3.5

2.1K 304 31
                                    

Taehyung meremas jemarinya gugup. Pupil matanya bergetar karena ditatap tajam oleh lelaki di sebrang sofa. Ada rasa rindu, tapi juga takut. Teh hangat yang disuguhkan belum disentuh, dan mulai dingin tertiup angin malam.

Lelaki itu menghela, “Kau harusnya bilang.”

“Maaf, Mas.” Taehyung merengut, “Iya, sekarang aku sudah pacaran.”

“Benar menyukainya? Bukan karena pelampiasan?”

Taehyung memerah wajahnya, “Aku suka sama Jimin! dia sangat baik dan berbeda dengan banyak cowok lain yang hanya lihat wajah dan uangku. Dia tulus dan banyak membantuku, membuat jantungku berdebar kencang dan terus salah tingkah tiap bersamanya.” Ia tersenyum kecil tapi pasang wajah garang, “Jadi jangan pikir Jimin hanya pelampiasan, aku serius dengan dia.”

“Serius,” ia terkekeh. “Sudah hampir hamil kamu.”

“Mas Namjoon!”

Lelaki itu mendengus dan menyuruh Taehyung duduk di sampingnya. Kim Namjoon, sepupunya yang lain, yang sudah sukses melanglang buana menjelajah dunia model. Taehyung bahkan tidak sangka kalau cowok ini bakal tiba-tiba masuk di rumahnya. Langsung buka kamar dan lihat sesi panasnya dengan Jimin. Mau marah! Tapi Namjoon lebih mengerikan dengan mulut embernya yang mungkin akan langsung lapor pada orangtuanya.

Taehyung masuk ke pelukan Abangnya, “Rahasia! Gak boleh kasih tahu Mama sama Papa.”

“Bayarannya apa?”

“Duitmu JAUH lebih banyak ketimbang milikku!” Taehyung meninju perut Namjoon. “Sadar diri dong. Harusnya Mas yang bayarin aku makan, belanja, dan main. Sudah pulang maunya hanya tidur. Apa gunanya ada di sini? Sana menetap di Amerika saja.”

“Mulutmu mulai gatal, ya, hm?”

“Ahhrrrgh!” Taehyung menjauhkan tangan Namjoon yang mencubit mulutnya. Matanya menatap nyalang dan puluhan tonjokan di perut berotot milik Namjoon. Walau mereka sepupu, Taehyung punya perlakuan beda untuk Yongguk dan Namjoon. Walau tampak sangar, Yongguk sangat lembut dan perhatian tapi kalau Namjoon –dia sangat menjengkelkan! Lihat tingkahnya ini.

Kalau bukan karena mulut lemesnya, Taehyung mungkin tak peduli. Tapi dia juga malu, sih. Padahal tadi sudah panas-panasnya. Dia sudah pasrah dikerjai Jimin. Toh tadi Taehyung sudah keluar karena tangan Jimin. Hampir ke tahap selanjutnya tapi Namjoon malah gebrak pintunya. Dia dan seluruh anggota tubuhnya hanya bisa merusak –hancurlah pintu kamar Taehyung.

Jimin datang dengan wajah yang lebih segar, “Umm, Kak..”

“Hmmm.”

Taehyung melirik pada Namjoon dan mencubit lengannya. Ia berbisik, untuk bersikap lebih tenang dan menyambut Jimin. tetapi Namjoon tak peduli, tetap menatap Jimin dengan tajam. Sampai lelaki itu duduk, Namjoon tak lepas pandang dari Jimin. Sedangkan orang yang ditatap itu malah semakin ciut dengan mata tajam itu.

Sudah kecil, makin jadi kecil dia.

Yang paling tua berdeham. “Kamu serius dengan adikku?”

“Iya.”

Dahi Namjoon mengerut, “Tidak berpikir untuk menjawabnya?”

“Karena Saya serius.”

“Apa yang kamu suka dari anak manja ini?”

“Maaaasss!!!”

Jimin tersenyum kecil dengan rengekan Taehyung. “Sampai sekarang, Saya tidak tahu. Hanya saja, jantung Saya berisik sekali ketika bersama dia. Wajah bisa merah dan panas seperti demam. Gemetaran kalau lihat senyumnya. Bukan mau romantis, tapi begitu adanya.” Ia bisa lihat wajah pacarnya menahan senyum malu. “Mungkin karena terbiasa.”

broom broom [minv]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang