3.1

1.9K 308 46
                                    

“Woy itu muka kenapa, bang?”

Jimin mendelik sebal. Daniel memang begitu, tiba-tiba datang pakai suara kencang. Bikin malu karena dilihatin orang.

Meski begitu ia tetap santai membiarkan sisi bangkunya diduduki Daniel yang cengar-cengir. Jimin memicingkan mata curiga.

“Senang banget?”

Gelak tawanya kecil. “Kelihatan, ya?”

“Cengiranmu mengganggu. Cepat katakan ada apa?”

“Mau makan? Karaoke?”

“Ada apa, sih?! Menang lotre?”

Daniel menggeleng pelan, masih terkikik. “Udah lepas dari status jomblo nih.”

“Hah?! Serius?”

Sementara Daniel tergelak, Jimin memandang bingung kawannya ini. Sekaligus kaget. Padahal dia belum pernah cerita apa-apa soal siapa yang dia suka. Gebetannya. Tahu-tahu sudah jadian, dan Jimin tidak mengenal siapa.

Menjawab pertanyaan Jimin, Daniel perlihatkan ponselnya. Senyum merekah karena dia akan kenalkan pacar pertamanya. Iya, pertama.

“Namanya Jihoon, hehe. Lucu kan?”

“Kok mau sih sama kamu?! Gak waras gini!”

“Emmm, pedes ya kalo ngomong.”

“Mungut anak TK dari mana nih?”

Jimin tergelak saat Daniel cemberut dan menepuk kesal bahunya. Dia perlihatkan banyak foto lain. “Dia masih SMP ya?”

“Buset, kalo ngomong! Cuma beda 3 tahun, Jims!!!!”

Jimin melotot, “Kelahiran 99??? Gila apa, dia kelihatan masih muda begini! Kupikir dia anak SMP. Wow, dia merawat wajahnya dengan sangat baik.”

“Dari lahir sudah cakep.”

“Beda sama pacarnya, ya.”

“Heh!” Daniel menyimpan hapenya lagi. Menarik Jimin untuk pergi bahkan sebelum pria itu menjawab. Mereka akan pergi makan dan karaoke, yeay!


























































































;
“Wuiih, suaramu asik juga, Man!”

Jimin mengangkat bahunya sombong. “Dulu aku ikut paduan suara Gereja, jadi vokalis utama juga nih. Kau sih tidak ada apa-apanya,” Ia mengibaskan tangan. “Sorry ya, tapi skormu bahkan hanya 60 haha, banyak latihan sebelum tanding denganku!”

“Sombong, ya, hm...”

“Sesekali. Eh, aku ke toilet dulu, ya.”

Daniel hanya mengangguk dan Jimin keluar ruangan karaokenya. Sebetulnya dia tidak terlalu suka karaoke, bikin pengang dengan bass yang kencang dan cahaya remang-remang.

Tapi, karena Daniel sedang senang dia mau saja. Selama ini Daniel sudah baik padanya.

Begitu sampai di toilet, dia terpaku di ambang pintu.

Ada begitu banyak lelaki berusaha mencumbu seseorang di depan wastafel. Jimin merasa begitu jijik dengan tindakan mereka.

Yang benar saja, toilet? Apa tidak ada tempat lain yang lebih baik untuk melakukan seks?

Kadang dia tak mengerti kenapa orang merasa begitu tertantang dengan making out di tempat umum.

Namun, dia juga murka.

broom broom [minv]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang