Bab 35

715 35 6
                                    

🏘Rumah Shaman Moon

Shaman Moon sedang melakukan puja di halaman rumahnya. Tiba-tiba, 2 orang wanita mengenakan Jang-ot hitam masuk ke halaman rumahnya. Shaman Moon bingung siapa kedua wanita iti. Setelah kedua wanita itu membuka jang-ot mereka, Shaman Moon sangat terkejut.

"Hee Bin Mama!" Seru Shaman Moon sambil menunduk hormat

"Lama tak berjumpa, Shaman Moon" ucap In Yeong

"Jika saya boleh tahu, apa tujuan Hee Bin Mama datang kemari?" Tanya Shaman Moon

"Sebelum aku bicara, apa kau tidak akan mengundangku masuk?" Tanya In Yeong

"Silahkan masuk, Mama" kata Shaman Moon dengan sopan

Setelah mereka berdua duduk di dalam, In Yeong mengamati kediaman Shaman Moon. Sungguh kediaman khas seorang shaman. Dupa dan lonceng dimana-mana. Bau kemenyan bertebaran dimana-mana.

"Apa yang bisa saya bantu untuk anda, Mama?" Tanya Shaman Moon lagi

"Sepertinya kau bukan orang yang suka berbasa-basi. Baiklah, aku juga tak akan berbasa-basi. Aku akan meminta bantuan kekuatan shamanmu untuk membuat Jusang Jeonha melupakan dan membenci Pyebi. Aku ingin membuat hanya akulah yang dicintai Jusang Jeonha" ucap In yeong

"Maafkan hamba, Mama. Jika hamba boleh tahu, apakah alasan Mama ingin melakukan hal itu pada Pyebi?" Tanya Shaman Moon berusaha menyembunyikan keterkejutannya

"Aku membencinya. Selama ini, Jeonha hanya perduli dengannya. Aku bahkan sudah berusaha membunuhnya, tapi tetap saja sia-sia. Karena aku rasa pembunuhan belum cukup untuk menghapus dirinya dari hati Jeonha, maka aku terpaksa harus menggunakan jalan pintas seperti ini" ucap In Yeong

Shaman Moon sangat tak menyangka In Yeong bisa melakukan hal buruk seperti ini kepada Ratu yang dicintai masyarakat. Shaman Moon bingung harus berbuat apa. Di satu sisi, ia tak ingin menyakiti Song Yi karena tak salah apa-apa. Namun di satu sisi, jika ia menolak maka nyawanya lah yang akan terancam.

"Baiklah, Mama. Namun ada persyaratan yang harus anda lakukan" kata Shaman Moon

"Apa itu?" Tanya In Yeong

"Setiap malam bulan purnama anda harus memakan ayam hitam hidup-hidup sebanyak 3 ekor. Itu harus dilakukan secara rutin karena jika tidak kekuatan sihir akan menghilang selamanya dan walaupun anda mencoba mengguna-guna Jeonha lagi, tidak akan berhasil. Dan semua ini harus dilakukan di tempat Jeonha tinggal" ucap Shaman Moon

"Apa? Makan ayam hidup? Tidak. Aku tidak bisa!" Tolak In Yeong tegas

"Maafkan hamba, Mama. Jika anda tidak bisa sayapun tidak bisa melakukan apa-apa. Hanya itu yang bisa saya lakukan" kata Shaman Moon

"Baiklah, baiklah. Aku akan melakukannya. Aku akan memakan ayam hidup setiap malam bulan purnama sebanyak 3 buah. Dan kau, harus membuat Jeonha hanya mencintaiku. Jika itu tidak terjadi, maka nyawamu taruhannya. Mengerti?" Ucap In yeong

"Ya, Mama. Saya mengerti" sahut Shaman Moon

Setelah kepergian In Yeong, Shaman Moon terduduk di ruangannya. Ia benar-benar tertekan harus melakukan hal ini. Tanpa disadari, Shaman Moon meneteskan air mata.

"Maafkan hamba, Jungjeon Mama. Hamba terpaksa melakukan ini. Namun, percayalah pada hamba. Sebagai kompensasinya, hamba akan melindungi anda dan anak yang dikandungan anda bagaimanapun caranya" batin Shaman Moon

🏯Daejeon

Malam ritual pun dimulai. In Yeong sudah ada di sebuah kamar kosong yang ada di Daejeon. Nampak juga Shaman Moon disana yang telah siap dengan peralatan shamannya. Tanpa menunggu lagi, In Yeong segera mulai memakan ayam itu hidup-hidup. Awalnya In Yeong merasa jijik, tapi lama kelamaan In Yeong terbiasa. Eun Yi dan Shaman Moon ngeri melihat apa yang dilakukan In Yeong.

The Moon and The Sun II [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang