Bab 10

652 42 1
                                    

🏯Istana Ratu

Waktu telah menunjukkan pukul 2 dini hari. Penjagaan di Istana Ratu sedikit kendor dikarenakan sebagian prajurit beristirahat. Hanya ada sekitar 10 orang prajurit saja yang mengamankan Istana Ratu. Song Yi, Nam Sanggung dan semua dayang sudah terlelap dalam istirahat malam mereka. Tiba-tiba, sebuah pisau terbang beracun menancap di dada seluruh prajurit yang berjaga. Dengan mudahnya mereka tumbang dan tak sadarkan diri. Dari arah pintu masuk Istana Ratu terlihat seorang yang mengenakan seragam biro penyelidik namun ditutupi jang-ot dan cadar hitam untuk menutupi mulutnya. Ia berjalan mengendap-endap dan memberi perintah pada orang-orang yang melemparkan pisau terbang tadi. Orang-orang itu nampak sudah siap dengan jerami di tangan mereka. Setelah usai menerima perintah, orang-orang itu segera menyusun jerami untuk mempermudah insiden kebakaran. Selang beberapa menit, 2 orang pria berpakaian hitam juga masuk membawa obor. Mereka lalu membakar Istana Ratu. Orang yang mengenakan seragam biro penyelidik adalah In Yeong! In Yeong melepas cadarnya dan memerintahkan orang-orang itu pergi dari istana secepat mungkin. In Yeong bersembunyi sebentar di balik pilar bangunan. Tak lama kemudian terdengar teriakan dari dalam istana Ratu.

"Tolong..tolong!! Ada kebakaran!" Pekik seluruh penghuni istana Ratu di ambang pintu kamar mereka

"Ada apa ini?! Astaga!!" Pekik Song Yi yang terkejut melihat kobaran api di istananya

Para staf istana yang lainnya mulai mengerubuti istana Ratu. Mereka sangat ketakutan jika ada sesuatu hal buruk terjadi pada Ratu mereka. Yeong Sanggung juga ada disana dan memerintahkan mereka semua mencari air untuk memadamkan api. In Yeong keluar dari balik persembunyiannya dan bergegas lari menuju Istana Ratu.

"Jungjeon Mama!" Seru In Yeong bak superhero menerobos api yang mengelilingi Istana Ratu

"Nain Jang!" Pekik Song Yi sambil berurai air mata

"Ikut dengan saya! Saya akan membawa anda keluar dari sini!" Ucap In Yeong sambil merangkul Song Yi dan membawanya keluar dari kobaran api

Song Yi pun berhasil diselamatkan. Nam Sanggung yang sudah selamat lebih dulu dapat bernapas lega melihat Song Yi baik-baik saja. Song Yi menangis dan memeluk Nam Sanggung. Tak lama kemudian, Hwon datang dengan wajah paniknya. Ia segera berlari ke arah Song Yi dan memeluknya erat-erat.

"Jungjeon, syukurlah kau tidak apa-apa. Aku sangat takut jika sesuatu yang buruk terjadi padamu. Aku tidak tau bagaimana melanjutkan hidup tanpamu" ucap Hwon sambil menangis memeluk Song Yi

"Hamba tidak apa-apa, Jeonha. Mohon tenanglah" kata Song Yi sambil mengelus-elus punggung Hwon

In Yeong melihat kemesraan Hwon dan Song Yi dengan hati panas. Ia sangat geram melihat hal itu. Jika ia tidak di istana, sudah pasti ia akan memukul Song Yi hingga nyawa melayang.

"Maafkan hamba, Jeonha. Jika hamba terlambat sedikit saja menyelamatkan Jungjeon Mama, hamba pantas dihukum mati" ucap In Yeong pura-pura merasa bersalah

"Oh, jadi kau yang menyelamatkan Jungjeon? Terimakasih banyak, Nain Jang" ucap Hwon tersenyum simpul lalu mengalihkan perhatiannya kembali pada Song Yi

Song Yi dapat melihat perubahan raut wajah In Yeong karena respon Hwon sangat minim. Song Yi berusaha menyembunyikan perasaannya agar tidak membuat perselisihan baru. Bagaimanapun juga, In Yeong telah menyelamatkan nyawanya.

"Nain Jang, terimakasih atas pertolonganmu. Aku berhutang budi padamu. Jika kau berkenan, esok siang datanglah ke istana sementaraku hingga Istana Ratu selesai direnovasi. Aku ingin menjamu dirimu sebagai penghargaanku" kata Song Yi sambil tersenyum lembut

"Tentu saja saya akan datang, Mama. Sebuah kehormatan untuk saya " sahut In Yeong sambil menunduk hormat

🌳Luar Istana

Orang-orang yang membakar Istana Ratu telah berhasil meloloskan diri dari istana. Mereka berpencar agar tidak ada yang mengikuti. Ketika sampai di jalan yang cukup sepi, orang yang ternyata pemimpin dari pembakar Istana Ratu dihadang oleh seseorang berpakaian serba hitam. Si ketua pembakar Istana Ratu bisa langsung menebak bahwa orang yang dihadapannya adalah seorang perempuan yang berpakaian laki-laki dan bercadar hitam. Perempuan itu langsung mengeluarkan pedangnya dan langsung melumpuhkan si ketua dengan mudah. Si ketua mengaku kalah dan menyerahkan diri. Perempuan itu meminta si ketua mengikuti dirinya. Tak lama kemudian, mereka masuk ke sebuah rumah kecil yang cukup jauh dari keramaian. Hanya rumah itu saja yang ada disana. Rumah itu dikelilingi pohon pinus yang tinggi. Perempuan itu mengajak si ketua masuk. Setelah mereka berdua duduk berhadapan, perempuan itu membuka cadarnya dan ternyata ia adalah Eun Yi!

"Senang bertemu denganmu, Go Jang Mo" ucap Eun Yi sambil melipat cadarnya dengan rapi

"Kau...kau..Yoon Eun Yi..bagaimana bisa.." si pemimpin yang ternyata bernama Go Jang Mo kehabisan kata-kata.

"Apa kau masih mengingatku?" Tanya Eun Yi sambil menuangkan teh ke cawan Jang Mo

"Tentu. Selama ini aku mencarimu ke penjuru Joseon. Tapi aku tidak pernah menemukanmu. Dan hari ini, kau tiba-tiba muncul di hadapanku. Aku senang sekali" kata Go Jang Mo dengan senyum sumringah

"Aku juga mencarimu kesana kemari. Namun aku tidak menemukanmu. Hingga aku memutuskan menjadi pelayan di dalam Rumah Jang Byeon Su" kata Eun Yi

"Apa? Tapi mengapa aku tidak pernah melihatmu disana?" Tanya Jang Mo

"Aku sengaja menyembunyikan diriku darimu untuk menentukan langkah apa yang harus kuambil selanjutnya" kata Eun Yi

"Maksudmu?" Tanya Jang Mo tidak mengerti

"Jang Byeon Su, dialah orang yang menyebabkan kedua orang tua kita meninggal karena kerakusannya. Ia menginginkan ladang jagung keluargaku dan ladang singkong keluargamu maka dari itu ia membunuh kedua orang tua kita. Syukurnya saat itu kita sedang bermain di luar rumah sehingga ia tidak menemukan kita. Namun, aku sangat bersyukur pada Tuhan karena membuatku melihat dengan mata kepalaku sendiri siapa Jang Byeon Su sebenarnya. Saat itu, aku kembali ke rumah untuk mengambil kue manis yang akan kubagikan pada kalian. Dan disaat itulah aku melihat Jang Byeon Su dengan bengisnya menebas leher kedua orang tua kita beserta para pekerja yang lainnya. Ketika aku ingin kabur untuk memberi tahumu, sialnya seorang pengawalnya melihat kehadiranku dan langsung mengejarku. Mereka mengejarku hingga ke seluruh pelosok Joseon. Akupun diselamatkan oleh seorang gisaeng. Lalu beberapa tahun kemudian, aku kembali kesini untuk membalaskan dendamku padanya. Semuanya aku mulai dengan menjadi pelayan kepercayaannya di rumahnya sendiri agar aku mengetahui setiap seluk beluk kejahatan yang ia lakukan. Awalnya aku berusaha sabar menghadapi keserakahannya, namun sekarang sudah tidak bisa ditolerir lagi. Ia ingin menyingkirkan Jungjeon Mama demi memasukkan In Yeong ke istana dalam" tutur Eun Yi

"Apa?! Jadi Jang Byeon Su dalang dibalik kematian orang tua kita? Aku akan menebas lehernya sekarang juga!" Ucap Jang Mo dengan geram

"Tunggu, Jang Mo! Jangan gegabah! Jika ia mati sekarang maka itu sangat mudah untuknya. Kita harus membuatnya tersiksa secara perlahan" kata Eun Yi dengan tatapan tajamnya.

"Baiklah, aku setuju denganmu. Aku akan selalu ada di pihakmu dan mendukung semua rencana ini" kata Jang Mo dengan mantap.

The Moon and The Sun II [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang