Epilog

15.5K 1K 263
                                    

EPILOG

Setelah membaca ceritanya, tolong baca Author's note ya






Pagi itu Jungkook masih mendengkur di balik selimutnya ketika Yerim berteriak memanggil namanya. Pria itu buru-buru bangun dari tidurnya dan beranjak ke asal suara di mana Yerim berada.

Jungkook cukup terekejut ketika ia sampai di sumber suara dan menemukan Yerim yang terduduk di lantai sambil memegangi perutnya yang sudah membesar. Bagian bawah dress wanita itu tampak basah.

"Kenapa kau masih diam, bodoh? Aku mau melahirkan!!"

Seketika Jungkook menjadi panik. Pria itu bergerak gelisah. Memegangi kepalanya kebingungan. Oh ayolah ini bukan pertama kalinya Yerim mau melahirkan. Kenapa kau bisa terlihat sebodoh ini, Jungkook!!

"Siapkan mobil, Jungkook!! Dan bawa aku ke rumah sakit"

Jungkook langsung berlari menuju garasi rumahnya, menyiapkan mobil sesuai dengan perintah Yerim. Yerim yang sedang menahan rasa sakit tidak bisa untuk tidak terkikik geli melihat suaminya itu. Masih memakai piyama, rambut berantakan dan wajah bangun tidur yang khas. Ingatkan Yerim untuk mengabadikan wajah panik Jungkook yang terlihat sangat lucu.

Jungkook kembali dan langsung menggendong Yerim menuju mobil yang sudah disiapkannya. Pria itu masih lengkap dengan piayama dan rambut berantakannya. Menyetir mobil dengan kecepatan penuh agar segera sampai di rumah sakit. Berharap Yerim tidak melahirkan di dalam mobil. Beruntung Jungwon sedang menginap di rumah Taehyung jadi ia tak perlu memikirkan anak laki-lakinya itu sekarang.

mereka sudah berada di ruang bersalin sekarang. Yerim sudah berteriak tidak karuan ketika wanita itu mengejan kuat berusaha mengeluarkan buah hatinya. tangannya meremas tangan Jungkook kuat. Jungkook berada di sampingnya. Menemaninya dan membisikkan kata-kata penyemangat untuk Yerim. seperti apa yang pria itu lakukan dulu ketika menemani Yerim melahirkan Jungwon.

"Jungkook, sakit!!"

"Kau bisa, sayang. Kau bisa. Aku selalu menemanimu di sini." Ucap Jungkook sembari mencium pelipis Yerim. menenangkan wanitanya yang sedang berteriak kesakitan.

Jika dulu Jungkook harus rela rambutnya rontok banyak ketika menemani Yerim melahirkan Jungwon, mungkin sekarang nampaknya ia harus rela jika tulang tangannya retak karena Yerim yang meremasnya kuat. Tapi Jungkook rela. Ia tahu rasa sakitnya tidak sebanding dengan rasa sakit yang tengah dirasakan oleh Yerim saat ini. Jungkook jadi ingin memukul dirinya sendiri ketika ia mengingat dulu sudah berani menyakiti Yerim. lihat sekarang. Istrinya ini sedang mempertaruhkan nyawa demi melahirkan buah hatinya -lagi.

Tidak ada hal yang paling melegakan bagi Jungkook selain mendengar tangisan bayinya. Pria itu sudah menangis haru melihat bayi perempuan yang masih merah di tangan suster yang membantu persalinan Yerim. Yerim pun juga sudah menangis bahagia, melihat putri kecilnya lahir dengan selamat.

Yerim samakin tidak bisa menahan tangis harunya ketika bayi perempuannya sudah berada di dekapannya -berusaha mencari-cari puting susunya. Setelah bayi mungil itu berhasil menemukannya, ia segera menghisapnya -mengisi perutnya yang sudah lapar.

Jungkook memeluk bahu Yerim dari samping, memperhatikan bayinya yang sedang menghisap susunya dengan sangat lahap. Jungkook tidak bisa menahan bibirnya untuk tidak tersenyum. Pasti habis ini tulang pipinya akan terasa lelah karena terlalu banyak tersenyum.

Jungkook mengecupi puncak kepala Yerim sembari menghirup wangi surai Yerim. berkali-kali mengguman kata terima kasih kepada wanitanya yang sudah memberikan kado terindah lagi dalam hidupnya. Jungkook tidak pernah merasa selengkap ini dalam hidupnya. Dirinya bersama istri dan kedua buah hatinya. Jungkook berjanji tidak akan membuat wanitanya terluka lagi dan dirinya akan selalu melindungi keluarga kecilnya ini dari gangguan sekecil apapun. Tak akan membiarkan siapapun atau apapun merusak kebahagian keluarga kecilnya.

It Wasn't Her FaultTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang