⏳Makam Perdana Menteri Cheon
Song Yi, Hwon, Hyeon dan Yeon Hee berjalan beriringan menuju makam ayah Song Yi. Nampak masing-masing dari mereka membawa buah tangan masing-masing. Song Yi nampak membawa beberapa buah-buahan. Hyeon membawa altar nama pemujaan. Yeon Hee membawa seikat bunga dan Hwon membawa beberapa kue untuk persembahan. Sesampainya di depan makam, mereka berempat saling membantu menata persembahan itu. Setelah itu, mereka berempat serentak memberikan penghormatan kepada makam ayah Song Yi.
"Ayah, apa kabar? Maaf karena aku baru sempat menjengukmu sekarang. Maaf karena ayah sendirian disana. Namun, sesuai dengan janjiku pada ayah, aku akan membersihkan nama ayah agar ayah tenang disana. Percayalah padaku. Ohya, ini suamiku dan kedua cucumu juga datang menjengukmu, Ayah. Aku tahu ayah pasti merindukan mereka. Maka dari itu kubawa mereka semua kesini" ucap Song Yi dengan mata berkaca-kaca
"Kakek, maafkan aku yang baru menjengukmu kemari. Aku benar-benar cucu yang buruk. Namun, kakek harus tahu aku sangat menyayangi kakek dan merindukan kakek. Setiap malam aku selalu berdoa untuk kebahagiaan kakek disana dan aku juga selalu berdoa agar kami semua disini baik-baik saja agar kakek tidak cemas disana. Kakek jangan marah padaku ya kalau aku jarang menjenguk kakek" ucap Hyeon yang sudah mulai meneteskan air mata
"Kakek, ini Yeon Hee membawa bunga untuk kakek. Hanya ini yang Yeon Hee bisa berikan. Yeon Hee harap kakek senang. Walaupun kita belum pernah bertemu sama sekali, Yeon Hee yakin kakek pasti sayang Yeon Hee sama seperti kakek menyayangi Orabeoni. Yeon Hee juga sayang kakek. Eomma-Mama sudah banyak bercerita tentang kakek. Kakekku adalah orang yang hebat" ucap Yeon Hee sambil meletakkan seikat bunga yang dibawanya diatas makam sang kakek
"Ayah, maafkan aku menjadi menantu yang buruk untukmu. Jika ada satu-satunya orang yang pantas disalahkan atas kepergianmu, orang itu tak lain dan tak bukan adalah aku. Aku mohon maafkan aku. Maafkan semua ketidakbergunaanku. Ayah tahu aku sangat menghormati ayah lebih dari apapun. Aku harap ayah bisa memaafkan aku yang buruk ini. Aku berjanji mulai detik ini aku akan menjaga kebahagiaan putrimu dan cucu-cucumu" kata Hwon sambil menangis
Song Yi tak tega melihat kesedihan ketiga orang yang sangat disayanginya ini. Song Yi lalu meraih kepala Hwon dengan tangan kanannya dan kepala Hyeon dengan tangan kirinya lalu menyandarkannya di pundak Song Yi. Disana kedua pria itu menangis. Yeon Hee yang sedari tadi menahan tangis juga ikut menangis sambil memeluk Song Yi.
🎡Pasar
Setelah selesai mengunjungi Nyonya Han dan Song Jo di pengasingan, Song Yi, Hwon, Hyeon dan Yeon Hee berjalan-jalan ke pasar. Ini merupakan ide Yeon Hee karena ia ingin sekali pergi berjalan-jalan bersama keluarga lengkapnya. Tentu saja Hwon dan Song Yi mengiyakan. Mereka memilih untuk masuk sebuah kedai untuk mengisi perut mereka.
"Selamat datang di kedai kami. Anda semua mau pesan apa?" Tanya pelayan
"Aku mau pesan sup rumput laut dan gurita panggang bersaus kacang merah. Berikan juga semangkuk nasi ya" kata Song Yi
"Aku mau pesan sup daging sapi dan kulit babi. Jangan lupa dengan kimchinya ya" kata Hyeon
"Aku sama seperti Orabeoni!" Kata Yeon Hee dengan nada riang
"Kalau aku, aku mau pesan sup jamur dan daging sapi panggang. Bawakan juga semangkuk nasi" kata Hwon
"Baiklah, mohon ditunggu hingga pesanan kalian datang. Saya permisi" kata si pelayan
"Aahh, kita makan sangat banyak ya. Apa kau tak takut gendut, hm?" Hwon menggoda Song Yi
"Astaga, Jeonha! Apakah saya terlihat gendut?" Tanya Song Yi sambil memperhatikan dirinya sendiri
"Hm, mungkin. Kurasa kau akan semakin berat mulai sekarang" kata Hwon lagi dengan jenaka
"Benarkah itu, Jeonha? Oh kalau begitu kita tidak bisa 'makan malam' di tengah malam" kata Song Yi sambil mengancam Hwon
"Eh..Song Yi-ah, bukan begitu. Maksudku.." ucapan Hwon terpotong
"Yeon Hee-ya, kau tidak mendengar apa-apa, bukan? Ini obrolan orang dewasa" kata Hyeon sambil menutup kedua kuping Yeon Hee dengan kedua tangannya
"Obrolan orang dewasa? Apakah orang dewasa makan malam di tengah malam?" Tanya Yeon Hee polos
Sontak semua yang ada disana tertawa terbahak-bahak mendengar pertanyaan polos Yeon Hee. Hyeon yang paling keras tertawa. Wajah Song Yi sudah memerah menahan malu dan ia memukul lengan Hwon pelan. Hwon pura-pura mengaduh kesakitan. Makan malam mereka berakhir menyenangkan.
🏯Gerbang Istana
Pagi ini, Hwon akan mengirim Eun Yi dan Yeong Sanggung ke Qing untuk melakukan penyelidikan mereka. Namun, kali ini mereka tidak berangkat dengan seremonial resmi. Mereka berangkat diam-diam. Nampak, Eun Yi dan Yeong Sanggung sudah menunggu di sekitar gerbang istana. Kali ini mereka hanya mengenakan pakaian bangsawan biasa. Tak kama kemudian, Hwon datang menghampiri mereka.
"Berhati-hatilah kalian berdua disana. Aku berharap semua akan lancar sesuai rencana kita. Lakukan yang terbaik. Aku percaya pada kemampuan kalian berdua. Aku juga sudah memberikan pengamanan ketat untuk menjaga kalian. Semoga sukses!" Kata Hwon
"Terimakasih, Jeonha. Kami akan lakukan yang terbaik" sahut Eun Yi sambil membungkuk hormat.
"Kami mohon pamit pada anda, Jeonha" ucap Yeong Sanggung sambil membungkuk hormat lalu memasuki tandu
Tak lama kemudian, rombongan Yeong Sanggung dan Eun Yi pun berangkat menuju Qing. Hwon menatap kepergian rombongan itu dengan tatapan penuh harap. Karena rombongan itu sudah tak terlihat dari pandangan mata Hwon, ia pun kembali ke Daejeon. Namun, tak disangka-sangka ternyata Menteri Jang memperhatikan semua itu dari kejauhan sedari tadi. Kedua tangannya mengepal erat menahan semua amarah akibat hal yang dilihatnya tadi.
🏯Istana Ratu
Menteri Jang berjalan tergesa-gesa menuju Istana Ratu untuk menemui In Yeong. Nampak sekali ia sangat cemas akan sesuatu. Menteri Jang masuk dan langsung dipersilahkan duduk oleh In Yeong.
"Ada apa, Ayah?" Tanya In Yeong
"Jeonha sudah mulai bertindak, Mama" jawab Menteri Jang gusar
"Bertindak? Apa maksud, anda?" Tanya In Yeong sambil menautkan kedua alisnya
"Jeonha telah mengirim utusannya untuk ke Qing. Saya curiga ini ada kaitannya dengan masalah Cheon Song Jo dan masalah pengukuhan putra mahkota dulu" sahut Menteri Jang dengan raut wajah serius
"Apa katamu, ayah? Ke Qing? Tapi, darimana Jeonha bisa mendapat ide untuk melakukan penyelidikan itu" kata In Yeong tidak percaya
"Ini semua bisa saja terjadi, Mama. Kita tidak akan pernah tahu siapa orang kita yang telah berbalik arah mendukung Jeonha dan Pyebi. Apalagi sekarang dengan keadaan Jeonha sudah sepenuhnya kembali pada Pyebi" jelas Menteri Jang
"Baiklah, jika ini memang permainan Jeonha. Kita ikuti saja. Kita tunggu sampai rombongan itu kembali dari Qing dan kita harus langsung melenyapkan bukti-bukti yang mereka bawa" kata In yeong sambil mengeraskan rahangnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Moon and The Sun II [COMPLETED]
Historical FictionJanuary, 2018 "Maafkan aku, Song Yi-ah. Aku telah dibutakan selama ini oleh kegelapan. Sekali lagi, maafkan aku" ucap seorang pria dewasa berjubah kerajaan warna merah dengan sulaman naga emas di beberapa sisinya. "Jeonha...." lirih Song Yi sambil b...