Bab 4

897 52 1
                                    

🏯Istana Putra Mahkota

Song Yi sedang mengajari Hyeon tentang Doktrin konfusius. Hyeon sangat antusias menerima pelajaran yang diberikan oleh ibunya. Memang kebiasaan Song Yi untuk mengajari Hyeon apa saja pada malam hari. Hyeon pun sangat suka belajar dengan ibunya karena sangat menyenangkan.

"Sekarang ibu akan mengetes penerapan dari pelajaran yang kau pelajari. Apa kau siap, Seja?" Tanya Song Yi sambil menatap sang anak.

"Saya selalu siap, Eomma-Mama." Jawab Hyeon mantap

"Baiklah, sekarang ibu akan memberimu sebuah persoalan. Seorang raja memiliki 2 istri. Yang satu adalah sang ratu yang tidak terlalu cantik namun hatinya jujur dan yang satu adalah seorang selir yang sangat cantik namun hatinya sering tidak jujur. Jika kamu menjadi seorang Raja, istri yang manakah akan kamu perlakukan istimewa?" Tanya Song Yi

"Baiklah, saya akan menjawabnya Eomma-Mama. Saya akan memperlakukan kedua istri saya sesama mungkin. Jadi saya tidak akan memberikan perlakuan istimewa hanya kepada satu istri saja. Karena sejatinya posisi mereka berdua adalah istri saya, pendamping hidup saya. Walaupun saya tidak mencintai istri saya yang lagi satu, saya akan tetap memperlakukannya sebagaimana saya memperlakukan seorang istri. Masalah dia jujur atau tidak, saya akan selalu berusaha membimbing dia agar menjadi lebih baik lagi. Itu jawaban saya, Eomma-Mama" jawab Hyeon dengan mantap.

"Jawabanmu benar-benar bagus, Seja. Aku berharap itu bukan hanya kata-kata belaka. Aku berharap kau mampu mewujudkannya suatu hari nanti" ujar Song Yi.

Tiba-tiba terdengar suara pintu digeser. Sontak Hyeon dan Song Yi menoleh ke sumber suara. Ternyata Hwon masuk! Hwon menampilkan cengiran khasnya.

"Aba-Mama!" Seru Hyeon sembari bangkit dan memberi hormat pada Hwon

"Jeonha.." seru Song Yi yang juga memberi hormat.

"Ayo duduklah!" Kata Hwon sembari duduk di bantalan.

"Apa yang membuat anda kemari, Jeonha?" Tanya Song Yi dengan senyum manisnya.

"Aigoo, apa aku harus mempunya alasan dulu untuk menemui anak dan istriku, Jungjeon? Aku tadi baru dari kediaman Eomma-Mama untuk meminum teh dengannya, lalu aku mampir kesini untuk menidurkan Seja. Ternyata ada kau juga disini" tutur Hwon

"Aba-Mama dan Eomma-Mama, tidurlah disini bersamaku. Aku ingin tidur bertiga dengan kalian" pinta Hyeon dengan rengekan khas anak kecil.

"Aigooo, jangan begitu Seja. Aku saja yang menemanimu disini. Aba Mama pasti sedang sibuk" ujar Song Yi sambil membelai anaknya.

"Tidak, Jungjeon. Aku juga akan tidur disini. Sekarang aku bukan sebagai Raja, tapi aku datang kesini sebagai ayah dari anak bernama Yi Hyeon. Aku akan tidur disini bersama kalian berdua" sahut Hwon sambil menepuk pundak Song Yi.

"Baiklah, saya akan menyiapkan tempat tidur dulu. Silahkan kalian berdua berganti pakaian tidur" ucap Song Yi sambil mulai menggelar kasur.

Setelah kasur digelar, Hwon, Song Yi dan Hyeon mulai tidur. Hyeon di tengah. Song Yi di samping kiri dan Hwon disamping kanan. Song Yi menceritakan sebuah dongeng agar Hyeon mau tertidur. Hwon nampak tidur sambil memeluk anak dan istrinya.

🏘Rumah Keluarga Jang

Menteri Jang sedang menulis data pajak negara di ruang tamunya. Ia menulisnya dibantu Nyonya Hong. Mereka akan memalsukan data pemasukan pajak. Menteri Jang ternyata melakukan korupsi. In Yeong masuk dan memberi salam pada ayah dan ibunya. Ayah dan ibunya mempersilahkan In Yeong duduk.

"Apa yang membuatmu kemari malam-malam begini, putriku? Apa kau belum ingin tidur?" Tanya Menteri Jang

"Aku hanya ingin bertanya pada ayah bagaimana rencana kita dalam pengukuhan putra mahkota ini. Aku belum bisa menerka bagaimana rencana ayah. Jadi aku mohon beritau aku agar tidak salah bertindak" ucap In Yeong

"Aigoo, putriku ternyata sangat ambisius" ujar Nyonya Hong sambil membelai rambut In Yeong.

