1.7

2.4K 392 21
                                    

Jujur diakui, Jimin merasa tak enak hati atas perkataan dan pemikirannya soal Kim Taehyung. Lelaki itu memang manja dan menyebalkan, tetapi, tak seharusnya dia menghakimi seseorang seburuk itu.

Bisa saja mereka semua memang teman-teman Taehyung dan hanya numpang tidur, bukan mereka tidur yang anu-anu.

Kalau dipikir-pikir, kenapa juga dia begini?

Dia juga tak tahu apakah ini marah, kesal, atau apa. Semalam terlalu melelahkan baginya untuk berpikir lurus atau menganggap enteng segalanya. Dan perkataan Taehyung serta sikap manjanya membuat Jimin sebal sekali. Jadi dia berpikiran kalau lelaki itu memang.... yah, pemain.

Bukannya dia cemburu. Tidak sama sekali. Mereka bukan pada hubungan yang seperti itu.

“Kepikiran ya di telpon aja,”

Jimin menoleh kaget. Daniel asik makan permen jelinya. “Sejak kapan kau duduk di situ, astaga. Dasar hantu.”

“Makanya jangan melamun.”

“Nggak, siapa juga.”

“Terlihat jelas, kok.” Daniel membalas pesan dari sepupunya sebentar lantas kembali menaruh atensi pada kawannya yang tampak jelek.

“Melamun apa, sih? Kim Taehyung si Princess? Kelihatannya sih gitu, ya?”

Jimin merasa gugup seketika. Entah kenapa.

“Hmmmmm katanya ogah, karena Taehyung manja dan menyebalkan. Katanya, Jimin gak suka tipikal orang kayak Taehyung. Katanya, sudah tidak peduli soal Taehyung. Katanya, malas urusi Taehyung. Katanya, halah. Sekarang kau punya nomornya, kan?”

“Kau –!” Jimin menarik ponselnya. “Sudah kubilang jangan curi lihat!”

Daniel memutar bola matanya malas.

“Kalau memang suka, ya bilang saja. Kenapa memang kalau dia menyebalkan dan manja? Toh akhirnya kau kepincut juga. Hei, bro, gini ya kukasih tahu.”

Ia mengendikkan bahu, “Ya... walau aku juga tak pandai soal cinta-cintaan, menurutku sih kau harus pepet sampai dapat!”

“Ikan kali ah dipepet,”

“Itu pepes, tolol!” Daniel memukul kepala Jimin. “Ngomongin makanan jadi laper, yuk kita makan. Kita harus cari pundi-pundi energi sebelum masuk kuis Pak Hyuk.”






































-
“Ayo naik,”

Taehyung menggembungkan pipinya. Merah karena sebal, sekaligus malu. Dia ingin pulang cepat dan tidak membaca aplikasi kendaraan online dengan betul. Maksud hati pesan taksi online, malah jadi motor. Ojek.

Padahal Taehyung amat sangat tidak ingin naik motor, apalagi kalau yang kemudikan Park Jimin.

Dan orang itu ada di hadapannya sekarang!

“Kalau kau macam-macam, aku yang kena masalah.” Jimin menghela napas. “Kau tahu kan berapa banyak kasus pengemudi ojek online yang kehilangan pekerjaan karena dapat pelanggan aneh-aneh?”

“Aku nggak aneh!”

“Makanya, cepat naik.”

“Huuh, yasudah.” Taehyung merampas helm yang diberikan.

Memakainya dengan malas dan wajah merengut. Ahhh, dia ingin naik mobil!
“Jangan ngebut! Atau aku akan muntah di punggungmu,”

Jimin mencibir, “Bawel.”





















broom broom [minv]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang