🏯Istana Ratu
Song Yi sedang bersiap-siap di dalam kamarnya. Nam Sanggung membantu Song Yi menata rambutnya karena kali ini Song Yi akan Wonsam kebesaran milik Ratu. Song Yi nampak merias wajahnya dengan apik sehingga riasannya sangat-sangat mempesona. Yeong Sanggung masuk dan mengatakan bahwa sudah tiba saatnya untuk berangkat menuju lokasi upacara. Song Yi dan Nam Sanggung mengangguk mengerti.
"Nam Sanggung, sepertinya hari ini akan menjadi hari yang menarik" kata Song Yi sambil menyunggingkan senyumannya
"Tentu saja,Jungjeon Mama." Kata Nam Sanggung sambil menundukkan kepala
Song Yi berjalan keluar kamar dengan anggun diiringi para dayang-dayangnya. Nampak Hwon, In Yeong, Ibu Suri Choi dan seluruh anggota keluarga Raja telah menunggunya di halaman istana Ratu untuk mengantarkan kepergiannya. Hwon terpukau melihat kecantikan Song Yi. In Yeong memandangi Song Yi dengan tatapan tak dapat diartikan.
"Semoga selamat sampai tujuan, Jungjeon Mama" seru seluruh dayang istana dan prajurit
"Terimakasih, aku harap kalian akan baik-baik saja di Istana. Eomma-Mama yang akan menjadi kepala Istana Dalam sementara selama aku diluar istana. Jadi, patuhilah perintah dari Eomma-Mama karena itu sama artinya dengan mematuhi perintahku. Mengerti?" Tanya Song Yi
"Mengerti, Jungjeon Mama" sahut seluruh dayang dan prajurit bersamaan
Hwon berjalan menghampiri Song Yi dan meraih kedua tangan Song Yi. Hwon lalu memeluk Song Yi dengan erat. Song Yi tersenyum dan mengelus-elus punggung suami tercintanya itu.
"Hati-hati di jalan, Jungjeon. Jangan pernah membuat masalah tanpa melibatkan aku!" Bisik Hwon dengan mesra di telinga Song Yi
"Anda juga harus hati-hati, Jeonha. Jangan sampai saya baru sampai gerbang istana anda sudah merindukan saya" balas Song Yi tak kalah mesra
Ibu Suri Choi tersenyum melihat raja dan ratu negerinya saling berbisik mesra. Namun, lain halnya dengan In Yeong. In Yeong nampak tidak suka melihat kemesraan Hwon dan Song Yi. In Yeong menatap mereka dengan tatapan tajam nan dingin. Eun Yi yang menyadari kecemburuan In Yeong hanya bisa tersenyum puas. Setelah selesai berpelukan, Song Yi diantar Hwon memasuki tandunya. Hwon sendiri yang membukakan pintu tandu untuk Song Yi dan membantunya masuk. Setelah itu, Hwon menutup tirai tandunya. Rombongan pun meninggalkan istana Ratu. In Yeong menatap kepergian Song Yi dengan raut wajah penuh kemenangan.
"Malam ini, Jeonha akan jadi milikku, Jungjeon Mama" batin In Yeong dalam hati
🌳Luar Istana
Song Yi dan rombongannya tiba di tempat upacara kain sutra. Tempat itu nampak telah disulap menjadi sebuah altar yang megah penuh dengan hiasan warna-warni. Berbagai jenis hidangan terhidang di setiap sisi altar. Banyak rakyat yang berkerumun hanya untuk menyaksikan kehadiran ratu mereka. Nam Sanggung membuka tirai tandu Song Yi. Song Yi perlahan melangkah keluar dan berdiri dengan anggun. Semua yang ada disana langsung menghormat pada Song Yi.
"Jungjeon Mama, semoga anda panjang umur!" Seru semua yang ada disana
"Terimakasih kalian semua telah menyambutku dengan sehangat ini" sahut Song Yi sambil menyunggingkan senyum manisnya
Nam Sanggung mempersilahkan Song Yi untuk menuju altar tempat dilangsungkannya upacara. Disana sudah tertata rapi semua sarana upacara. Ada ulat sutra, daun, gunting dan kain sutra tentunya. Song Yi pun mulai dengan memberi makan ulat sutra. Semua yang menyaksikan upacara ini sangat senang karena dapat melihat langsung ratu yang mereka banggakan. Usai upacara, sebuah jamuan makan diadakan di dekat lokasi upacara. Para istri menteri dan istri pejabat lainnya menghadiri jamuan itu. Nampak juga Nyonya Han yang selalu setia di samping Song Yi.
"Terimakasih karena kalian telah memenuhi undangan jamuan makan ini. Aku sangat tersanjung" kata Song Yi menyapa semua wanita terhormat itu
"Jungjeon Mama, kamilah yang seharusnya merasa tersanjung. Anda selalu memikirkan kami dan rakyat kecil. Di upacara seperti ini anda bahkan sempat membagi-bagikan makanan gratis kepada rakyat kecil. Anda sangat bermurah hati, Mama" puji salah seorang istri menteri sambil menoleh ke arah rakyat yang makan dengan lahap
Song Yi pun mempersilahkan semuanya untuk mulai makan. Suasana disana sangatlah akrab. Mereka bercengkerama layaknya keluarga. Song Yi merasa sangat terhibur akan kehangatan ini.
🏯Paviliun Teratai
Malam hari telah tiba. In Yeong sedang bersiap-siap untuk mengunjungi Hwon di Daejeon. In Yeong merias wajahnya secantik mungkin dan menata rambutnya agar terlihat indah. In Yeong juga mengenakan hanbok yang agak transparan dengan harapan ia bisa menggoda Hwon. In Yeong lalu beralih menatap sebuah mangkuk yang berisi cairan berbau herbal. Itu adalah obat kesuburan yang diberikan oleh Nyonya Hong. In Yeong tersenyum lalu meminum obat itu hingga habis. Setelah selesai bersiap-siap, In Yeong bergegas menuju Daejeon.
🏯Daejeon
In Yeong telah tiba di Daejeon. Semua dayang dan kasim yang bertugas disana memberi hormat pada In Yeong. Nampak di belakang In Yeong, Eun Yi membawa sebuah teko teh yang ternyata telah dicampur obat perangsang dan obat pemabuk. Seorang kasim membukakan pintu untuk In Yeong. In Yeong berjalan dengan senyum penuh kemenangan memasuki Daejeon. Sesampainya di dalam, ia melihat Hwon sudah tidur. Nampak selimut menutupi tubuh Hwon sepenuhnya. In Yeong tersenyum senang dan mulai melakukan aksinya.
"Jeonha, salam hormat saya untuk anda. Maaf saya mengganggu anda malam-malam begini. Saya datang kesini hanya untuk mengajak anda minum teh dan menemani anda di malam yang dingin ini. Saya harap anda menerima ajakan saya" ucap In Yeong sambil menatap ke arah tempat tidur Hwon
Tak ada jawaban sama sekali. In Yeong mengira Hwon tidur terlalu lelap. Hingga ia memutuskan untuk membangunkan Hwon dengan cara lain. In Yeong mulai mendekati tempat tidur Hwon dan menyingkap selimut yang menutupi tubuh Hwon. In Yeong ternganga! Ternyata tidak ada Hwon, yang ada hanyalah dua buah guling tidur Hwon. In Yeong benar-benar kesal dengan semua ini. Ia mengepalkan kedua tangannya dan bergegas keluar untuk bertanya pada para dayang.
"Kemana Jeonha pergi? Mengapa beliau tidak ada di kamarnya?" Tanya In Yeong gusar
"Maafkan kami, Mamanim. Jeonha tidak ada keluar kamar sama sekali sejak tadi. Jadi kami tidak tahu keberadaan Jeonha, Mamanim. Maafkan kami, Mamanim" sahut seorang dayang
"Jika begitu cepat kau cari Jeonha! Jangan sampai Jeonha ada dalam bahaya! Jika jeonha dalam bahaya, lehermulah yang pertama kali akan kupenggal!" Perintah In Yeong
In Yeong benar-benar murka dengan hal ini. Ini sungguh memalukan. Tanpa In Yeong sadari, ternyata Ibu Suri Choi memerhatikannya dari jauh. Senyum senang terukir di bibir ibu Suri Choi.
Flashback :
Setelah Ibu Suri Choi mengetahui rencana busuk In Yeong yang akan menjebak Hwon agar ia bisa memiliki keturunan Raja, ibu suri Choi segera membuat rencana. Ibu Suri Choi langsung menemui Song Yi dan menyampaikan apa yang ia dengar dari Paviliun Teratai. Song Yi terkejut! Lalu ibu suri Choi mengatakan rencananya. Ibu suri Choi akan meminta Hwon untuk menemui Song Yi di malam festival usai upacara kain sutra. Namun, Hwon akan pergi secara rahasia. Song Yi pun diminta pura-pura terkejut ketika Hwon menemuinya nanti. Setelah itu, ibu suri Choi menemui Hwon dan mengatakan permintaannya. Hwon tentu saja sangat senang dan langsung menyanggupinya. Dan langkah yang terakhir, ibu suri Choi meminta semua staf Daejeon untuk bungkam mengenai kemana perginya Hwon terutama pada In Yeong dan Menteri Jang. Ibu Suri Choi ingin melihat reaksi kekecewaan In Yeong ketika rencana busuknya tidak berhasil terlaksana.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Moon and The Sun II [COMPLETED]
Исторические романыJanuary, 2018 "Maafkan aku, Song Yi-ah. Aku telah dibutakan selama ini oleh kegelapan. Sekali lagi, maafkan aku" ucap seorang pria dewasa berjubah kerajaan warna merah dengan sulaman naga emas di beberapa sisinya. "Jeonha...." lirih Song Yi sambil b...