"Ketika pesta nanti, kau akan menjadi penari tunggal. Aku harap kau mampu memukau seluruh hadirin disana dengan tarianmu. Biasanya, setelah pesta akan diadakan diskusi antara Raja yang ditemani Ratu bersama Perdana Menteri Qing itu mengenai negosiasi pengukuhan Putra Mahkota. Disana, Perdana menteri Qing akan membutuhkan seorang gadis yang akan melayaninya. Biasanya, penari tunggal dalam pesta lah yang akan menemani Perdana Menteri Qing dalam diskusi itu. Makanya dalam pemilihan Penari Tunggal tidak sembarangan orang. Harus dari kelas bangsawan dan merupakan seorang gadis yang cerdas" tutur Menteri Jang

"Lalu, apa yang harus aku lakukan disana?" Tanya In Yeong

"Tentu saja kau harus mendengarkan apa yang diminta oleh Utusan Qing sebagai timbal balik pengukuhan Putra Mahkota. Dan setauku, timbal balik yang diinginkan biasanya sesuatu yang sulit dan cukup susah dipenuhi mengingat Qing dan Joseon sering kali bermasalah. Ketika kau sudah tau apa yang diinginkn utusan Qing, segera beritau ayah. Ayah bersama Partai Soron akan berusaha memenuhi permintaan utusan Qing itu. Tentu Partai Noron yang mendukung Jungjeon Mama tidak tinggal diam. Mereka pasti akan berusaha memenuhi itu juga. Nah ketika Noron sudah berhasil mendapatkan apa yang diinginkan Qing, maka kita akan merebutnya dan mengatakan bahwa Soron lah yang mendapatkan itu dihadapan Jeonha. Dan kau akan kukatakan sebagai otak dibalik semua ini. Ini masalah yang cukup serius. Aku percaya kau akan mendapatkan nama baik di mata Jeonha. Dengan begitu kau akan dengan mudah memasuki istana." Tutur Menteri Jang sambil menyeringai

"Lalu? Bagaimana dengan Jungjeon Mama? Apa yang akan kukatakan jika ia marah padaku karena aku mengaku-ngaku semua adalah hasil kerjaku?" Tanya In Yeong yang agak cemas

"In Yeong-ah, kau tidak usah pikirkan Jungjeon Mama. Istana bukanlah tempat untuk saling mengasihani. Istana adalah tempat bunuh membunuh. Jika kau mau tetap hidup, kau harus membunuh" kata Menteri Jang mendoktrin In Yeong.

Tanpa mereka sadari, lagi-lagi Eun Yi mendengar seluruh percakapan mereka. Eun Yi tidak menyangka majikannya akan mampu berbuat seburuk itu.

🏯Istana Ratu

Hari ini Song Jo akan ke istana untuk mengunjungi Song Yi. Song Jo akan membawakan kain dan perhiasan khusus untuk penari tunggal dalam pesta Utusan Qing. Song Jo juga mengajak Nam Gil ke istana. Nampak Hyeon dan Na Ra sudah menunggu Nam Gil di luar Istana Ratu. Mereka akan bermain petak umpet. Na Ra adalah yang pertama kali mendapat tugas jaga. Na Ra menghitung sampai sepuluh sementara Nam Gil dan Hyeon bersembunyi. Nam Gil bersembunyi dibalik pilar istana dan Hyeon bersembunyi dibalik semak-semak. Seusai menghitung, Na Ra beranjak mencari Nam Gil dan Hyeon.

"Kena kau!" Seru Na Ra yang berhasil menemukan Nam Gil

"Kakak cepat sekali menemukan aku!" Ujar Nam Gil sebal.

Na Ra lalu berlanjut mencari Yi Hyeon. Cukup sulit menemukan Yi Hyeon. Tiba-tiba, Na Ra melihat selembar kain berwarna biru bemotif burunh phoenix emas ada di balik semak-semak. Na Ra tau itu pasti Hyeon. Na Ra mendekat dengan mengendap-endap.

"Kena kau!" Seru Na Ra mengagetkan Yi Hyeon

"Kakak! Kau mengagetkanku saja!" Ucap Hyeon

Mereka lalu melanjutkan permainan. Setelah lelah bermain, mereka merebahkan diri diatas rumput taman. Menikmati desiran angin dibawah pohon rindang sambil sesekali sinar matahari menyusup diantara celah-celah pohon. Na Ra tidur diantara Hyeon dan Nam Gil.

"Apakah kita akan bersahabat hingga kita besar nanti?" Tanya Hyeon dengan polos

"Tentu saja! Kau, aku dan Kakak Na Ra akan selalu bersahabat sampai kita tua nanti!" Sahut Nam Gil dengan riang.

"Apapun yang terjadi, kita tidak boleh berpisah! Apa kalian mengerti?" Tanya Na Ra yang sama polosnya.

"Mengerti!" Sahut Nam Gil dan Hyeon kompak.

Na Ra mengacungkan kedua jari kelingkingnya kehadapan Nam Gil dan Hyeon. Mereka saling menautkan jari kelingking mereka tanda persahabatan.

"Na Ra, Nam Gil dan Yi Hyeon akan bersahabat selamanya dan saling menolong selamanya!" Ucap Na Ra dengan senyum senang.

The Moon and The Sun II [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang