4.6 (END)

2.5K 263 36
                                    

Taehyung menempeli Juhyeon yang sedari tadi sibuk dengan anak bayi. Sahabat lama sejak kuliahnya ini juga sudah menikah dan baru saja lahiran. Taehyung sangat senang mendengarnya, bahkan dia juga menemaninya saat proses persalinan.

Dia ikut menangis mendengar tangisan kencang si bayi. Juga karena terkejut melihat Juhyeon si cewek galak bisa menangis karena kehadiran anaknya.

Ternyata, segalak apa pun manusia, tetap saja punya hati dan titik lemah dimana ia bisa menangis haru.

Setelah bayi tidur, Taehyung mengelus pipi si kecil dengan sisi telunjuknya. Pelan sekali karena takut melukai kulitnya yang masih tipis. Taehyung tersenyum gemas, karena ternyata bayi sangat lucu saat tidur dibalut kain. Tampak seperti pupa.

Matanya tak lepas dari si bayi yang sesekali menguap lebar dan bergerak mencari kenyamanan. Rasanya damai sekali melihat bayi terlelap, bahkan aromanya membuat tenang.

Juhyeon kembali dengan secangkir teh, "Kamu suka tuh kelihatannya."

"Baby-nya lucu."

"Kenapa tidak buat satu?"

"Aku cowok," Taehyung capek menjawab pertanyaan sama berkali-kali. "Mana bisa aku membuatnya kalau tidak ada sel telur? Kau ini pernah belajar biologi di sekolah tidak? Oh, ya, kau kan sekolah hanya sampai di depan gerbang!"

"Sialan."

"Aku terkesan kau pandai mengurus bayi,"

Juhyeon menghabiskan tehnya cepat sekali. Haus luar biasa. "Itu tidak mudah. Awal-awal aku merawat Nami sangat sulit. Seperti mau gila. Tidur hanya siang hari, kalau malam malah bangun terus minta susu. Padahal siang hari aku juga sibuk urus rumah. Maklum, sih, pola tidur bayi baru lahir masih terbalik."

"Tetap saja kau keren."

"Nanti kau juga bisa kalau terbiasa,"

"Makanya aku kesini untuk berguru," Taehyung nyengir. "Sebetulnya aku dan Jimin takut punya anak karena khawatir tidak bisa merawatnya dengan baik. Tapi, Mama bilang bisa belajar dulu sebelum punya satu. Kebetulan ada sonsaengnim yang punya bayi jadi bisa praktik langsung deh ini, ya kan?"

Juhyeon mendengung malas, "Terserah kau saja lah."

Tak lama, bel apartemennya berbunyi. Juhyeon membukakan pintu dan tersenyum karena Jimin yang datang berkunjung. Memberi salam singkat dan persilahkannya masuk. Langsung ke dapur untuk buatkan minum meski Jimin menolak.

Juhyeon hanya kalem di depan suami dan lelaki ganteng saja. Sisanya, dia akan terlihat biasa –artinya, slengekan.

"Hei, Sayang."

"Jimin?" Taehyung menariknya untuk duduk bersila di sisinya. "Kenapa masih bebal, sih? Aku bisa pulang sendiri,,, kenapa jemput segala?! Nanti kamu capek, lagipula aku masih mau agak lama di sini untuk lihat adik bayi,"

"Kamu tidak di rumah dari pagi, loh."

"Bahkan tidak mandi tuh."

"Heyyy!!"

Jimin tertawa singkat dan menerima teh hangat dari Juhyeon. Menyesapnya pelan. Ia tersenyum kalem dan berkata, "Maaf ya sudah merepotkanmu. Taehyung sedang labil untuk mempunyai bayi, jadinya begini deh." Kemudian mengaduh pelan karena dapat cubitan di lengannya. Ia lihat Taehyung melotot kesal padanya, tapi Jimin sama sekali tidak takut. "Ah, apa kalian masih ingin makan sesuatu? Aku bisa pesan pizza atau ayam goreng,"

"Tidak perlu, aku ingin istirahat hari ini."

"Oh, kau pasti sangat kerepotan."

"Lumayan," Juhyeon tersenyum tipis. "Sebaiknya kalian juga pulang. Bawa kucing kotor ini mandi dan lekas tidur. Kerjaannya di sini hanya buat Nami terbangun terus. Suruh tenangkan mana bisa dia."

broom broom [minv]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang