Bab 20

616 28 0
                                    

⛩Qing

Rombongan In Yeong telah sampai di Qing. Mereka akan tinggal di sebuah rumah yang telah dipersiapkan oleh utusan Joseon di Qing. In Yeong keluar dari tandu dan tersenyum lebar. Seorang pria paruh baya yang nampaknya pengurus rumah itu tergopoh-gopoh keluar untuk menyambut kedatangan In Yeong.

"Selamat datang, Jang Sanggung Mamanim! Senang menerima kehadiran anda disini" kata pria paruh baya itu sembari membungkuk hormat

"Terimakasih telah menyambutku. Ohya, apakah orang itu sudah di dalam?" Tanya In Yeong

"Sudah, Mamanim. Mari saya antar ke ruangan anda. Beliau sudah menunggu anda di dalam" ucap pria paruh baya itu sambil mempersilahkan In Yeong memasuki ruangannya

In Yeong masuk ke ruangan yang dimaksud. Sesampainya di dalam, In Yeong tersenyum lebar ketika melihat pria itu. Pria itu lalu membungkuk hormat kepada In Yeong. Jika dilihat dari wajahnya, diperkirakan umurnya sekitaran akhir lima puluhan.

"Apa kau sudah lama menunggu?" Tanya In Yeong

"Saya tidak apa-apa lama menunggu karena anda adalah tamu kehormatan disini" sahut Tabib yang bernama Tabib Lu ini

"Baiklah, kalau begitu. Ohya kau sudah tahu apa yang harus kau lakukan disini, bukan?" Tanya In Yeong to the point

"Sudah, Mamanim. Seorang utusan dari ayah anda telah mengirim surat kepada hamba beberapa hari lalu." Jawab Tabib Lu dengan sopan

"Kau tentu tahu, klan Jang adalah klan yang sangat perfeksionis. Jadi, aku harap tidak ada kekacauan dalam rencana ini." Kata In Yeong

"Saya akan berusaha melakukan yang terbaik untuk anda, Mamanim" sahut Tabib Lu dengan sopan.

"Ini uang dan kwitansi pembayarannya. 10.000 nyang. Apakah itu cukup?" Tanya In Yeong sambil menatap mata Tabib Lu

"Sangat cukup, Mamanim. Terimakasih atas kemurahan hati anda" sahut Tabib Lu sambil menerima uang dan kwitansi itu

🏯Taman Istana

Putri Na Ra, Nam Gil dan Yi Hyeon sedang bermain bersama. Mereka memutuskan untuk bermain petak umpet. Untuk giliran pertama, Putri Na Ra yang mendapat giliran jaga. Secepat mungkin, Nam Gil dan Yi Hyeon berpencar untuk mencari tempat sembunyi. Putri Na Ra menghitung dari satu sampai sepuluh. Setelah selesai menghitung, Putri Na Ra mencari tempat persembunyian Yi Hyeon dan Nam Gil.

"Ketemu kau!" Seru Putri Na Ra pada Nam Gil yang tidak mengetahui kehadiran Putri Na Ra di belakangnya

"Kenapa kakak cepat sekali menemukan keberadaanku? Padahal aku sudah bersembunyi di semak-semak" gerutu Nam Gil

"Mudah saja! Kau terlalu berisik untuk melakukan persembunyian! Ayo ikut aku mencari Yi Hyeon!" Kata Putri Na Ra sambil mulai mencari Yi Hyeon

Tak lama kemudian, mereka telah menemukan Yi Hyeon yang bersembunyi dibalik pilar istana. Kini, giliran Nam Gil yang jaga karena ialah yang pertama kali ditemukan tadi. Nam Gil menghitung satu sampai sepuluh sedangkan Na Ra dan Yi Hyeon mencari tempat sembunyi. Yi Hyeon masuk ke semak-semak, sedangkan Na Ra bersembunyi dibalik pagar taman yang cukup jauh dari lokasi permainan. Tiba-tiba, tanpa Na Ra ketahui, ada seseorang yang menutup mulut dan hidung Na Ra dengan saputangan yang telah diisi obat bius. Otomatis Na Ra pingsan. Orang tak dikenal itu lalu membawa Na Ra pergi dengan memasukkannya ke dalam karung. Sementara di lokasi permainan, Nam Gil yang sudah menemukan Yi Hyeon kebingungan mencari Na Ra. Mereka berdua mencari Na Ra ke seluruh penjuru istana tapi tidak ditemukan sama sekali.

"Jeoha, bagaimana ini. Kakak tidak ditemukan" kata Nam Gil dengan cemas

"Aku juga tidak tau, Nam Gil. Jika kakak tidak ditemukan, apa yang akan kita katakan pada paman Hyun? Aku takut paman akan marah pada kita" kata Yi Hyeon dengan nada cemas khas anak-anak

Akhirnya, setelah lelah mencari mereka memutuskan untuk melapor pada Song Yi. Song Yi yang mendengar laporan itu sangat kaget. Ia segera memerintahkan Nam Sanggung untuk meminta bantuan para gungnyeo dan pengawal istana untuk mencari keberadaan Putri Na Ra.

🏘Kediaman Pangeran Hyun

Pangeran Hyun terkejut mendengar kabar bahwa sang anak menghilang. Hye Song, sang istri, juga tak kalah terkejutnya. Hye Song menangis saking paniknya. Pangeran Hyun dan Hye Song segera bersiap-siap untuk mencari keberadaan Na Ra. Tiba-tiba, ketika akan keluar dari kamar, sebuah panah melesat dan menancap di pilar kayu rumah Pangeran Hyun. Pangeran Hyun dan Hye Song terkejut karenanya. Pangeran Hyun lalu mencabut panah itu. Ternyata panah tersebut berisi pesan.

"Kau tau, jika ikut campur dengan urusan orang lain, maka tentu akan ada akibatnya. Carilah anak kesayanganmu! Kau akan tahu siapa aku, ketika kau sudah menemukannya. Anakmu ada di Uiju"

Hyun meremas lembaran kertas yang berisi pesan itu. Hyun tahu ini pasti Menteri Jang dibalik semua ini karena Menteri Jang pasti merasa terancam karena Hyun telah mengetahui korupsi yang sering dilakukan oleh Menteri Jang. Hyun memukul tembok untuk melampiaskan kemarahannya. Hye Song buru-buru keluar untuk melihat apa yang terjadi.

"Daegam, ada apa? Mohon tenanglah" tanya Hye Song dengan cemas

"Na Ra ada di Uiju. Dia diculik. Aku harus segera mencarinya" sahut Hyun sambil bergegas mengemas barangnya

"Aku ikut" kata Hye Song sambil menahan lengan Hyun

"Tidak, istriku. Kau tetap tinggal disini. Tunggu aku dan Na Ra kembali dari Uiju. Percayalah semua akan baik-baik saja" kata Hyun berusaha menenangkan sang istri

Hye Song terpaksa menuruti kata-kata Hyun. Hyun segera bergegas menggendong tasnya dan menaiki kudanya untuk menuju Uiju. Hyun juga membawa sebuah pedang untuk menjaga keselamatan diri dan sang anak. Kuda Hyun berlari cepat menembus hiruk pikuk ibukota.

🌳Gudang Uiju

Para penculik Putri Na Ra sudah sampai di Uiju. Mereka lalu membawa Putri Na Ra yang tersembunyi di dalam karung masuk ke sebuah gudang. Disana mereka mendudukkan Putri Na Ra dan mengikatnya dengan erat. Mulut Putri Na Ra disumpal dengan kain. Menteri Jang masuk dan memuji keberhasilan para penculik.

"Kerja bagus. Kalian akan kubayar lebih" seru Menteri Jang sambil bertepuk tangan

"Terimakasih, Tuan" sahut para penculik itu sambil membungkuk hormat lalu keluar dari dalam gudang.

Menteri Jang lalu beralih menatap Putri Na Ra yang diikat di kursi. Putri Na Ra berusaha berteriak tapi suaranya tidak bisa keluar karena mulutnya disumpal kain. Menteri Jang menertawakan Putri Na Ra.

"Anak manis, kau tahu? Semua yang terjadi padamu saat ini adalah kesalahan ayahmu. Jika ayahmu tidak ikut campur urusanku maka sekarang kau pasti masih bermain bersama teman-teman bodoh mu itu. Kasihan sekali nasibmu" kata Menteri Jang sambil menatap Putri Na Ra dengan tatapan mengejek

Menteri Jang lalu mengambil sebuah belati dari balik bajunya. Tanpa pikir panjang, Menteri Jang merobek baju Putri Na Ra hingga compang-camping. Putri Na Ra menangis ketakutan atas perbuatan Menteri Jang.

"Aku bisa melakukan hal yang lebih mengerikan dari ini! Maka dari itu, jika ayahmu tidak datang menemuiku untuk mencarimu, maka kupastikan nyawamu taruhannya!" Ucap Menteri Jang sambil menjambak rambut Putri Na Ra

Putri Na Ra meringis kesakitan karena Menteri Jang menjambaknya dengan sangat keras. Menteri Jang lalu keluar dari gudang itu lalu mengunci semua pintu dan jendela gudang itu. Putri Na Ra menangis dalam diam meratapi nasibnya yang buruk. Putri Na Ra sangat ketakutan atas semua ini.

The Moon and The Sun II [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang