🏯Istana Ratu
Sehari setelah pengadilan kasus In Yeong, Song Yi memutuskan untuk mengunjungi In Yeong di Gyotaejeon. Walaupun In Yeong sudah terbukti bersalah dan akan segera dihukum, Song Yi merasa ia harus menyelesaikan masalahnya secara pribadi dulu dengan In Yeong. Song Yi datang dengan ditemani Nam Sanggung. Song Yi datang dengan mengenakan hanbok bangsawan biasa namun terlihat elegan saat ia mengenakannnya. Sesampainya di Gyotaejeon, Song Yi meminta ijin untuk bertemu In Yeong. Awalnya, para sanggung di Gyotaejeon ragu untuk mengijinkannya, tapi karena Song Yi memohon mereka akhirnya mengijinkannya. Song Yi masuk ke dalam dan melihat kondisi In Yeong. In Yeong nampak rapuh. Ia bahkan belum berganti pakaian menggunakan pakaian Ratu. Ia masih mengenakan hanbok putih untuk tidur. Rambutnya sangat berantakan. Wajahnya pucat dan terdapat lingkaran hitam di bawah matanya. Song Yi lalu duduk di hadapan In yeong. In Yeong yang melihat kehadiran Song Yi langsung terperanjat.
"Mau apa kau kesini?!" Pekik In Yeong
"Saya datang kesini untuk mengucapkan salam saya kepada anda, Jungjeon Mama. Selama ini saya belum sempat memberikan salam saya kepada anda karena saya hidup di luar istana" kata Song Yi
"Aku tidak butuh salam dan penghormatanmu!" Pekik In Yeong lagi
"Saya juga tidak memaksa anda menerima salam dan penghormatan saya. Saya juga kesini untuk menyelesaikan masalah pribadi diantara kita" kata Song Yi sambil menatap In Yeong
"Apa yang ingin kau selesaikan? Katakan! Aku tidak suka kediamanku diinjak olehmu!" Ucap In Yeong
"Saya hanya ingin bertanya mengapa anda melakukan semua ini pada saya dan keluarga saya. Anda tahu? Anda bahkan merengut nyawa ayah saya. Jika anda memiliki dendam pada saya, mengapa tidak hanya saya saja yang anda jahati? Mengapa sampai orang-orang yang saya sayangi anda jahati juga?" Tanya Song Yi
"Diam kau, brengsek!!" Teriak In Yeong sambil melempar buku yang ada di dekatnya ke arah Song Yi
In Yeong lepas kendali. Ia melemparkan pecahan guci dan pecahan cermin ke arah Song Yi. Song Yi berusaha melindungi wajahnya dari serangan itu dan alhasil tangannya menjadi korban. Tangan Song Yi tertancap beberapa pecahan cermin dan terluka. In Yeong lalu menangis sesenggukan.
"Aku minta maaf, Song Yi-ah. Aku tahu aku sangat jahat. Sisakanlah sedikit tempat di hatimu untuk memaafkan aku dan keluargaku. Aku buta karena cintaku pada Jeonha! Kau tahu? Jeonha selalu mencintaimu, ia selalu melihatmu dan selalu mengutamakanmu. Bahkan, melirikku sedikit saja tak pernah. Aku sangat iri kepadamu. Aku juga ingin menjadi pendamping Jeonha. Aku ingin menjadi orang yang dicintainya. Maka dari itu aku berbuat sekeji ini. Aku minta maaf telah berbuat jahat kepadamu" ucap In Yeong sambil menangis
Song Yi ternganga mendengar penjelasan In Yeong. Ia berpikir selama ini In Yeong hanya menginginkan kekuasaan Ratu saja, tapi ternyata niat sebenarnya dari In Yeong adalah cinta Hwon. Song Yi tak sanggup lagi membendung air matanya dan ia menangis. Ia mendekat ke arah In Yeong dan menangis.
"Saya mengerti perasaan anda, Mama. Namun, saya mohon kita akhiri permusuhan kita sampai disini. Agar kita bisa hidup damai. Anggap saja hari ini saya menawarkan persahabatan pada anda" kata Song Yi sambil memeluk In Yeong erat
"Ternyata benar kata pepatah. Orang yang paling dekat dan paling mengerti kita adalah orang yang menjadi musuh kita. Terimakasih telah memaafkanku. Aku juga ingin minta tolong kepadamu, sampaikan permohonan maafku dan keluargaku kepada ayahmu. Aku benar-benar menyesali semuanya" ucap In Yeong sambil melepaskan pelukannya
"Tentu saja, Mama" sahut Song Yi sambil menatap In Yeong
"Dan satu lagi, terimakasih telah menawarkan persahabatan ini kepadaku. Aku merasakan kelegaan dan kedamaian luar biasa hari ini. Terimakasih, Song Yi-ah" ucap In Yeong yang kemudian memeluk Song Yi lagi.
🏯Istana Dalam
Hyeon senang Yeon Hee dan Song Yi berkunjung ke istana. Hyeon berencana mengajak Yeon Hee berkeliling untuk melihat-lihat istana dalam sementara Song Yi menyelesaikan urusannya di Gyotaejeon. Yeon Hee tentu saja sangat antusias dengan ajakan Hyeon. Hyeon menjelaskan satu persatu gedung yang mereka jumpai.
"Ini adalah Donggungjeon. Tempat seorang Seja tinggal. Aku tinggal disini. Jadi, jika nanti kau merindukanku datanglah kemari" kata Hyeon sambil menunjuk ke arah Donggungjeon
"Ini adalah Gyotaejeon. Tempat Jungjeon Mama tinggal. Dulu, Eomma-Mama kita tinggal disini" kata Hyeon sambil menunjuk ke arah Gyotaejeon
"Ini adalah Daejeon. Tempat Aba-Mama tinggal dan bekerja" kata Hyeon sesampainya mereka di depan pintu masuk Daejeon
"Yeon Hee-ya! Seja!" Seru Hwon yang tiba-tiba datang entah dari mana
"Aba-Mama!" Seru Hyeon dan Yeon Hee berbarengan
"Yeon Hee-ya, mengapa kau bisa ada disini? Apakah kau bersama ibumu kemari?" Tanya Hwon
"Iya, Aba-Mama. Saya bersama Eomma-Mama kemari. Eomma-Mama berkata bahwa ia sedang ada urusan di Gyotaejeon. Sementara Orabeoni mengajak saya keliling melihat-lihat istana" sahut Yeon Hee
"Apa? Eomma-Mama mu ke Gyotaejeon? Astaga. Baiklah, ayo kita masuk ke Daejeon. Kita tunggu Eomma-Mama kalian selesai dari urusannya. Ayo!" Ajak hwon sambil merangkul kedua anaknya
Yeon Hee dan Hyeon mengikuti Hwon ke Daejeon. Hwon sebenarnya cemas akan Song Yi yang mengunjungi Gyotaejeon. Ia takut Song Yi terluka. Lagipula Song Yi itu bodoh atau bagaimana, bisa-bisanya ia datang ke kandang musuh. Membuat orang khawatir saja!
🏯Daejeon
Ketika Song Yi menyelesaikan urusannya di Gyotaejeon, Song Yi langsung dihampiri oleh Eun Yi selaku sanggung Daejeon. Eun Yi membawa pesan dari Hwon untuk memanggil Song Yi ke Daejeon. Eun Yi juga mengatakan Hyeon dan Yeon Hee ada di Daejeon. Song Yi mengerti dan langsung bergegas ke Daejeon. Sesampainya di Daejeon, nampak Hwon sudah menunggunya di taman. Hwon yang khawatir pada Song Yi langsung bergegas menghampiri Song Yi.
"Anak nakal! Apa kau bodoh? Mengapa kau datang ke Gyotaejeon? Apa kau tidak tahu itu kandang musuh? Apa kau ingin mengantarkan nyawamu? Bagaimana jika mereka mencelakaimu?" Kata Hwon cemas
"Tidak, sama sekali tidak, Jeonha. Saya-.." ucapan Song Yi terpotong
"Tanganmu! Tanganmu luka! Pasti Jungjeon yang membuatmu terluka kan? Kau ini sangat bodoh! Lihat! Kau terluka sekarang!" Ucap Hwon setelah melihat tangan Song Yi dibalut perban akibat pecahan cermin yang dilempar In Yeong tadi
"Tidak apa-apa, Jeonha. Ini hanya luka kecil" sahut Song Yi
"Katakan padaku. Apa tujuanmu kesana? Kau tahu? Aku terkejut melihat Yeon Hee disini dan lebih terkejut lagi ketika ia mengatakan bahwa kau ada urusan di Gyotaejeon. Aku berpikir kau sudah sinting" ucap Hwon frustasi
"Jeonha sayang, dengarkan cerita saya ya. Jangan khawatir pada saya dengan berlebihan. Nanti ketampanan anda hilang" kata Song Yi berusaha merayu Hwon
"Jangan merayuku! Itu tidak mempan! Cepatlah katakan apa yang kau lakukan disana!" Ucap Hwon
"Saya kesana hanya untuk menyelesaika permasalahan kami secara pribadi. Memang Jungjeon sudah terbukti bersalah secara hukum, tapi saya rasa saya perlu menyelesaikan masalah ini secara pribadi juga agar kami sama-sama lega. Anda tahu? Jungjeon begini karena cinta. Beliau buta karena cinta. Beliau mencintai anda, Jeonha. Maka dari itu beliau melakukan segala cara demi ada di samping anda" jelas Song Yi
"Astaga. Tapi jika dia mencintaiku bukan seperti itu caranya. Caranya seperti orang gila yang sangat terobsesi akan sesuatu" sahut Hwon
"Itulah keajaiban cinta, Jeonha. Anda tidak boleh menyalahkan rasa cinta yang beliau punya kepada anda. Hargailah cinta itu walaupun anda tidak bisa memberi hati anda padanya. Saya yakin jika beliau bisa memilih, beliau pasti memilih untuk tidak jatuh cinta pada anda" balas Song Yi
"Song Yi-ah, terima kasih kau sudah sebijaksana ini. Terimakasih sudah berbesar hati memaafkan, In Yeong. Aku sungguh beruntung memilikimu. Maafkan aku selama ini" ucap Hwon sambil menggenggam kedua tangan Song Yi
"Ini semua karena cinta saya pada anda, Jeonha. Beginilah cara saya mencintai anda" ucap Song Yi sambil mengecup singkat bibir Hwon
"Terimakasih telah mencintaiku" sahut Hwon sambil memeluk Song Yi dengan erat.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Moon and The Sun II [COMPLETED]
Historical FictionJanuary, 2018 "Maafkan aku, Song Yi-ah. Aku telah dibutakan selama ini oleh kegelapan. Sekali lagi, maafkan aku" ucap seorang pria dewasa berjubah kerajaan warna merah dengan sulaman naga emas di beberapa sisinya. "Jeonha...." lirih Song Yi sambil b...