2.6

2.1K 335 62
                                    

Hari ini hujan.

Taehyung mengerucutkan bibirnya sebal. Dia bawa mobil, sih. Tapi rasanya kesal sekali hujan turun tepat setelah ia mencuci mobilnya.

Kan jadi sia-sia, mobilnya kotor lagi karena cipratan hujan. Ugh.

Bagaimana pun, dia harus pulang sekarang. Ada acara musik yang harus dia tonton dan minggu ini adalah masa promosi Bbolbalgan4, dia harus melihat wajah imut Jiyoung dan musik mereka yang menenangkan hati.

Seharusnya begitu, tapi mood-nya membumbung jauh ketika Kris muncul menarik lengannya yang hendak menerobos hujan deras.

“Nanti sakit loh, hujan-hujanan.”

Taehyung berdecak, “Itu bukan urusanmu. Sana pergi!”

“Kuantar kamu, aku bawa payung nih.”

BIG NO!” Taehyung menepis lengan Kris. “Pulang saja sendiri, brat!”

Namun, Kris jauh lebih besar fisik dan tenaganya jadi mudah menahan Taehyung untuk ada di sana.

Walau ia harus berperang dengan wajah marahnya. Tak apa, dia kelihatan manis saat marah karena wajahnya memerah seperti merona dan Kris menyukai itu.

Ia tersenyum tipis, “Sekali saja.... please?”

“TIDAK. MAU.”

“Sejujurnya, kenapa kau sangat menolakku?”

“Kau masih bertanya?” Taehyung bersedekap dan memicingkan mata. “Pertama, aku tidak menyukaimu. Dan kedua, kau pemaksa. Aku tidak suka dipaksa seperti itu, kau sangat menyebalkan! Hanya karena kau memiliki segalanya bukan artinya kau bisa terapkan sikap bossy padaku, tahu?”

Kris meredup, “Bukan karena sikapku pertama kali padamu?”

Taehyung terdiam. Hatinya merasa sakit, sedikit. Ia tidak mau menjawab pertanyaan bodoh itu, karena harusnya Kris tahu tanpa perlu jawaban dari mulutnya.

Ia memalingkan wajahnya karena sebal.

“Aku minta maaf,”

Lelaki manis itu berdecih. “Kau menyesal karena apa? Karena pada akhirnya kau menyukaiku, setelah begitu banyak menyakitiku? Itu tidak terhitung sebuah penyesalan, Kris. Kau menggelikan, dan bukan salahku kau begini.”

“Aku tahu. Dan aku tidak menyesali itu,”

“Berani sekali kau bilang begitu?!”

Kris berusaha meraih tangan Taehyung walau ia ditepis. “Kau benar. Aku tak seharusnya menyesali apa pun. Salahku yang menyakitimu waktu dulu, dan sekarang malah aku menyukaimu.... Tapi, aku benar-benar soal perasaanku.”

Pernyataan seperti itu adalah kelemahan Taehyung.

Walau mengesalkan, Kris terlihat begitu serius saat ini. Taehyung goyah untuk tetap membenci orang ini.

Bagaimana pun, Kris sudah jauh berbeda dari sifatnya yang dulu kasar dan pemarah. Taehyung menghela napas dan mencoba tenang.

“Pergilah, aku sedang tidak mood.”

Lengannya ditahan lagi, “Tunggu Taehyung.”

“Apa lagi, sih?! Aku ingin cepat –”

“Bawa payung ini.” Kris memaksa Taehyung pegang payung besarnya. Ada kilatan sedih di bola matanya, dan Taehyung tidak menampik bahwa ia merasa kasihan.

Dia bingung harus apa selain menerimanya agar cepat berakhir.
Ia mendengus dan pergi, “Kau hati-hati.”

“Iya, Sayang.”

broom broom [minv]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang