Chapter 9

9.9K 1.2K 121
                                    

CHAPTER 9

Semuanya berjalan dengan baik. Tetapi tidak sampai hari dimana Yerim membukakkan pintu apartement Jungkook dan melihat perempuan cantik di depannya. Wanita itu menatap Yerim dengan wajah terkejutnya. Bibir manis wanita itu mengucapkan sesuatu hal yang selama ini tak ingin Yerim bayangkan karena saat kalimat itu terdengar hati Yerim akan remuk seketika.

"Kau siapa? Apa yang kau lakukan di apartement kekasihku?"

Yerim tak sanggup menjawab pertanyaan gadis itu. Ia hanya bisa berdiri mematung merasakan air matanya yang siap meluncur.

Gadis itu menatap Yerim yang tak menjawab pertanyaannya dan hanya diam membisu. Tatapan gadis itu jatuh pada perut Yerim yang sudah sedikit membuncit. Pikiran-pikiran buruk mulai memenuhi gadis berambut sebahu itu.

"Eunha?" suara terkejut Jungkook seakan menjawab keresahan Yerim. Yerim tahu bahwa apa yang ia hadapi ini kenyataan. Ia tidak bisa lari dari ini semua. Tidak dengan kakinya yang sudah melemas. Dengan perlahan gadis itu membungkuk pada gadis yang Jungkook panggil dengan sebutan Eunha itu. Menggumankan kata maaf berkali-kali. Sebelum berbalik masuk ke dalam meninggalkan Jungkook dan Eunha yang sedang berdiri kaku.

Yerim menangis di dalam kamarnya yang sunyi. Membekap mulutnya agar tak mengeluarkan isakan. Meremas baju bagian dadanya dengan erat. Wajahnya sudah memerah karena banyaknya air mata yang mengalir.

Hatinya sudah hancur berkeping-keping tak berbentuk saat ini. sekarang ia tahu. Mengapa dari awal pernikahannya sampai sekarang, Jungkook selalu sibuk dengan ponselnya. Terkadang tertawa ringan ketika bergulat dengan benda persegi panjang itu. Yerim tahu. Pelukan, ciuman, perhatian Jungkook, itu semua hanya formalitas belaka, sesuai dengan pemikirannya ketika pertama kali Jungkook datang kepadanya untuk mengajaknya menikah. Ciuman-ciuman yang pria itu berikan padanya juga karena pria itu ingin mengisi kekosongan hatinya. Yerim terlalu bodoh berpikir bahwa hati pria itu sudah terisi olehnya. Tentu saja Yerim terlalu banyak berharap. Lihat betapa rasa sakit yang ia rasakan setelah jatuh.

Yerim tahu hal ini seperti ini mungkin terjadi dalam pernikahannya. Gadis itu sekarang meringkuk di atas ranjang. Membenamkan wajah merahnya di atas tumpukan bantal. Air mata tak berhenti membasahi pipi Yerim. Hati Yerim terasa campur aduk. Gadis itu merasa dirinya yang bersalah. Ia bersalah karena sudah membuat Jungkook harus menikahinya. Ia merasa bersalah karena sudah pasti ia menyakiti gadis tadi dengan kenyataan bahwa Jungkook sudah menikah dengan dirinya. Walaupun di sini Yerim juga sakit luar biasa.

Tidak. Bukan hanya Yerim yang bersalah, bukan. Dunia hanya terlalu kejam untuk memilih siapa yang bersalah. Yerim hanya terlalu naïf untuk dunia yang fana ini.

Siang ini, kamar itu hanya menjadi saksi bisu bagaimana Yerim menangis dengan hebat di dalam sana. Mendengarkan sesenggukan yang keluar dari bibir gadis itu. Menyaksikan bagaimana tubuh Yerim bergetar karena terlalu lama menangis.

***

Jungkook duduk dengan kaku di depan Eunha. Mereka berada di café yang letaknya tidak jauh dari apartement Jungkook. Sangat tidak mungkin untuk berbicara mengingat ada Yerim di sana.

"Pernikahan ini terjadi karena kecelakaan. Aku sama sekali tidak menyukainya dan masih sangat mencintaimu." Itulah kata-kata yang berhasil keluar dari mulut Jungkook setelah kurang lebih sepuluh menit terdiam.

