2.5

2.1K 346 47
                                    

Sebenernya senyum Taehyung itu indah, cantik, dan menggemaskan makanya Yoongi suka ketika lelaki manis itu tersenyum.

Apa pun ia lakukan untuk membuatnya, tapi kalau senyum-senyum sendiri tanpa sebab itu apa bukan karena gila?

Kayak yang sekarang terjadi,
Di hari Minggu, Yoongi dimintai Taehyung untuk datang ke rumah.

Dia oke saja karena tadinya memang berencana pergi ke sana. Begitu datang, Taehyung langsung memeluknya seperti koala dan membawanya ke kamar untuk dijadikan bantal + guling.

Yoongi tidak banyak protes karena dia bisa habis dipukuli Taehyung.
Tapi, dia bingung karena Taehyung bukannya cerita atau mengoceh, malah diamkan dia berjam-jam hanya untuk senyum gak jelas kemudian tertawa malu dan benamkan wajah di perutnya.

Anak ini memang aneh tapi sekarang lebih aneh.

“Serius deh, kalau aku dicuekin terus mending pulang.”

“Ngambek? Udah tua loh,”

Dahi Yoongi mengerut, anak sialan ini... “Habisnya kamu sudah menyuruhku datang, bukannya dibikinin minum atau makan malah dijadiin guling. Bonekamu ada satu lemari pakai saja mereka dan biarkan hyung tidur di rumah.”

“Wanginya hyung lebih enak.”

“Cuma detergen dan softener murah, kamu jangan lebay.”

“Iihh, apa sih. Lagi kangen, nih! Puas nggak?”

Yoongi gantian tersenyum lebar. Anak kecil ini tahu saja soft spotnya, tahu cara membuatnya jadi lemah. Bagaimana bisa dia luluh karena pengakuan seperti itu?

Yoongi selalu punya sisi soft untuk Taehyung, dia tidak bingung lagi untuk itu.

Tangannya mengelus rambut Taehyung, “Terus? Kangen cuma buat dipeluk aja?”

“Harus apa lagi?”

Poppo?”

“Makan nih poppo!”

Yoongi berjengit ketika mulutnya dijewer kencang. Menjerit tertahan karena tenaga Taehyung itu sebenarnya besar sekali.

Kasar kalau sudah serius ingin menyakiti. Dia balas dengan cubitan ringan di pipinya karena gemas, “Gak sopan sama hyung.”

“Poppo-ku mahal, tahu?!”

“Hyung akan bayar berapa pun, dengan apa pun asal bisa dapat ini.” jemarinya mengetuk bibir tebal Taehyung.

Taehyung kaget dan mendongak, pertemukan matanya dengan milik Yoongi. Wajahnya serius dan menatapnya tajam, hingga Taehyung terpaku oleh pandangan yang kelam itu. Mengerikan, tapi menjebak.

“Katakan apa yang harus hyung lakukan untuk itu?”

Setelah pipinya merona hebat, Taehyung menjauhkan tubuh Yoongi darinya dan ia bangkit dari rebahannya.

Jantungya berdegup kencang sekali dan napasnya terengah. Ugh, itu tadi menyesakkan. Hampir saja Taehyung kelepasan (atau mungkin Yoongi yang akan kelepasan) kalau tidak ia hentikan itu.

Canggung mengudara, “H-Hyung mau roti bakar?”

Tidak ada jawaban dari yang lebih tua, dan Taehyung merasa tak enak hati. Ia memandangi wajah Yoongi yang muram dan lesu.

Ia menundukkan kepala dan mengepalkan tangan, terlihat kesal. Taehyung memainkan jarinya dan berdiri hendak pergi dari kamarnya,

“Hyung nanti susul ke dapur, ya?”

Yoongi memalingkan mukanya.

“Ehmmm... maaf,”

“Sana duluan.”

broom broom [minv]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang