Chapter 28

9.9K 1K 287
                                    

CHAPTER 28







Kehidupan mereka berjalan dengan baik. Mereka hidup dengan penuh cinta. Tapi tidak ketika Yerim datang ke kantor Jungkook siang itu. Dengan senyum lebarnya, Yerim membuka pintu ruangan Jungkook dan menyerukan nama pria itu

"Jung-"

Suara Yerim terputus melihat pemandangan yang tersaji di depannya, Yerim menutup mulutnya tidak percaya dan bulir bening mulai menganak di ujung pelupuk matanya. Di sana. Jungkook sedang memangku seorang wanita dan mencium wanita itu begitu mesra. Dan Yerim hanya bisa berlari meninggalkan ruangan tanpa diketahui oleh Jungkook yang sedang sibuk.

***

Kehidupan rumah tangga mereka berjalan dengan baik setelah insiden kaburnya Yerim ke apartement Guanlin. Jungkook begitu perhatian kepadanya. Mengurusi pekerjaan rumah ketika kaki Yerim mulai membengkak karena efek hamil. Menghadapi mood Yerim yang berubah-ubah dengan sabar tanpa mengeluh. Yerim masih ingat ketika pria itu kelimpungan menghadapi dirinya yang akan melahirkan.

Yerim merasa menjadi wanita yang paling bahagia di muka bumi ketika dirinya yang masih terbaring lemas mendapati Jungkook menggendong putranya yang maasih merah. Tidak ada hal yang bisa mendeskripsikan betapa bahagianya Yerim saat itu.

Yerim dan Jungkook merawat bayi mereka dengan sangat baik meskipun Yerim harus bisa membagi waktu antara kuliah dan anaknya. Meskipun Yerim tidak pernah tidur di malam hari karena sang bayi, Yerim tidak pernah mengeluh. Yerim menjalankan tugasnya dengan sangat baik.

Setiap minggu Jungkook akan mengajak mereka jalan-jalan, entah itu ke taman kota, mengujungi Taehyung atau teman-temannya yang lain ataupun berkunjung ke Busan menemui orang tua Jungkook. Jungkook juga menjadi pribadi yang lebih baik. Menjadi suami siaga untuk keluarganya. Setiap pulang kerja ia akan menyempatkan diri untuk bermain dengan Jungwon. Tak peduli Jungwon sudah terlelap, ia akan membangunkan anaknya itu hanya agar ia bisa mengajak si kecil bermain, walaupun awalnya harus mendengar omelan Yerim dulu.

Tapi semua itu mulai berubah seiring bertambahnya waktu.

Jungwon sudah berusia empat tahun sekarang. Sudah masuk Taman Kanak-Kanak. Yerim memutuskan untuk tidak bekerja, meskipun ia sangat ingin bekerja tapi sang anak lebih penting untuk Yerim. Yerim tidak ingin Jungwon kehilangan kasih sayang darinya sedikitpun. Sedangkan Jungkook. Yerim tidak tahu apa yang terjadi pada pria itu. Yerim merasa jika akhir-akhir ini ada yang berbeda dengan suaminya itu. Jungkook seperti menjauh darinya. Pria itu lebih sibuk dan jarang sekali meluangkan waktu untuk dirinya dan Jungwon. Pria itu berangkat pagi buta dan pulang ketika Jungwon dan dirinya sudah larut dalam mimpi. Terkadang Yerim kelimpungan ketika anaknya tak percaya lagi dengan alasannya bahwa sang ayah sedang lembur.

Apa salah jika kepercayaan Yerim pada Jungkook berkurang? Jungkook juga sudah jarang sekali menyentuhnya bahkan mencium saja dalam seminggu bisa dihitung dengan lima jari padahal ketika Jungwon masih bayi setiap hari pria itu akan mengecup manis bibirnya. Berangkat kerja dan sepulang kerja.

Yerim tidak ingin berprasangka buruk, tapi nyatanya prasangka buruk itu memang terjadi. Yerim hanya bisa duduk lemas di toilet kantor Jungkook setelah mendapati sang suami tengah bercumbu manis dengan seorang wanita yang tidak ia ketahui. Yerim hanya bisa menganga dan langsung berlari pergi setelah membuka sedikit pintu ruangan Jungkook tanpa Jungkook menyadarinya.

Dan Yerim tahu alasan mengapa suaminya mulai berbeda. Lima tahun mereka membina rumah tangga yang awalnya penuh liku. Dan sekarang Jungkook kembali menyaitinya seperti ini? ck, yang benar saja. Yerim hanya bisa kembali melanjutkan tangisannya di dalam kamar berharap Jungwon tidak mendengar tangisan sang ibu.

***

Jungkook pulang ketika jam sudah menujukkan pukul duabelas malam. Ia baru saja mengantarkan kekasih gelapnya pulang dan mampir sebentar di sana. Jungkook masuk ke dalam kamarnya yang hanya diterangi oleh lampu tidur dan mendapati Yerim yang sudah tidur membelakanginya. Jungkook menghela napasnya ketika melihat piyamanya yang sudah siap di atas sisi ranjang yang kosong. Yerim menjadi istri yang sangat bertanggung jawab, bukan? Tapi kenapa kau berbuat jahat kepadanya, Jungkook?

Jungkook hanya bosan. Itu saja alasannya. Jungkook masih muda dan itu mendorongnya untuk melakukan hal ini. Jungkook sebenarnya masih ingin bebas seperti teman-temannya yang lain. Teman-temannya bahkan masih ada yang belum menikah. Bahkan Mingyu baru saja melangsungkan pernikahannya tiga bulan yang lalu. Bukannya Jungkook sudah tidak mencintai Yerim lagi. Ia hanya ingin mencari suasana baru saja. Meskipun itu sangat beresiko.

Yerim merasakan kehadiran Jungkook. Wanita itu masih belum tidur. Masih menangis dalam diam tanpa diketahui oleh Jungkook. Sama sekali tidak ingin jika Jungkook melihatnya menangis. Yerim sudah putuskan untuk berpura-pura tidak tahu. Ia ingin tahu seberapa jauh Jungkook melakukan hal ini. seberapa jauh pria itu akan mengingkari janji suci mereka. Yerim akan bertahan untuk melihat semua ini. jika memang sudah tidak ada yang perlu dipertahankan, Yerim akan melepaskan Jungkook. Itulah keputusan finalnya. Tapi Yerim akan berusaha membuat Jungkook kembali demi sang anak yang masih membutuhkan sang ayah.

***

Yerim berlari secepat mungkin menuju sekolah Jungwon. Wanita itu lupa menjemput sang anak. Terlaru larut dalam kesedihan hingga ia melupakan tugasnya sebagai seorang ibu dan Yerim merutuki dirinya untuk itu. Ia telat satu jam dari jam pulang sekolah Jungwon. Hatinya merapal segala doa semoga Jungwon baik-baik saja.

Yerim panik ketika dirinya tidak menemukan anaknya ditempat biasa Jungwon menunggunya. Yerim menanyakan kepada guru dan satpam tapi tidak ada satupun yang tahu dimana Jungwon berada. Yerim sudah mulai menangis ketika sebuah teriakan memecah gendang telinganya. Yerim bisa melihat Jungwon berlari ke arahnya dengan seorang pria jangkung di belakangnya dengan menggandeng tangan seorang gadis kecil.

Yerim langsung memeluk Jungwon. Mengucap syukur berkali-kali, Jungwon dalam keadaan baik-baik saja.

"Yerim?"

Ah Yerim kenal suara ini, ini suara sahabat lamanya. Yerim mendongak melihat Guanlin yang sedang menggandeng tangan gadis mungil. Sudah empat tahun ia tidak bertemu dengan pria itu setelah pria itu memutuskan untuk kembali ke negara asalnya.

"Ini anakmu?"

Yerim masih tidak percaya jika sosok yang ada di depannya ini adalah Guanlin. "Ah ya. Terima kasih sudah menjaga Jungwon." Jawab Yerim setelah beberapa saat terdiam. Yerim beralih menatap gadis mungil yang berada di sebelah Guanlin.

"Apa gadis cantik ini anakmu?"

Guanlin bukannya menjawab malah tertawa terbahak mendengar pertanyaan Yerim.

"Oh bukan, ini anak sepupuku. Aku disuruh menjemputnya."

"Oh. Sejak kapan kau ada di Seoul?"

"Sejak tiga hari yang lalu. Sebaiknya kita pergi ke Cafe yang berada di seberang sana."

Yerim menerima tawaran Guanlin. Mereka berbincang-bincang setelah lama tidak bertemu. Sedikit canggung karena Yerim masih mengingat Guanlin yang dulu pernah menyukainya. Yerim juga mengucap terima kasih kepada pria itu telah menaga Jungwon ketika ia telah menjemput anaknya tadi.



TBC

Maafkan saya sudah membuat Jungri seperti itu. hanya ingin menguji sebesar apa cinta mereka, hehe. Maaf lagi kalo konfliknnya lumayan berat, tapi semoga kalian tetep suka dan nggak bosan sama cerita ini.

Jangan lupa Vote dan Komen ya..

Maaf untuk Typo.

Terima kasih.

It Wasn't Her FaultTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang