Bab 45

836 44 0
                                    

🏯Kantor Keuangan Istana

Nampak sepasang pria dan wanita mengendap-endap memasuki halaman Kantor Keuangan Istana. Di belakang mereka nampak beberapa orang pria berpakaian serba hitam juga berjalan mengendap-endap. Sepasang pria dan wanita itu juga mengenakan pakaian serba hitam. Tentunya mereka semua mengenakan cadar hitam juga agar identitas mereka tak mudah dikenali. Untuk memudahkan kegiatan mereka, beberapa pria berpakaian hitam itu membuat pingsan para penjaga dengan membius mereka. Setelah semua penjaga pingsan, si pria dan si wanita itu bergegas masuk ke dalam kantor dengan kedua tangan mereka yang bertautan erat. Sesampainya di dalam, sang pria dan sang wanita membuka cadar mereka. Ternyata mereka adalah Hwon dan Song Yi yang sedang menyamar!

"Kita harus menelisik satu persatu dokumen yang ada disini. Kita harus bisa menemukan bukti yang dapat membantu kita. Perasaanku berkata bukti itu benar-benar ada disini. Aku yakin sekali Soron pasti sempat mengambil dana dari istana untuk konspirasi mereka" ucap Hwon sambil menatap Song Yi

"Baiklah, Jeonha. Saya akan mencari di sebelah sini, dan anda akan mencari di sebelah sana" kata Song Yi sambil bergegas menuju rak-rak dokumen

Mereka berdua sangat teliti menelisik lembar demi lembar dokumen yang ada disana. Tak ada satu lembar pun yang mereka lewatkan. Setelah 2 jam mencari, Song Yi akhirnya menemukan sesuatu yang ia anggap janggal.

"Jeonha, kemarilah. Saya menemukan sesuatu" kata Song Yi memanggil Hwon

"Apa itu?" Tanya Hwon penasaran

"Lihatlah buku catatan keuangan ini. Disini tertulis bahwa Kim Gu Seok mengeluarkan dana istana sebesar 35.000 nyang yang dilimpahkan kepada Partai Soron dengan keterangan akan memperbaiki fasilitas Pusat Kesehatan Masyarakat. Tapi, setahu saya karena saya sering berkunjung kesana, Pusat Kesehatan Masyarakat masih segitu-segitu saja, bahkan kualitasnya semakin menurun. Saya curiga dana ini dialihkan untuk menyuap orang-orang yang terlibat dalam penuduhan kakak saya. Apalagi disini tercatat tanggal pengeluaran uang ini sangat dekat dengan tanggal kakak saya dituduh dan diberikan hukuman" jelas Song Yi pada Hwon

"Kau memang jenius, Song Yi-ah. Ya, aku rasa ini bukti yang cukup kuat. Ayo sekarang kita pergi. Sebelum semua penjaga itu sadar" kata Hwon lalu memakai cadarnya dan menarik tangan Song Yi keluar

Ketika mereka berdua sudah keluar dari ruangan, para pria yang bertugas membius para penjaga mendekat ke arah mereka. Ternyata mereka adalah anak buah Go Jang Mo. Hwon mengatakan bahwa mereka akan kembali ke kediaman pribadi Raja dan mereka harus hati-hati agar tidak ada yang mengikuti. Para pria itu mengerti dan mereka mulai mengawal Hwon dan Song Yi yang sudah berjalan lebih dulu. Tanpa mereka sadari, sedari tadi ada seorang anak buah Menteri Jang yang menyaksikan hal itu dari balik semak-semak. Ia segera bergegas pergi meninggalkan kantor keuangan itu.

🏯Istana Ratu

Pagi hari telah tiba. Nampak anak buah Menteri Jang yang memergoki Hwon dan Song Yi kemarin berjalan tergesa-gesa menuju Istana Ratu. Menteri Jang dan In Yeong sudah menunggunya di dalam.

"Apa yang ingin kau sampaikan? Jangan sampai ini sesuatu yang tidak penting. Aku sedang tidak dalam mood baik. Jadi, berhati-hatilah dengan apa yang ingin kau sampaikan sebelum nyawamu menjadi taruhannya" kata In Yeong dingin

"Maafkan hamba, Jungjeon Mama. Hamba telah mengganggu anda. Namun, hamba rasa ini sesuatu yang sangat penting untuk anda. Kemarin malam, hamba melihat Jusang Jeonha dan Pyebi dengan dikawal pasukan menyelinap ke dalam kantor keuangan istana. Entah apa yang mereka lakukan disana. Hamba yakin mereka pasti melakukan sesuatu yang sangat penting sehingga sampai harus membuat para penjaga kantor keuangan pingsan. Bahkan, Jeonha dan Pyebi juga mengenakan cadar hitam untuk menutupi hidung dan mulut mereka. Hamba yakin itu Jeonha dan Pyebi karena ketika mereka berlari keluar dari ruangan, tanpa sengaja cadar mereka sedikit terbuka karena terkena angin dan menampakkan wajah jelas mereka." Tutur anak buah menteri Jang

"Kurang ajar! Kau benar-benar wanita sialan Cheon Song Yi! Sudah berada di luar istana masih saja mengganggu kehidupanku!" Kata In yeong sambil menggebrak meja.

"Mama, saya mohon tenanglah. Kita harus tenang agar mendapat solusi yang baik untuk menyingkirkan Pyebi" ucap Menteri Jang

"Tidak lagi, Ayah. Aku tidak akan tenang. Ayah, aku perintahkan kepadamu untuk mengerahkan anak buahmu untuk mencari tempat tinggal Song Yi! Setelah mereka tahu, bunuhlah semua yang ada disana tanpa terkecuali! Aku sudah benar-benar murka!" Kata In Yeong dengan suara penuh emosi

"Baik, baik Mama. Saya akan lakukan. Secepatnya kita akan menyingkirkan Pyebi sialan itu" ucap Menteri jang

🎡Pasar

Hari ini, Song Yi dan Yeon Hee dengan ditemani Nam Sanggung pergi ke pasar. Mereka ingin membeli beberapa barang kebutuhan sehari-hari. Mereka membeli beberapa hanbok karena hanbok mereka banyak yang sudah tak layak pakai. Yeon Hee pun tidak absen dari kebiasaannya yang selalu ingin membeli kue manis tiap pergi ke pasar. Nampak Yeon Hee menarik tangan Song Yi menuju sebuah toko kue manis.

"Eomma-Mama, saya mau beli kue manis ya. Sudah lama saya tidak makan itu. Kita belikan untuk Aba-Mama dan Orabeoni juga ya" rengek Yeon Hee

"Hm, kau ini selalu saja merengek untuk membeli kue manis tiap pergi ke pasar. Tapi baiklah, aku ijinkan. Tapi ingat jangan terlalu banyak. Makanan manis juga merupakan sumber penyakit" ucap Song Yi sambil mengacak-acak rambut Yeon Hee

"Aaaaa terima kasih, Eomma-Mama" ucap Yeon Hee sambil memeluk Song Yi

Yeon Hee meminta bibi penjual kue manis membungkuskannya sebanyak 10 buah. Yeon Hee berencana memakannya bersama Hwon, Song Yi dan Hyeon. Setelah membayar belanjaan, Song Yi dan Yeon Hee bergegas kembali ke rumah. Namun, tanpa mereka sadari ada seorang laki-laki yang mengamati kegiatan mereka sedari tadi. Laki-laki itu menyamar menjadi perempuan menggunakan jang-ot. Ia mengikuti Song Yi menuju rumah. Tak lama kemudian, Song Yi, Yeon Hee dan Nam Sanggung sampai di kediaman Pribadi Raja. Mereka langsung masuk. Si pria yang menyamar langsung pergi meninggalkan tempat itu sambil tersenyum tipis.

🏯Istana Ratu

Ternyata sang pria yang mengikuti Song Yi tadi adalah anak buah In Yeong. In Yeong sedari tadi gelisah menunggu kabar dari anak buahnya itu. Ia benar-benar ingin tahu dimana keberadaan Song Yi sekarang dan ia ingin segera membunuhnya. Tak lama kemudian, para dayang mengumumkan bahwa ada yang ingin menghadap. In Yeong bergegas keluar dan tersenyum senang melihat kedatangan anak buahnya itu. In Yeong memintanya masuk dan bicara di dalam.

"Jadi bagaimana? Apa kau sudah menemukan keberadaan Pyebi?" Tanya In Yeong to the point

"Sudah, Jungjeon Mama. Ternyata Pyebi selama ini tinggal tidak jauh dari ibukota. Pyebi dan anaknya tinggal di Kediaman Pribadi Raja di Dongju" jawab pria itu

"Apa kau bilang? Kediaman Pribadi Raja? Jika dia tinggal di kediaman pribadi raja pastinya yang menyuruhnya adalah...Jeonha" kata In Yeong yang tak percaya

Mata In Yeong berkaca-kaca. Ia benar-benar membenci semua ini. Ia tak rela jika Hwon akan kembali lagi ke pelukan Song Yi. In Yeong selama ini mengira Hwon masih dalam tahap pencarian Song Yi. Namun, ternyata ia salah. Ia kalah cepat untuk menyingkirkan Song Yi.

"Aku perintahkan padamu siapkan pembunuh bayaran dalam jumlah yang cukup banyak. Malam ini langsung serang kediaman Pribadi raja dan bunuhlah Pyebi dan anaknya. Bahkan semua yang ada disana harus kau bunuh kecuali Jusang Jeonha jika ia ada disana. Lakukan semuanya hingga berhasil. Apa kau mengerti?" Perintah In Yeong dengan tatapan mata penuh emosi

"Mengerti, Jungjeon Mama" sahut pria itu

"Baiklah, pergilah sekarang" perintah In Yeong ketus

Setelah anak buahnya itu pergi, In Yeong mulai menangis sesenggukan. Ia memukul-mukul dadanya karena hatinya sakit. Ia benar-benar tidak rela kehilangan Hwon. Ia tak rela jika Hwon kembali pada Song Yi.

"Bahkan, disaat kau sudah lama tenggelam dari kehidupannya pun ia masih rela untuk menyelam dan menemukanmu, Song Yi-ah. Maafkan aku harus berbuat seperti ini. Tidak ada cara lain untuk mempertahankan cintaku. Nyawamu harus menjadi tumbal untuk kebahagiaanku" batin In Yeong dengan kedua tangan mencengkeram chima nya erat.

The Moon and The Sun II [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang