🏯Aula Besar Istana
Dua hari kemudian, istana akan menyelenggarakan pesta untuk menyambut kedatangan Pangeran Hyun, Hye Song dan Putri Na Ra yang baru kembali dari Weiguk. Beberapa waktu lalu, Hwon mengutus Pangeran Hyun untuk pergi ke Weiguk untuk melakukan hubungan diplomatik dengan negara tetangga Joseon itu. Tentunya Pangeran Hyun mengajak anak dan istrinya. Aula besar istana sudah disulap menjadi tempat pesta yang megah dan mewah. Hwon, Song Yi dan Yi Hyeon juga turut ikut serta dalam proses persiapan pesta ini. Tak lama kemudian, seorang kasim mengumumkan kedatangan Pangeran Hyun dan keluarga kecilnya. Semua hadirin berdiri termasuk anggota keluarga kerajaan. Nampak Ibu Suri Choi juga hadir untuk menyambut kedatangan anak, menantu dan cucunya itu. Pangeran Hyun dan keluarga kecilnya memasuki pelataran pesta sambil menebarkan senyum hangat mereka ke seluruh hadirin.
"Hormat hamba kepada anda, Jeonha" kata Pangeran Hyun yang membungkuk hormat kepada Hwon lalu diikuti Hye Song dan Na Ra
"Hormatmu kuterima, kakak. Senang sekali kau telah kembali ke Joseon. Bagaimana hari-harimu disana? Menyenangkan?" Tanya Hwon dengan ramah
"Tentu saja sangat menyenangkan, Jeonha. Hamba sangat berterimakasih karena anda telah memberikan hamba kesempatan melaksanakan tugas itu" sahut Hyun dengan sopan
Hyun, Hye Song dan Na Ra lalu memberi hormat kepada Ibu Suri dan Song Yi. Hyun, Hye Song dan Putri Na Ra lalu dipersilahkan untuk duduk di kursi mereka masing-masing. Pertunjukan pun dimulai. Semua yang hadir disana sangat menyukai pertunjukan yang ditampilkan. Tanpa mereka sadari, langit telah menunjukkan waktu malam hari. Semua hadirin telah meninggalkan lokasi pesta termasuk Hyun, Hye Song , Na Ra , Yi Hyeon dan Ibu Suri Choi. Hanya tinggal Hwon dan Song Yi yang masih berdiri di pintu masuk aula besar istana.
"Mau jalan-jalan sebentar bersamaku?" Tanya Hwon sambil mengulurkan tangannya pada Song Yi
"Apakah aku punya alasan untuk menolak?" Balas Song Yi sambil menerima uluran tangan Hwon
Mereka berdua berjalan-jalan di taman istana. Song Yi dan Hwon sangat menikmati waktu mereka untuk sekadar berdua seperti ini ditengah kesibukan mereka mengurus negara. Senyum tak lepas dari bibir mereka berdua.
"Kau lelah?" Tanya Hwon
"Tidak. Asal saya bersama anda, rasa lelah selelah apapun akan hilang" jawab Song Yi sambil tersipu malu
"Baguslah kalau begitu. Aku sangat ingin menikmati malam yang indah ini bersamamu. Sudah lama kita tidak jalan-jalan di taman seperti saat ini" kata Hwon sambil merangkul pundak Song Yi
"Jeonha.." panggil Song Yi
"Mm?"
"Jika kau mengangkat seorang Hugung (selir), apakah aku akan dilupakan?" Tanya Song yi dengan hati-hati
"Jungjeon..." panggil Hwon
"Ya?"
"Kadang-kadang kau sangatlah bodoh. Tidak mungkin hanya dengan kehadiran seorang Hugung aku bisa melupakan cinta pertamaku dan wanita yang telah bersamaku dari dulu. Aku mencintaimu. Bukankah kita sudah berjanji? Esok, 2 hari lagi,3 hari lagi, setahun lagi, dan selamanya kita akan saling mencintai dan akan selalu bersama?" Kata Hwon sambil mengelus kepala Song Yi
"Apakah itu bisa dipercaya?" Balas Song Yi
"Tentu saja. Memangnya kenapa?" Tanya Hwon sambil memandang Song Yi
"Tidak, saya hanya takut saja. Posisi Raja adalah posisi yang sangat sering dikelilingi wanita-wanita cantik. Saya hanya takut saja, akan kehilangan cinta anda suatu hari nanti jika anda sudah bosan bersama saya. Anda tahu betul, saya mencintai anda bukan karena anda seorang Raja, tapi karena anda adalah Yi Hwon, suami yang saya cintai" tutur Song Yi dengan senyum muram
"Hey, jangan muram seperti itu. Wajah cantikmu akan hilang" goda Hwon sambil mencubit pipi Song Yi
"Jeonha, hamba sedang tidak bercanda" balas Song Yi kesal
"Aku pun tidak bercanda. Dengarkan aku, dimanapun kau berada, bagaimanapun kondisinya, dan kalaupun tidak ada satu hal di dunia ini yang tidak bisa kau percayai, percayalah bahwa aku mencintaimu. Sepenuh hatiku, Jungjeonku" kata Hwon dengan penuh makna sambil menangkup kedua sisi kepala Song Yi
Song Yi membeku mendengar kata-kata Hwon. Jantungnya berdebar sangat kencang. Ini sangat aneh mengingat dirinya bukan seorang remaja yang baru mulai berpacaran dengan Hwon. Walaupun ia dan Hwon sudah menikah cukup lama, namun perasaan berdebar-debar itu masih ada di hatinya. Tanpa suara akhirnya Song Yi hanya bisa mengangguk-anggukan kepalanya.
🌳Di Tengah Hutan
Nampak seorang wanita yang mengenakan jang-ot keluar dari gerbang istana. Nampak wanita itu berjalan mengendap-endap sambil sesekali melihat sekelilingnya. Ia berjalan sendirian. Ternyata wanita itu menuju ke arah hutan. Wanita itu memasuki hutan sendirian. Tibalah wanita itu di depan sebuah gubuk dan disambut oleh seorang pria yang usianya sebaya wanita itu. Wanita itu membuka jang-otnya. Ternyata wanita itu adalah Yoon Eun Yi, dan pria yang menyambut kedatangannya adalah Go Jang Mo. Go Jang Mo mempersilahkan Eun Yi masuk ke dalam gua yang ada di belakangnya. Sesampainya di dalam gua, Eun Yi takjub melihat banyak pendekar yang sedang berlatih ilmu pedang. Go Jang Mo mengajak Eun Yi duduk di sebuah batu besar.
"Inilah persiapan yang sedang kulakukan, Eun Yi-ah. Aku mempersiapkan dan mengumpulkan pendekar-pendekar yang suatu saat nanti akan membantu kita membuat Jang Byeon Su meregang nyawa." Ucap Go Jang Mo sambil memandang Eun Yi
"Aku sangat takjub akan semua ini. Untuk sekarang, sepertinya putri dari Jang Byeon Su sedang melakukan sebuah konspirasi. Ia tiba-tiba sakit dan tiba-tiba berobat ke Qing. Aku sangat curiga kakak dari Jungjeon Mama adalah sasaran konspirasinya" kata Eun Yi dengan serius
"Benarkah? Lalu menurutmu apa yang harus kita lakukan?" Tanya Go Jang Mo
"Untuk saat ini belum ada. Kau sebaiknya fokus mengumpulkan pendekar agar jumlah mereka semakin banyak. Sementara aku akan berusaha mengintai gerak-gerik Jang Byeon Su dan putrinya. Kita ada di pihak Jungjeon Mama saat ini. Aku sangat tau Jang In Yeong mengincar posisi Ratu" tutur Eun Yi dengan mantap
"Aku setuju denganmu. Baiklah, aku akan bekerja sebaik mungkin. Aku akan menunggu hari dimana aku bisa menebas leher Jang Byeon Su dengan tanganku sendiri" ucap Jang Mo dengan tegas.
🏥Pusat Kesehatan Masyarakat
Menteri Jang sedang sibuk di dalam kantor Pusat Kesehatan Masyarakat. Ia sedang sibuk membuat sebuah laporan keuangan palsu untuk dilaporkan kepada Hwon dan ia juga sibuk menggelapkan uang yang seharusnya menjadi dana untuk operasional Pusat Kesehatan Masyarakat. Menteri Jang memang suka melakukan korupsi sedari dulu. Apalagi sekarang dengan posisi In Yeong di istana dalam. Peluang untuk dirinya melakukan korupsi semakin besar. Karena merasa ingin buang air kecil, Menteri Jang keluar dari kantornya itu dan menuju toilet. Sepeninggal Menteri Jang, Hyun yang baru tiba di Pusat Kesehatan Masyarakat langsung masuk ke kantor Menteri Jang. Hyun sangat terkejut melihat laporan-laporan keuangan palsu yang dibuat oleh Menteri Jang. Di atas meja juga ada sekarung uang yang seharusnya menjadi dana untuk Pusat Kesehatan Masyarakat. Tiba-tiba, Menteri Jang masuk dan sangat terkejut mendapati Hyun disana.
"Yi Hyun-gun Daegam, apa yang anda lakukan disini?" Kata Menteri Jang dengan nada panik
"Aku? Aku hanya sedikit melihat-lihat laporan keuangan palsu yang kau buat untuk dilaporkan pada Jeonha, Daegam. Kau benar-benar cerdik" ucap Hyun sambil menyindir Menteri Jang
"Maafkan hamba, Yi Hyeon-gun Daegam. Yang anda lihat tidaklah seperti kenyataannya. Itu bukan laporan keuangan palsu. Itu adalah.." ucapan Menteri Jang terpotong
"Bukti hasil korupsimu?" Sela Hyun dengan nada jenaka
Menteri Jang hanya bisa terdiam menghadapi Hyun karena dirinya sudah tertangkap basah melakukan korupsi. Hyun pergi meninggalkan Menteri Jang yang masih shock. Menteri Jang benar-benar tak habis pikir bagaimana caranya menyelamatkan diri lagi. Tiba-tiba, Menteri Jang mendapatkan sebuah ide untuk membungkam Hyun. Menteri Jang bergegas keluar dari kantornya menuju ke suatu tempat.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Moon and The Sun II [COMPLETED]
Historical FictionJanuary, 2018 "Maafkan aku, Song Yi-ah. Aku telah dibutakan selama ini oleh kegelapan. Sekali lagi, maafkan aku" ucap seorang pria dewasa berjubah kerajaan warna merah dengan sulaman naga emas di beberapa sisinya. "Jeonha...." lirih Song Yi sambil b...