Jungkook yang duduk di seberang meja memejamkan matanya lalu menghembuskan nafasnya kasar. Kembali membuka mata dan menatap lekat Jungkook yang memasang wajah sesal. Eunha memikirkan kata-kata yang tepat untuk diucapkan. Juga memikirkan bagaimana seharusnya hubungannya dengan Jungkook ke depan. Tidak mungkinkan ia masih menjadi kekasih pria itu sementara pria itu kini sudah beristri.

"Oke Jungkook aku mengerti-

Jungkook tersenyum sumringah mendengar kalimat Eunha itu. Tapi sayangnya kalimat itu tidak hanya berhenti di situ. Eunha menarik napasnya panjang lalu kembali melanjutkan kalimatnya yang tertunda

"Tapi hubungan kita sudah tidak bisa seperti dulu lagi. Sebelumnya aku minta maaf karena harus meninggalkanmu ke Jepang. Pasti kau sangat kesepian karena itu. Aku ingin mengakhiri hubungan kita. Kau sudah menikah dan istrimu sedang hamil. Aku tidak mau menjadi duri di dalam rumah tangga kalian"

"Tapi-

Jungkook berusaha menyela, tapi nampaknya Eunha tak akan membiarkan sepatah katapun keluar dari bibir Jungkook.

"Aku tahu kau masih sangat mencintaiku. Aku pun juga begitu. Sekarang yang perlu kau lakukan adalah melupakanku dan kembali pada istrimu, mulailah kehidupan baru kalian."

"Tapi aku mencintaimu, Eunha, dan aku sama sekali tidak menyukainya. Tolong tunggulah aku, aku akan kembali padamu"

Eunha mendengus mendengar kalimat yang Jungkook ucapkan.

"Apa kau akan meninggalkan istrimu? Kau gila, Jungkook"

"Iya aku gila, aku gila jika tak bersamamu."

Eunha tidak habis pikir dengan pikiran Jungkook. Bagaimana bisa lelaki itu barusaja mengatakan suatu hal yang menyatakan nanti dia akan meninggalkan istrinya.

"Aku mencintaimu lebih dari yang kau tahu. Tapi aku tidak akan menggunakan alasan itu untuk menjadi wanita picik perusak pernikahan orang. Aku juga wanita, Jungkook. Aku tahu betapa sakitnya istrimu jika melihatmu seperti ini. Tidak ada alasan kita untuk bersama lagi. Mulailah kehidupanmu bersama istri dan calon anakmu. Jangan berpikiran untuk meninggalkan mereka hanya karena aku. Jika kau melakukan itu, aku tidak akan pernah memaafkanmu. Sekarang belajarlah untuk mencintai istrimu dan lupakakan apapun tentang diriku."

Setelah melontarkan kalimat panjang itu, Eunha berdiri, mengambil tasnya dan beranjak keluar dari café meninggalkan Jungkook yang tengah frustasi sembari mengacak kasar rambutnya. Wajah pria itu juga memnacarkan kesedihan mendalam. Tidak ada yang tahu bahwa setetes liquid bening baru saja turun dari sudut mata Jungkook.

TBC

Haloo, aku kembali. Maaf baru bisa update. Inginya aku update hari senin atau nggak selasa kemarin, tapi nyatanya waktu seakan tidak mengizinkan. Aku sibuk sekali, jadi nggk bisa update hari itu, padalal vote sudah lebih dari chapter sebelumnya.

Cast-cast baru mulai munculkan dari chapter sebelumnya. oh ya jangan anggap mereka jahat ya di sini. Aku nggak mau kalau kalian beranggapan 'buruk' sama cast-cast baru di sini, karena aku sama sekali tidak berniat membuat mereka menjadi buruk.

Kira-kira bagaiamana nanti hubungan Jungkook sama Yeri? Hehe. Akan terjawab di chapter selanjutnya.

Chapter selanjutnya bakalan aku update jika vote sudah melebihi chapter sebelumnya.

Jangan lupa Vote dan Komen ya..

Maaf untuk Typo.

Terima kasih.

It Wasn't Her FaultTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang