Chapter 16

10.1K 1.2K 44
                                    

CHAPTER 16

Yerim berada di salah satu ruangan di gedung tempat Taehyung melangsungkan pernikahannya. Pernikahan Taehyung tergelar dengan mewah tidak seperti pernikahannya yang sederhana. Tentu saja Taehyung itu sukses dan pasti memiliki uang yang cukup banyak untuk pesta pernikahannya ini. Mungkin sebentar lagi ia akan mendirikan sendiri perusahannya. Yerim melihat kakaknya yang sudah rapi dengan setelan tuxedonya. Pria itu sedang bercermin memastikan jika semuanya sudah pas.

"Kau sudah tampan, Oppa."

Taehyung membalikkan tubuhnya menghadap Yerim, adik satu-satunya. Keluarga sedarahnya yang masih ada. Taehyung lalu memeluk gadis itu. Yerim mengelelus-ngelus punggung lebar kakaknya. Yerim tahu kakaknya ini pasti sangat gugup.

"Jangan gugup, Oppa."

Pelukan mereka terlepas ketika Jungkook masuk ke ruangan dan memberitahu bahwa pengantin wanita sudah siap dan Taehyung harus segera berdiri di altar.

"Baiklah mari kita lakukan."

Taehyung melangkah dengan semangat menuju pintu. Wajahnya yang gugup tampak berseri-seri.

"Ayo"

Jungkook meletakkan tangannya di belakang pinggang Yerim membuat gadis itu sedikit terkesiap dengan perlakuan Jungkook itu. Jungkook menuntunnya untuk keluar ruangan. Yerim pun akhirnya mengalungkan tangannya di lengan Jungkook.

Yerim menatap kakaknya yang sedang mengikat janji suci dengan haru. Air matanya jatuh dengan senyum senang di bibirnya ketik Taehyung memasangkan cincin di jari manis milik Joohyun. Ia sangat bahagia melihat kakak tersayangnya itu menemukan pendamping hidup sematinya. Jungkook melingkarkan tangannya di bahu Yerim, menarik gadis itu lebih dekat dengan tubuhnya. Mengelus pelan lengan Yerim. Ia tersenyum melihat wajah bahagia Yerim. dirinya jadi ikut merasakan bagaimana bahagianya Yerim melihat saudaranya menikah. Jungkook tidak akan mengelak pemikiran tentang Yerim hari ini, Yerim sangat cantik dengan gaun peach selutut yang tengah gadis itu kenakan.

Pesta di gelar. Banyak sekali tamu undangan yang datang. teman-teman Taehyung dan Joohyun memenuhi ballroom tempat resepsi diadakan. Teman-teman dekat Taehyung dan Jungkook ada untuk meramaikan acara. Alunan piano Yoongi menggema di ruangan disusul dengan suara indah Wendy yang mengalun. Sepasang kekasih itu menawarkan diri untuk tampil sebagai persembahan di acara pernikahan Taehyung dan Joohyun. Ada juga Jimin yang merangkul mesra pinggang Seulgi.

Yerim meihat itu semua. Wanita itu sedang duduk disalah satu kursi yang disediakan. Kakinya yang terbalut heels rendah itu sudah mengeluh lelah. Tubuhnya juga lelah, mungkin karena kehamilannya yang membuatnya begitu.

Jungkook datang membawa minuman dan menyodorkannya kepada Yerim. pria itu tampak khawatir melihat kondisi Yerim yang mengeluh kelelahan.

"Kau tidak apa?"

"Tidak apa hanya sedikit lelah."

Jungkook mengangguk, pria itu mengambil gelas yang sudah kosong dari tangan Yerim.

"Ini lagu khusus dari kami. Dimohon para tamu undangan untuk mencari pasangan untuk berdansa."

Suara Wendy yang baru saja terdengar membuat para tamu berusaha menemukan pasangan masing-masing untuk berdansa. Yerim tidak tahu jika ada dansa di acara pernikahan kakaknya. Di tengah ruangan Yerim bisa melihat Taehyung dan Joohyun yang sudah siap berdansa diikuti dengan para tamu.

Jungkook mengulurkan tangannya. Membuat Yerim mengernyitkan dahinya.

"Kau bisa berdansa?"

"Emm ya sedikit."

Dulu Yerim pernah belajar berdansa bersama Jaehyun. Tapi Yerim tidak yakin ia mengingat bagaimana cara berdansa.

"Kalau begitu ayo."

Yerim menyambut uluran tangan Jungkook. Pria itu membawa Yerim ke tengah keramaian. Ikut bergabung dengan pasangan lain untuk berdansa.

Tangan Jungkook sudah bertenger di pinggang Yerim. Sedangkan Yerim dengan ragu meletakkan tangannya di bahu Jungkook. Jungkook menggenggam tangan Yerim yang lain. Tubuh mereka mulai bergerak mengikuti irama musik yang sedang bermain. Gerakan tubuh mereka sangat pelan. Yerim takut melakukan kesalahan dan menginjak kaki Jungkook. suara indah Wendy serta alunan piano Yoongi menemani gerak tubuh mereka yang kaku tapi cukup untuk dikatakan serasi.

"Jangan tegang, Yerim."

Suara berat Jungkook mengalun di telinganya. Membuat darah Yerim berdesir. Tanpa sadar tubuh mereka semakin menempel. Membuat keduanya bisa merasakan napas mereka masing-masing. Yerim menahan napasnya merasakan hembusan napas Jungkook di kulit lehernya. Membuat sesuatu di dalam tubuh Yerim bergejolak hebat. Dengan jarak sedekat ini, Jungkook bisa melihat iris coklat milik Yerim yang sangat indah. Pria itu juga bisa mencium wangi tubuh Yerim yang sangat memabukkan –aroma yang mengguar dari tubuh Yerim cukup untuk memanjakan hidungnya. Bibir mungil Yerim seakan menarik atensi Jungkook. Membuat calon ayah itu sangat ingin merasakan kembali manis bibir itu.

Yerim sudah tenggelam menyelami obsidian milik Jungkook yang mempesona. Sekali lagi Yerim jatuh karena mata itu. Yerim mengamati wajah Jungkook yang sempurna. Garis rahangnya yang tegas, bibir penuh yang menggoda serta tatapan mata yang lurus dan tajam. Tanpa sadar tangannya sudah menyusuri rahang tegas Jungkook.

Keduanya tenggelam mengagumi satu sama lain. Akal sehat keduanya seperti hilang entah kemana ketika kedua belah bibir itu bertemu. Jungkook tidak tahu kenapa ia bisa berbuat seperti ini, tapi bibir mungil Yerim begitu menarik perhatiannya hingga ia tidak tahan lagi untuk kembali merasakan manis bibir pink itu.

Kecupan-kecupan ringan berubah menjadi lumatan. Jungkook benar-benar mabuk karena bibir Yerim. Ciuman keduanya nampak sangat manis. Kedua lengan Jungkook sudah melingkar sempurna di pinggang Yerim, menarik tubuh gadis itu untuk semakin menempel dengan tubunya. Merengkuh Yerim ke dalam tubuh besarnya, membuat Yerim seperti bersembunyi di balik tubuhnya kerena rengkuhan itu. Sedangkan Yerim sudah mengalungkan tangannya mesra di leher Jungkook. Lumatan Jungkook berubah menjadi menuntut dan tidak akan berhenti sampai suara Taehyung menginterupsi kegiatan mereka.

"Wah-wah, harusnya yang menjadi pusat perhatian malam ini aku dan Joohyun noona karena kami yang memiliki acara pesta pernikahan ini tapi kenapa kalian berhasil menarik perhatian para tamu dan seolah kalianlah pengantinnya."

Yerim menjauhkan tubuhnya, ia tertunduk malu ketika puluhan pasang mata melihat ke arahya dan Jungkook. Pipi gadis itu sudah memerah seperti kepiting rebus. Jungkook masih belum melepaskan tangannya dari pinggang Yerim. Bibirnya menyungginkan senyum miring melihat pipi merona Yerim.

"Apa aku sudah mengatakkanya, kau sangat cantik malam ini." bisik Jungkook di telinga Yerim. membuat bulu kuduk Yerim berdiri.

Yerim tidak bisa lagi menahan debar jantungnya ketika Jungkook mengucapkan kata-kata manis itu. tubuhnya sudah lunglai di dalam dekapan lelaki itu. jantungnya tak henti-hentinya menggelora di dalam sana. Ribuan kupu-kupu seakan menggelitik di dalam perutnya, membuat sebuah sensasi yang Yerim sendiri tak bisa mendekripsikannya. Bagaimana bisa pria yang sebelumnya sangat kaku dengannya berubah menjadi pria romantis seperti ini. kemana Jungkook yang beberapa hari lalu selalu mengabaikan Yerim?

TBC

Chap 16 sudah datang.. meskipun vote belum melampaui part sebelumnya aku udah up lhoo. Soalnya takut besok-besok gak bisa up karena sibuk. Tapi bakal diusahain tetep up kok.. –tergantung dengan jumlah vote kalian, hehe- sudah ada beberapa konflik menunggu.

Oh ya.. kenapa part kemarin votenya turun ya dari part-part sebelumnya? Hiks.. hiks. Aku jadi sedih. Apa ceritanya udah ngebosenin ya? Udah nggak menarik lagi? Makin absurd? maaf kalau ceritanya makin aneh.

Bagiku vote dari kalian itu sangat berharga dan yang buat aku semangat buat ngelanjutin cerita ini. Kalau seandainya ada yang kurang dari fanfic ini kasih saran atau masukan yaa..

Jangan lupa Vote dan Komen ya..

Chapter selanjutnya bakalan aku update jika vote sudah melebihi chapter sebelumnya.

Maaf untuk Typo.

Terima kasih.

It Wasn't Her FaultTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang