3.9

1.9K 307 77
                                    

“Selamat ya, Kak!”

Taehyung tersenyum lebar, menerima buket bunga dari adik kelasnya. Kim Minjae, si lelaki manis incaran kakak-kakak. Dan dia hanya bisa melihat Taehyung di matanya.

Katanya, Taehyung sunbaenim adalah terbaik dari yang terbaik! Ia terkekeh malu begitu Taehyung mengusak rambutnya yang baru di cat merah muda, “Jangan lupakan aku, ya, Kak!”

“Mana bisa,” Taehyung tertawa mengusak rambut Minjae. “Makasih sudah datang.”

“Hei, bocah. Mana bunga untukku?!”

“Astaga, Juhyeon! Dia takut padamu.”

“Taehyung yang cantik, aku juga lulus. Harusnya dia bawakan aku satu buket bunga kalau dia juga beri satu untukmu! Kita ‘kan partner!”

Wanita itu merajuk dengan bibir merengut. Menatap Minjae tajam tanpa peduli kalau anak kecil itu agak menggigil ketakutan.

Mereka tidak pernah akur, karena sikap malu-malu Minjae kalah dari garangnya Juhyeon. “Ucap selamat pun tidak!”

Minjae tersenyum kikuk, “Selamat Kak,”

“Ck. Gak ikhlas tuh gak usah!”

“Maafin, ya,” Taehyung tersenyum. “Ular berbisa ini memang pedas kalau bicara. Tidak usah dengar, nanti telinga sakit. Aku sudah veteran, jadi kebal. Kalau kamu nanti bisa opname dengar ocehannya yang tak bermutu.”

“Kim Taeee!”

Akhirnya mereka bertiga tertawa. Ditengah-tengah euforia bahagia. Hari ini kelulusan, setelah melewati begitu banyak drama soal tugas akhir dan perjuangan menuju sarjana.

Terasa begitu singkat saat mengenakan toga. Padahal sesungguhnya terasa begitu berat saat menjalaninya, begitu jauh dan lama saat dilakoni. Hingga akhirnya semua terbayar dengan kelulusan yang indah.

Kepalanya celingukan, bibir merengut.

Sudah lebih dari 1 jam, tapi Jimin belum juga datang. Taehyung hanya menantikan dia untuk hari ini. Orangtua dan Abang sepupunya sudah kembali sibuk dengan pekerjaan dan janji akan video call malam ini. Kak Yoongi juga sedang ditugaskan di luar kota sejak dua hari lalu, dan janji mengajaknya pergi Selasa depan.

Hanya Jimin harapan yang dia punya.

Kenapa lama sekali datangnya?

Juhyeon perhatikan wajah sendu kerabatnya, “Ditunggu saja.”

“Lama banget,”

“Pasti datang.” Juhyeon menepuk bahunya menyemangati. “Sudah janji kan?”

Taehyung mengangguk, “Kamu gak pulang?”

“Tunggu kamu dijemput pacar dulu.”

“Kenapa?”

“Aku pasti disuruh fotoin kalian berdua, kan.”

“Hehe, tahu aja. Temani aku sampai Jimin datang, ya!”

“Sudah kuduga.”

“Kalau begitu, aku pamit, Kak.” Minjae menunduk singkat dan angkat kaki dari sana. Dia bilang akan mendatangi satu kerabatnya yang wisuda juga.

Kepergiannya mengantar dua partner in crime ini duduk-duduk sambil melihat ke arah gerbang. Taehyung memainkan kakinya mengusir rasa bosan. Menunggu Jimin datang dan memberinya senyum dan ucapan selamat. Namun, hingga langit berubah oranye terang, Jimin tak juga datang.

Juhyeon menyedot habis botol cola ke limanya, “Sampai kapan, sih?”

“Mungkin... sebentar lagi,”

broom broom [minv]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang