"Halo, Kak Yoongi,,"
Pria itu membalas senyum Jimin dan segera memakai helm dan naik motor. Dia tak katakan apa pun, karena perasaannya ini sedang turun. Tidak mood.
Boss di tempatnya bekerja memarahi satu ruangan hanya karena kesalahan satu orang, dan membuatnya repot diberi tugas tambahan.
Jimin memecahkan keheningan, "Aku mau tanya, nanti digigit gak?"
"Iya, gak apa-apa. Tanya aja."
"Kukira Kakak punya kendaraan sendiri?" Jimin belok ke kanan. "Tapi kayaknya Kakak selalu pesan ojek online, ya? Ini kebetulan yang ke sembilan kali, loh!"
"Ya soalnya aku malas kendarai motor sendiri."
"Mobil gak ada juga? Perasaan ada deh di teras, kan Pak Min kerjaannya buka warung nasi di rumah, jadi gak kepake dong mobilnya."
Yoongi mendengung, "Gak ah. Males. Itu mobilnya Bapak, nanti kalau aku sudah bisa beli mobil sendiri. Sekarang sih masih nyaman naik ojek aja. Cepat, tinggal terima jadi. Kerja di kantor udah bikin kepala mau meledak,"
Ia menghela. "Tapi aku bisa mengendarai keduanya, ya! Jangan remehkan aku!"
"Iya, iya, Kak..."
Jimin melajukan motornya cepat. Karena dia yakin Yoongi ingin segera sampai rumah dan rebahan. Wajahnya menunjukkan kalau dia benar-benar butuh tidur atau dia bisa berubah jadi beruang grizzly.
Pernah sekali ia melihat kawan-kawan Yoongi mengganggunya ketika mengantuk atau saat tidur, dan lelaki itu benar-benar buas ketika dijahili saat quality time.
Akhirnya mereka sampai dengan cepat. Yoongi baru keluarkan dompet ketika ponselnya berdering. Seseorang menelponnya dan dia memilih untuk meladeni penelpon ketimbang membayar Jimin.
Jadi Jimin menunggu sambil memeluk helm yang sudah dilepas Yoongi.
"Hyung baru pulang kerja," suaranya kecil sekali. "Dan aku benar-benar capek."
Jimin memerhatikan sekilas, Yoongi kelihatan sangat lelah. Dia jadi kasihan pada lelaki ini. Sudah kecil, kurus, pucat; dia jadi kelihatan jelek kalau seperti itu. Ah, sudahlah. Buat apa mikir kesana?
"Ya ya nanti." Yoongi matikan sambungan telpon.
Kemudian memberi lembaran uang 50 ribu untuk Jimin. Karena uangnya terlalu besar untuk ongkos 15 ribu, Jimin buka dompet cari receh untuk kembalian, tapi Yoongi menarik tangannya dan memberikan uang itu dengan guratan capek.
Jimin kaget dengan suara benturan telapak tangan mereka, dan ia takut melihat wajah Yoongi yang seperti akan meledak itu.
"Tolong jemput Taehyung."
"A-Apa?"
"Dia merusak mobilnya dan pergi tanpa pengawalan. Sekarang dia sedang makan di Enigma, kalau ongkosnya kurang bilang saja besok. Aku ngantuk."
Yoongi berkata dengan sangat cepat seperti nge-rapp dan berlalu, sedangkan Jimin gelagapan karena terlalu bingung. "K-Kak! Kok aku harus jemput dia?"
Yoongi berbalik dengan mata tertutup, "Hanya kau yang bisa diandalkan."
"Tapi Kak, itu... euu..."
Yoongi membuka ponselnya dan mengirim pesan Line kepada Jimin, "Aku mengirim kontak Line Taehyung. Hubungi saja dia untuk tahu lokasi persisnya, aku benar-benar mengantuk jadi sebaiknya jangan membantahku. Jemput dia sekarang."
"Hah? Gila apa..." gumam Jimin.
KAMU SEDANG MEMBACA
broom broom [minv]
FanficKebayang nggak bagaimana Jimin mengendarai motornya dan menjemput kamu? Siap antar kamu kemana pun mau dan memperlakukanmu seperti Yang Mulia? Tapi, bayar ya?