CHAPTER 17
Hubungan mereka kembali membaik. Meskipun mereka masih tidur terpisah. Jungkook sudah mulai hangat lagi pada Yerim. Yerim sedang menyeduh segelas susu untuk dirinya dan secangkir kopi untuk Jungkook. Pria itu sudah menyandang gelar sarjana sekarang. Seminggu lalu ia menemani Jungkook wisuda. Dan sudah tiga hari ini Jungkook berkerja di perusahan ayahnya dengan jabatan yang lebih tinggi dari sebelumnya. Jungkook mengurus cabang perusahaan ayahnya yang ada di Seoul.
Jungkook keluar dari kamarnya, jas dan tas kantornya ada di tangan kirinya. Pria itu mengucap selamat pagi pada Yerim lalu duduk di meja makan dan bersiap untuk menyantap sarapannya.
Jungkook sudah selesai dengan sarapannya. Pria itu berdiri dari duduknya lalu mengambil jas dan tasnya. Pria itu sudah berpamitan pada Yerim dan sudah siap meninggalkan apartement sebelum suara Yerim memanggilnya.
"Jungkook"
"Ada apa?"
Wanita itu tidak menjawab malah berjalan lebih dekat ke tubuh pria itu. Jungkook terkesiap ketika tangan Yerim dengan piawai membetulkan dasinya yang berantakan. Dengan perbedaan tinggi yang lumayan dan perut Yerim yang membesar, wanita itu sedikit kesusahan menggapai dasi suaminya. Tapi wanita itu berhasil membuat dasi suaminya itu tertatap rapi.
"Kau payah untuk urusan dasi."
Jungkook tersenyum, "Terima kasih. Aku berangkat."
Jungkook duduk di balik meja kerjanya saat Yugyeom masuk ke dalam ruangan pria itu. Pria bertubuh tinggi itu langsung duduk di kursi sofa yang ada di ruangan. Jungkook yang melihat itu hanya mendengus dan tetap fokus dengan layar laptopnya. Membiarkan Yugyeom melihati isi ruangannya.
"Mingyu menyuruhku untuk menyampaikan ini padamu karena ia sangat sibuk hanya untuk menemuimu. Besok datanglah. Dia akan melansungkan pertunangan."
Jungkook mengehentikan pekerjaannya dan beralih menatap Yugyem yang duduk bersender di sofa. "Jadi dia benar-benar serius dengan gadis itu."
"Tentu saja."
"Aku pasti datang tanpa kau suruh."
Yugyem mengangguk lalu berdiri dari duduknya. "Oke, aku tidak bisa lama-lama."
Pria itu berjalan menuju pintu ruangan Jungkook sambil melambaikan tangannya tanpa membalik badannya. Tangannya sudah membuka pintu kaca ruangan Jungkook tapi tubuhnya berbalik lagi. "Jangan lupa bawa istrimu yang cantik." Ucap Yugyeom sebelum benar-benar meninggalkan ruangan Jungkook.
***
Jungkook pulang lalu duduk bersandar di sofa ruang tengah apartementnya. Memejamkan matanya lelah. Perkerjaan hari ini cukup banyak sampai ia harus melupakan jam makan siangnya.
Yerim keluar dari kamarnya sambil mengelus perutnya yang membuncit. Wanita itu melihat Jungkook yang duduk tanpa daya di sofa. Mengernyit melihat suaminya itu.
"Mandilah, aku sudah memasak makan malam."
Jungkook membuka matanya dan melihat Yerim duduk di sampingnya. Pria itu bangkit untuk melaksanakan apa yang perempuan itu sarankan. Mandi pasti akan membuat tubuhnya segar kembali.
"Yerim, besok malam aku mendapat undangan pesta pertunangan dari temanku, Mingyu, kau pasti mengenalnya. Berdandanlah besok, aku akan menjemputmu pukul tujuh malam." Ujar Jungkook di sela makan malam mereka.
Mingyu. Nama itu melekat di otak Yerim. Jika bukan karena pesta gila yang diadakan pria itu dulu, Yerim tidak akan berbadan dua seperti ini dan menikah dengan Jungkook. mungkin kehidupannya lebih baik jika dulu ia tidak pernah menginjakkan kaki di pesta pria itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
It Wasn't Her Fault
FanfictionMalam itu merubah hidupnya. Jika saja ia tidak datang ke pesta itu dan tetap berdiam diri di rumah, jika saja malam itu ia tidak beranjak dari ranjangnya yang hangat. Semua pasti baik-baik saja. Tubuhnya bergetar menahan tangis ketika dua garis mera...