🏯Kantor Biro Penyelidik Internal
Hari ini adalah hari pengangkatan In Yeong sebagai gungnyeo biro penyelidik internal. Song Yi sebagai kepala istana dalam turut mengantar In Yeong ke kantor Biro penyelidik internal. Song Yi sangat dingin pada In Yeong karena ia tau In Yeong menipu Hwon dengan mengatakan dirinyalah yang berjasa menemukan Li San Fao. In Yeong sadar akan kedinginan sikap Song Yi padanya namun tetap berusaha cuek. In Yeong sangat percaya diri saat berjalan memasuki kantor biro penyelidik internal. Yeong Sanggung menyambut kedatangan Song Yi. Seluruh staf biro penyelidik internal memberikan hormat pada Song Yi.
"Yeong Sanggung, ini adalah Nona Jang In Yeong, putri Menteri Jang. Atas perintah raja, aku sebagai kepala istana dalam memintamu mengangkatnya sebagai gungnyeo di biro penyelidik dikarenakan ia telah berjasa dalam pengukuhan putra mahkota" ucap Song Yi tetap datar
"Tapi, Mama.. untuk menjadi seorang gungnyeo biro penyelidik harus melalui waktu 5 tahun pelatihan-.." ucapan Yeong Sanggung terpotong.
"Sudahlah, Yeong Sanggung. Ini perintah Jusang Jeonha. Kita tidak bisa menentangnya" ujar Song Yi tanpa tersenyum sedikitpun.
Yeong Sanggung dengan terpaksa menyanggupi permintaan Song Yi. Ia memerintahkan para gungnyeo menyiapkan persiapan pengangkatan. Nampak dari raut muka para gungnyeo mereka sangat tidak suka atas kehadiran In Yeong. Mereka sepertinya cukup peka akan ambisi In Yeong yang sebenarnya, maklumlah namanya juga gungnyeo biro penyelidik. Yeong Sanggung lalu membacakan surat pengangkatan untuk In Yeong. In Yeong duduk diatas sebuah tikar mendengarkan surat pengangkatannya. Song Yi tampak memandangi In Yeong dengan dingin. Setelah pengangkatan usai, Song Yi bangkit dari duduknya dan berjalan mendekati In Yeong. In Yeong segera bangkit dan berdiri menghormat.
"Selamat, Nain Jang. Kau telah resmi menjadi gungnyeo disini. Aku harap kau dapat mengabdi kepada istana dalam dengan berdasarkan kebajikan dan menghormati semua peraturan istana dalam. Bekerjalah dengan segala pengabdianmu!" Ujar Song yi sekedar memberi sepatah dua patah kata.
"Jungjeon Mama, anda sangatlah murah hati. Hamba sangat berterimakasih karena anda telah memberikan hamba kesempatan untuk duduk di posisi ini dan membukakan jalan untuk hamba mencapai mimpi hamba" sahut In Yeong dengan makna tersirat
Song Yi yang peka akan 'mimpi' yang dikatakan In Yeong lalu mengeraskan rahangnya. Song Yi sadar In Yeong benar-benar munafik dan sangat ambisius. Song Yi lalu meninggalkan kantor biro penyelidik bersama para dayangnya.
🏘Rumah Keluarga Cheon
Song Jo sedang duduk di teras rumahnya sambil berbincang-bincang masalah negara bersama ayahnya, Perdana Menteri Cheon. Terutama masalah pengukuhan putra mahkota. Song Yi sudah menceritakan pada Song Jo bahwa Menteri Jang dan In Yeong mengaku bahwa merekalah yang menemukan Li San Fao. Song Jo cukup kesal dengan hal itu mengingat hasil kerja kerasnya dicuri begitu saja oleh orang lain. Song Yi dan Song Jo satu pikiran bahwa Menteri Jang ingin memasukkan In Yeong ke istana dalam.
"Ayah, apakah ayah sepikiran denganku mengenai ambisi terselubung Menteri Jang? Jungjeon Mama dan aku sepemikiran" ucap Song Jo sambil memakan kue
"Setelah aku pikir-pikir, sepertinya memang begitu. Mereka melakukan hal licik seperti itu demi kepentingan pribadi mereka" jawab Perdana Menteri Cheon.
Nyonya Han datang sambil membawakan teh bunga krisan sebagai teman mengobrol mereka. Nyonya Han nampak sudah berpakaian lengkap dan telah merias dirinya. Nyonya Han juga membawa jang-ot nya.
"Kau mau kemana, istriku?" Tanya Perdana Menteri Cheon
"Aku akan ke istana untuk menemui Jungjeon Mama, Daegam. Aku sudah membuatkan masakan kesukaannya hari ini. Setelah masalah pengukuhan putra mahkota ini, aku rasa dia cukup tertekan di istana" jawab Nyonya Han sambil menuangkan teh ke cawan Perdana Menteri Cheon.
"Baiklah, tapi kau harus hati-hati. Maaf karena aku dan Song Jo tidak bisa ikut karena kami akan mengadakan pertemuan partai Noron sebentar lagi. Kau tidak apa-apa, kan?" Tanya Perdana Menteri Cheon
"Tidak apa-apa, suamiku. Baiklah, aku pamit pergi" ucap Nyonya Han sambil beranjak menuju tandunya.
Setelah Nyonya Han pergi, Song Jo dan ayahnya kembali berbincang-bincang lagi. Tiba-tiba, sebuah panah melesat dan menancap di pilar teras. Panah yang melesat itu hampir saja melukai telinga Song Jo. Mereka sangat shock dan segera bergegas mencabut panah itu. Ternyata dipanah itu terdapat selembar kertas yang berisi pesan.
Sepertinya pertarungan kita akan dimulai dari sekarang, Daegam
- J -Perdana Menteri Cheon yang membaca pesan itu meremas kertas itu dengan geram. Ia benar-benar murka dengan seseorang yang menantangnya seperti itu. Perdana Menteri Cheon tau maksud pesan itu adalah pertarungan mengenai kekuasaan di istana dan permulaannya adalah masalah pengukuhan putra mahkota. Perdana Menteri Cheon sangat tau siapa orang yang sudah mengirim pesan itu.
"Jang Byeon Su!!!!" Geram Perdana Menteri Cheon.
🏯Istana Ratu
Nyonya Han tiba di Gyotaejeon dan disambut oleh Nam Sanggung. Nam Sanggung mempersilahkan Nyonya Han masuk. Nyonya Han masuk dan memberi salam pada Song Yi. Song Yi saat itu sedang bersama Yi Hyeon, Na Ra dan Nam Gil. Song Yi menceritakan sebuah dongeng pada mereka. Nyonya Han duduk dan meletakkan bungkusan makanannya diatas meja Song Yi.
"Ini ibu bawakan daging panggang kesukaan anda, Mama. Ibu sangat khawatir akan masalah yang akhir-akhir ini terjadi pada anda. Jadi setidaknya ibu berharap daging panggang ini bisa sedikit menguapkan kesedihan anda" ucap Nyonya Han sambil membuka bungkusannya.
"Ibu, terimakasih. Kau sangat perhatian padaku. Kau memang benar-benar ibu yang sempurna untukku. Terimakasih karena telah berusaha menghiburku" kata Song Yi sambil menyumpit sepotong daging panggang.
Song Yi makan dengan lahap sambil sesekali menyuapi Hyeon, Na Ra dan Nam Gil. Mereka tampak bahagia.
🏯Kantor Biro Penyelidik Internal
In Yeong sedang berjalan-jalan di kantor biro penyelidik. Para gungnyeo yang lain melewatinya dengan tatapan tidak suka. In Yeong yang menyadari tatapan tidak suka mereka tiba-tiba membentak mereka.
"Hey! Kalian mau apa? Kenapa tatapan kalian seperti itu?!" Bentak In Yeong
"In Yeong-ah, mengapa kau membentak kami seperti itu? Apa kau tau ini di istana tepatnya di kantor biro penyelidik internal?" Tegur seorang gungnyeo
"Hahahahah, sebentar lagi aku akan meninggalkan biro rendahan ini dan akan menjadi anggota istana dalam hahaha" kata In Yeong sambil tertawa membahana
"Tutup mulutmu!" Bentak Yeong Sanggung dengan penuh murka
In Yeong makin melotot dibentak seperti itu. Para gungnyeo memberikan hormat pada Yeong Sanggung, namun tidak dengan In Yeong.
"Apa kau hanya bisa berteriak begitu saja, Yeong Sanggung?" Ucap In Yeong dengan nada menantang
"Jaga sopan santunmu! Kau ingat kau berbicara dengan siapa? Aku pimpinan disini!" Sahut Yeong Sanggung dengan penuh emosi
"Ohya? Baiklah. Tapi kau harus ingat, ketika aku sudah menjadi anggota istana dalam maka kau adalah orang pertama yang akan aku singkirkan!" Ancam In Yeong
"Siapa yang menyingkirkan siapa?" Seru Song Yi yang baru tiba di biro penyelidik
"Jungjeon Mama.." seru semua yang ada disana tak terkecuali In Yeong sambil menunduk hormat.
"Nain Jang, katakan padaku! Siapa yang menyingkirkan siapa? Apa kau tidak tau berbahayanya kata-katamu itu!" Ucap Song Yi dengan nada suara mulai meninggi
In Yeong nampak ketakutan karena rencana jahatnya sudah diketahui Song Yi. Song Yi benar-benar murka dengan perkataan In Yeong. Perkiraannya selama ini ternyata benar mengenai ambisi In Yeong memasuki istana.
NOTE : SORRY FOR LATE UPDATE ! Penulis sedang banyak kesibukan akhir-akhir ini. Semoga pembaca memakluminya dan tetap menyukai kisah ini. Terimakasih
KAMU SEDANG MEMBACA
The Moon and The Sun II [COMPLETED]
Fiksi SejarahJanuary, 2018 "Maafkan aku, Song Yi-ah. Aku telah dibutakan selama ini oleh kegelapan. Sekali lagi, maafkan aku" ucap seorang pria dewasa berjubah kerajaan warna merah dengan sulaman naga emas di beberapa sisinya. "Jeonha...." lirih Song Yi sambil b...