkin ingin menginap di mall saking senangnya.
Langkahnya membawa dia melewati kedai crepes yang menguarkan wangi vanili dan stroberi begitu kuat.
Jimin refleks menutup mata dan dalami wanginya. Agak familiar dengan aroma manis ini, yang jelas itu tercium begitu enak dan menggoda.
Tapi, Jimin terus berpikir, kok rasanya de javu ya?
Buk!!! Akhirnya ia tersadar ketika sudah ceroboh menabrak seseorang.
Jimin berjengit panik dan meminta maaf –walaupun bajunya yang kotor karena crepes dan selai buah-buahan. Ugh, semut akan menyukai ini.
“Hei, Taehyung?”
KAMU SEDANG MEMBACA
broom broom [minv]
FanfictionKebayang nggak bagaimana Jimin mengendarai motornya dan menjemput kamu? Siap antar kamu kemana pun mau dan memperlakukanmu seperti Yang Mulia? Tapi, bayar ya?