🏘Kediaman Pribadi Raja
Langit Joseon sudah menggelap pertanda waktu sudah menunjukkan malam hari. Saat ini, Hwon sedang berkunjung ke kediaman pribadi raja dimana tempat Song Yi tinggal. Hwon berencana menginap disana. Hwon, Song Yi dan Yeon Hee tidur bersama. Ketika mereka akan tidur, tiba-tiba terdengar bunyi gaduh di luar kamar. Seperti suara orang bertarung. Sontak Hwon mengintip melalui jendela. Ia bisa melihat dengan jelas segerombolan pria berpakaian serba hitam sedang bertarung melawan pengawal kediaman ini. Jumlah pria berpakaian serba hitam yang Hwon tebak mengincar nyawa Song Yi cukup banyak.
"Song Yi-ah, berkemaslah. Bawa beberapa pakaian dan uang secukupnya dan bawa juga bukti-bukti yang ada di tanganmu. Aku akan memanggil Nam Sanggung." Ucap Hwon dengan panik
"Baik, Jeonha. Anda berhati-hatilah" sahut Song Yi yang kemudian bergegas mengemas barang-barangnya.
Tak lama kemudian, Hwon Song Yi, Yeon Hee dan Nam Sanggung sudah ada di pintu belakang kediaman Raja. Tidak ada orang disana. Masih terdengar para pengawal bertarung dengan para pembunuh itu. Mereka pun melewati pintu belakang istana untuk kabur. Mereka semua saling berpegangan tangan.
🌳Hutan
Hwon, Song Yi, Yeon Hee dan Nam Sanggung terus berlari menembus gelapnya hutan. Yeon Hee yang ketakutan hanya bisa mengeratkan pelukannya pada Nam Sanggung. Ketika mereka sedang fokus berlari, tiba-tiba terdengar suara orang-orang berpakaian hitam tadi mengejar mereka. Hwon dan Song Yi panik. Orang-orang itu semakin dekat. Tiba-tiba, sebuah pisau terbang menancap di dada kiri Song Yi. Song Yi mengerang kesakitan namun masih memaksakan diri untuk berlari. Syukurnya, Hwon melihat sebuah gua di sudut hutan. Gua itu nampak tak seperti gua karena tertutupi banyak tanaman ilalang di hadapannya. Namun, insting Hwon sangat kuat bahwa itu adalah gua. Hwon segera menggendong Song Yi ala bridal dan membawa mereka semua masuk ke gua itu. Mereka berempat masih bisa mendengar para pembunuh meneriakkan nama mereka. Nam Sanggung membantu Song Yi mencabut pisau terbang yang menancap di dada kiri Song Yi. Song Yi menggigit bibir bawahnya agar tidak berteriak kesakitan. Nam Sanggung mencari kain untuk dijadikan perban luka Song Yi. Setelah menemukan kain, Nam Sanggung membalut luka Song Yi perlahan.
"Mohon tahan sedikit, Mama. Ini agar luka anda tidak infeksi" kata Nam Sanggung
"Bertahanlah, Song Yi ku. Aku percaya kau kuat" bisik Hwon menyemangati Song Yi
"Eomma-Mama, bertahanlah. Yeon Hee sayang Eomma-Mama" ucap Yeon Hee sambil menitikkan air mata.
"Sakit sekali.." lirih Song Yi sambil memejamkan matanya
Tak lama kemudian, suara para pembunuh itu sudah tak ada lagi. Hwon mengintip ke luar goa untuk mengecek keadaan. Memang benar para pembunuh itu sudah pergi. Hwon langsung menggendong Song Yi di punggungnya sedangkan Yeon Hee digendong Nam Sanggung. Mereka berjalan menyusuri hutan untuk mencari pertolongan,terutama untuk Song Yi. Syukurnya ada sebuah rumah kecil di dalam hutan. Hwon segera mengajak mereka semua kesana. Hwon memanggil-manggil sang pemilik rumah. Sang pemilik rumah keluar dan terkejut melihat tamunya.
"Ada apa ini, Tuan? Mengapa Nyonya ini terluka?" Tanya sang pemilik rumah
"Nanti akan kuceritakan, bantulah aku mengobatinya dulu" sahut Hwon panik
"Baiklah, bawa dia masuk. Kebetulan saya seorang tabib. Saya akan membuat ramuan untuk mengobati lukanya dulu" kata tabib itu sambil berlalu.
Hwon membawa Song Yi masuk dan menidurkannya. Nampak napas Song Yi tersengal-sengal. Hwon tak tahan dan ia pun menangis. Nam Sanggung dan Yeon Hee juga menangis sambil berpelukan. Tak lama kemudian, sang tabib masuk dan memeriksa kondisi Song Yi.
"Nyonya kritis sekarang. Pendarahannya cukup kuat" kata tabib itu menyampaikan diagnosisnya
"Apa? Aku mohon tabib selamatkan dia. Aku mohon jangan sampai dia kenapa-kenapa" pinta Hwon sambil menangis
KAMU SEDANG MEMBACA
The Moon and The Sun II [COMPLETED]
Historical FictionJanuary, 2018 "Maafkan aku, Song Yi-ah. Aku telah dibutakan selama ini oleh kegelapan. Sekali lagi, maafkan aku" ucap seorang pria dewasa berjubah kerajaan warna merah dengan sulaman naga emas di beberapa sisinya. "Jeonha...." lirih Song Yi sambil b...