Chapter 25

10.8K 1.1K 62
                                    

CHAPTER 25



Jungkook dengan terburu-buru mengendari mobilnya dengan kecepatan tinggi. Membawa Porsche hitamnya itu membelah jalanan Seoul untuk segera sampai di rumah sakit. Baru saja kakak iparnya mengabarkan bahwa Yerim akan melahirkan. Dirinya yang sedang ada rapat langsung saja meninggalkan ruangan ketika suara panik Taehyung terdengar dari ponselnya.

Jungkook merutuki dirinya sendiri yang tidak bisa menjadi suami siaga. Dirinya seharusnya selalu berada di samping Yerim di detik-detik Yerim akan melahirkan tapi ia malah disibukkan dengan pekerjaan yang kian menumpuk.

Jungkook memakirkan mobilnya asal-asalan. Berlari di sepanjang koridor rumah sakit menuju ruang bersalin Yerim. penampilannya sudah berantakan. Rambutnya yang tadi pagi tersisir rapi sekarang berubah menjadi acak-acakan, kemejanya lusuh dan jasnya sudah ia tinggalkan di dalam mobilnya.

"Hyung!!"

Teriak Jungkook begitu matanya menangkap Taehyung yang berdiri di luar ruangan.

"Masuklah ada Joohyun di dalam."

Jungkook langsung saja masuk ke dalam. Jantungnya serasa melorot hingga ke perut begitu melihat keadaan Yerim. wanita itu menggerang kesakitan. Jungkook mematung di tempatnya berdiri, tidak sanggup melihat wanitanya yang sedang memertaruhkan hidupnya untuk kehidupan baru yang dulu sempat ia sebut kesalahan.

"Apa yang kau lakukan, Jungkook!! kemarilah dan bantu istrimu!"

Itu suara Joohyun. Jungkook segera menghampiri Yerim. menggenggam jemari Yerim yang berkringat. Istrinya itu langsung meremas kuat tangan Jungkook.

"Jung, ini sakit.."

Jungkook tidak tahan. Pria itu menciumi puncak kepala wanitanya, mengatakan bahwa semua akan baik-baik saja. Mengucapkan kata-kata semangat untuk istrinya. Memberikan kekuatan untuk Yerim yang sedang berjuang melahirkan anak mereka.

Joohyun sudah keluar dari ruangan setelah Jungkook berada di sisi Yerim. Yerim meremas erat tangan Jungkook. seakan memberi tahu Jungkook betapa sakit perutnya sekarang.

"Baiklah Nyonya Jeon kita mulai proses persalinannya."

Yerim mengejan kuat-kuat setelah dokter memberitahu bahwa proses persalinannya sudah di mulai. Jungkook senantiasa membisikkan kalimat-kalimat penyemangat di telinga Yerim. mengiringi wanita itu untuk melahirkan buah hati mereka.

"Ayo Nyonya, dorong terus."

Jungkook ikut berpeluh menemani Yerim yang sudah terengah-rengah. Jemarinya balas menggenggam erat jemari Yerim.

"Jeon, jika aku tidak selamat setelah melahirkannya, kau harus mengatakan pada anak kita bahwa aku sangat menyayanginya."

Demi Tuhan, kenapa Yerim berkata seperti itu. Jungkook jadi ketakutan setengah mati sekarang.

"Kau bicara apa?! Kau akan tetap bersama kami. Kau harus bersamaku untuk membesarkan anak kita."

Air mata Yerim sudah berlinang. Dirinya terus berusaha untuk mengeluarkan anak mereka dari dalam perutnya. mempertaruhkan hidupnya demi kehidupan lain yang sangat berharga untuknya.

Tangisan Yerim semakin pecah begitu mendengar suara tangisan. Tubuhnya sudah sangat lemas. Napasnya juga terengah-rengah. Yerim mengulum senyum tipis. Ia berhasil. Ia berhasil melahirkan anaknya. Ia sudah menjadi wanita sempurna sekarang. Mengandung juga melahirkan secara normal.

Yerim semakin tidak bisa menahan tangisan ketika melihat Jungkook menggendong anak mereka dengan kaku dibantu dengan seorang suster. Jungkook membawa anak mereka mendekat padanya dan menyerahkan dengan hati-hati ke pelukan Yerim. rasa sakit dan lelah Yerim seakan menguap begitu saja setelah melihat bayinya yang masih merah.

It Wasn't Her FaultTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang