CHAPTER 14
Permintaan maaf Jungkook malam itu tidak banyak membawa perubahan. Jungkook masih dingin kepada Yerim meskipun pria itu tak lagi mengabaikan Yerim seperti sebelumnya. Pria itu masih mengantarnya kuliah, berbelanja dan pergi ke dokter untuk cek rutin Yerim. Tapi perhatian Jungkook tidak seperti ketika mereka baru menikah dulu. Pria itu tidak lagi memijit tengkuknya ketika Yerim mengeluarkan isi perutnya di pagi hari. Ia sudah tidak lagi menggantikan tugas Yerim memasak di pagi hari ketika gadis itu benar-benar tidak mampu untuk membuat sarapan. Yerim sedikit bersyukur karena fase morning sicknessnya akan segera berakhir.
Dan juga sudah tidak ada lagi ciuman di kening yang selalu berhasil membuat Yerim berdebar tak karuan. Jungkook berubah. Dan nampaknya Yerim tahu penyebabnya. Yerim tidak bisa menyalahkan Jungkook. Memang pernikahan ini tidak didasari oleh cinta. Jika tidak ada nyawa lain yang bersembunyi di balik tubuh Yerim, pernikahan ini tak akan pernah terlaksana. Yerim sadar diri jika ia tak berarti apa-apa bagi Jungkook. Semua yang pria itu lakukan karena beban tanggung jawab yang harus pria itu bayar. Yerim harus sadar jika tidak ada namanya di dalam hati Jungkook. Keinginannya terlalu muluk jika ia menginginkan namanya ada di dalam hati pria itu.
Tidak ada yang Yerim lakukan selain bersedih di malam hari melihat perubahan sikap Jungkook. Tidur menghadap jendela melihat bulan purnama yang bersinar dan menitihkan air mata tanpa dia sadari. Itulah runtinitas barunya sambil meremas kuat selimutnya.
Kau itu bumi. Sedangkan aku bulan yang selalu mengikutimu yang terus berputar. Tapi kau hanya mengharapkan sinar matahari untuk menyinarimu.
***
Yerim tidak percaya dengan apa yang baru saja kakaknya katakan lewat telepon. Kim Taehyung menelponnya dan mengatakan jika dua minggu lagi ia akan menikah? Kenapa kakaknya itu memberitahunya mendadak seperti ini? kenapa tidak jauh-jauh hari mengabari? Apa pernikahan kakaknya ini juga Married by Accident seperti pernikahannya? Tapi setidaknya mereka saling mencintai.
Yerim tahu siapa yang akan menjadi kakak iparnya. Salah satu temannya yang memiliki asal sama dengan dirinya dan kakaknya, Daegu. Bae Joohyun. Yerim tidak percaya jika kakaknya itu benar-benar melamar Unnienya itu. Usia mereka bahkan terpaut empat tahun. Joohyun lebih tua daripada kakaknya. Yerim tidak tahu juga bagaimana Joohyun Unnienya itu mau menikah dengan kakaknya. Yerim harus segera menemui kakaknya dan meminta penjelasan dari pria itu.
***
Makan malam berlangsung dengan nikmat. Hanya dentingan sendok yang terdengar di ruangan minimalis itu. Yerim memperhatikan Jungkook yang sedang menyantap lahap makanannya. Ada yang ingin ia minta pada pria itu. Tapi ia sedikit ragu. Takut Jungkook akan menolak mentah-mentah permintaannya.
"Jungkook, kau sudah tau tentang Taehyung oppa yang akan menikah dua minggu lagi?"
Jungkook mengangguk "Tentu saja, bahkan hyung menghubungiku sebelum melamar noona."
Apa? Kakakanya itu menghubungi Jungkook ketika akan melamar sedangkan ia tidak diberi kabar apapun. Yang benar saja. Yerim tahu Jungkook itu sahabat dekat Taehyung, tapi bagaimana bisa kakaknya itu lebih memilih menghubungi Jungkook dari pada ia yang notabene adalah adik kandungnya sendiri. Ugh, kakaknya itu memang menyebalkan.
"Bolehkan kita pergi menemui kakakku dua hari sebelum hari H? aku ingin bersama kakakku sebelum pria itu menikah."
"Tentu saja boleh, lagipula Tae hyung sudah kuanggap sebagai kakak kandungku sendiri."
Senyum Yerim melekat di bibir mungilnya. Mata gadis itu berbinar dan hal itu membuat Jungkook sedikit menyungingkan bibirnya. Membentuk sebuah senyum tipis yang tidak disadari oleh Yerim.
KAMU SEDANG MEMBACA
It Wasn't Her Fault
FanfictionMalam itu merubah hidupnya. Jika saja ia tidak datang ke pesta itu dan tetap berdiam diri di rumah, jika saja malam itu ia tidak beranjak dari ranjangnya yang hangat. Semua pasti baik-baik saja. Tubuhnya bergetar menahan tangis ketika dua garis mera...