Chapter 15

10.9K 1.1K 28
                                    

CHAPTER 15

Matahari mengintip dari balik celah jendela kamarnya yang masih tertutup tirai. Yerim membuka matanya perlahan. Dirinya terkejut ketika mendapati tubuhnya sudah berada di atas ranjang. Seingatnya kemarin ia ketiduran di mobil.

Gadis itu ingin bangun dari baringannya tetapi lengan kekar yang sedang melingkari pingganggnya tidak mengizinkan gadis itu bangun. Yerim menolehkan kepalanya dan melihat wajah si pemilik lengan. Wajah tidur Jungkook yang berhasil membuat Yerim meleleh. Sudah berapa kali Yerim mengagumi pesona Jungkook entah itu dalam kedaan pria itu sadar atau tidak, tapi ia akan selalu menyukai wajah tidur Jungkook yang damai. Pesona Jungkook memang sangat kuat dan Yerim tidak bisa menghindari hal itu.

Jungkook mengerjapkan matanya. Tak lama kelopak mata itu terbuka menampilkan manik kelam milik Jungkook. Pria itu lalu mengucek pelan matanya yang masih mengantuk lalu melihat Yerim yang masih berada dalam pelukannya dan sedang menatap dirinya.

"Kau sudah bangun?"

"Su-sudah." Yerim mendadak menjadi gugup. Suara bangun tidur Jungkook membuatnya tak memiliki daya. Sungguh, Yerim sangat terpesona dengan Jungkook.

Jungkook melepaskan pelukannya lalu bangkit dari tidurnya. Mengambil handuk yang tersampir di kursi meja rias Yerim. Yerim meneguk air liurnya melihat penampilan Jungkook saat ini. rambut acak-acakan, piyama yang compang-camping, wajah bangun tidur yang menurut Yerim sangat imut dan err seksi?.

"Aku mandi dulu tidak apa kan?"

Yerim tersentak. Gadis yang awalnya mamandangi pria itu tanpa kedip dengan gelagapan mengangguk-anggukan kepalanya. Sedetik setelah Jungkook masuk ke dalam kamar mandi. Yerim bernapas lega. Gadis itu memegangi dadanya yang berdebar cepat. Pagi yang indah karena bisa melihat wajah bangun tidur Jungkook. tapi sepertinya itu tidak baik untuk kesehatan jantungnya.

***

Yerim menatap tajam kakaknya. Berusaha meminta penjelasan pada kakaknya itu perihal pernikahnnya yang menurut Yerim begitu mendadak. Bagaimana mungkin kakaknya itu bahkan Joohyun unnie tidak ada yang memberitahunya tentang lamaran yang dilakukan oleh Taehyung.

"Oke-oke aku akan bicara jadi jangan menatapku seperti itu." Taehyung yang mulai risih karena tatapan tajam Yerim akhirnya membuka suaranya.

"Joohyun noona tidak hamil." Itu kalimat pertama yang Taehyung keluarkan.

"Tetapi kenapa menikahnya cepat-cepat?"

"Seperti pernikahaanmu tidak buru-buru saja." Yerim diam. Apa kakaknya ini berusaha menyindirnya. Tapi perkataan Taehyung itu membuat hatinya sedikit tidak enak. Mengingat apa saja yang membuatnya menikah dengan Jungkook. Tentu saja, pernikahan yang tidak diharapkan.

"Aku menikah buru-buru dengan noona karena aku ingin segera memilikinya. Sebenarnya ini juga tidak buru-buru, kami sudah merencanakannya sejak lama. Dan ketika aku datang ke rumahnya orang tuanya juga langsung menyetujuinya dan langsung menyuruhku untuk cepat-cepat menikahi anaknya. Mereka bilang secepatnya lebih baik. Mereka bahkan yang menyuruhku agar pernikahannya dilakasanakan sabtu besok. Untuk perihal tidak memberitahumu, maaf. Oppa tau kau akan langsung pergi ke sini dan memaksa menemaniku melamar Joohyun noona. Lalu kau juga akan memaksa untuk ikut mengatur pernikahan Oppa. Oppa hanya tidak ingin kau banyak pikiran dan kelelahan itu tidak baik untukmu dan kandungamu. Kau itu keras kepala, meskpiun oppa menolak kau akan tetap melakukannya. "

Sebegitu besarkah rasa khawatir Taehyung kepada dirinya. Padahal sekarang Yerim sudah sebesar ini, sudah bisa menjaga diri apalagi sudah mempunyai suami pula. Hati Yerim terenyuh mendengar penuturan kakaknya itu. Tidak menyangkah rasa sayang pria itu kepada dirinya sebesar ini. matanya berkaca-kaca karena terharu. Tapi tetap saja dia masih merasa sebal. Jungkook saja diberitahu, kenapa dia tidak. Ia tau ini untuk kebaikannya, tapikan Taehyung itu kakaknya.

It Wasn't Her FaultTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang