Chapter 27

9.9K 1K 50
                                    

CHAPTER 27


Yerim sedang mengamati Jungkook yang sedang bermain dengan anak lelaki mereka. Usia anak mereka sudah menginjak angka empat tahun. Yerim tidak menyangkah sudah melewati ini semua. Ia masih ingat ketika ia yang sedang merajut bersama Joohyun dirumah wanita itu tiba-tiba merasa perutnya mulas dan sakit. Taehyung yang baru saja mandi tergopoh-gopoh memakai pakaiannya dan segera membawa Yerim ke rumah sakit. Jungkook datang ke ruang bersalin dengan penampilan acak-acakan dengan wajah penuh kekhawatiran. Yerim masih ingat betapa bahagianya ia ketika tangisan pertama bayinya keluar. Rasa sakit setelah melahirkan hilang ketika melihat Jungkook menggendong bayi laki-laki mereka. Yerim juga masih ingat bagaimana Jungkook menitihkan air mata saat menggendong buah hati mereka.

Ketika bayi mereka yang mereka beri nama, Jungwon itu menginjak usia enam bulan. Yerim harus menelan kesedihan karena waktu bersama anaknya berkurang. Yerim harus kembali berkuliah karena masa cuti kuliahnya habis. Bayi mereka diurus oleh ibu Jungkook yang tinggal di rumah mereka selama beberapa tahun sampai Yerim lulus. Iya, Jungkook membeli rumah sendiri setelah Jungwon berusia dua tahun.

Yerim lulus satu bulan yang lalu. Dan sangat bahagia bisa menghabiskan waktunya lagi bersama anaknya.

"Eomma. Yunhee sangat lucu. Dia adik kecil yang manis. Aku ingin bersamanya terus, tapi kata Appa tidak mungkin karena dia bukan adikku. Kata Appa aku harus punya adik sendiri. aku ingin punya adik, Eomma. Aku ingin punya adik kecil yang manis seperti Yunhee."

Yerim mendelik ke arah Jungkook. Tidak tahu apa yang dikatakan suaminya itu kepada anaknya sampai anaknya berbicara seperti itu. Yunhee itu anak Taehyung dan Joohyun. Yunhee lahir ketika Jungwon berusia dua tahun.

"Tenang saja. Keinginanmu memiliki adik akan segera terkabul, Won-ah"

Yerim mendelik kesal kepada Jungkook. Bisa-bisanya pria itu berkata kepada anaknya seperti itu. Pria ini memang benar-benar.

"Jungwon-ah. Ayo ikut paman. Kita akan bermain bersama Yunhee."

Itu Taehyung. Pria itu baru saja tiba dan langsung menggendong tubuh kecil Jungwon yang berlari ke arahnya. "Aku akan bertemu dengan adik Yunhee?"

"Tentu saja."

"Jungkook, Yerim. tidak apakan Jungwon kuajak? Sepertinya Yunhee sangat ingin bermain dengan sepupunya yang tampan ini."

"Tidak apa, Hyung. Kalau bisa apakah Jungwon bisa menginap semalam di rumahmu? Aku dan Yerim sepertinya ada sedikit urusan."

"YA! JEON JUNGKOOK!!."

Taehyung hanya terkekeh melihat adik-adiknya itu. Tentu Taehyung tahu apa yang dimaksud Jungkook dengan 'urusan' itu. Taehyung cukup paham ketika Jungkook mengucapkan kata itu dengan nada yang pelan dan berhasil memancing teriakan adik perempuannya.

"Baiklah, aku akan pergi, ayo Jungwon-ah." Taehyung menggenggam tangan mungil Jungwon dan mengajak anak laki-laki itu pergi. Taehyung melambaikan tangannya kepada Jungkook dan Yerim.

"Semoga cepat membuahkan hasil sama seperti Jungwon dulu."

"YA! OPPA!"

***

Yerim duduk bersandar di kepala ranjang sembari membaca majalah fashion yang ia beli beberapa hari lalu. Ia melirik sebentar Jungkook yang baru saja keluar dari kamar mandi. Yerim tahu malam ini Jungkook tidak akan melepaskannya.

"Yerim."

Suara serak Jungkook membuat pikiran Yerim buyar. Ia tak lagi fokus dengan majalah yang ia baca. Wanita itu memekik kaget ketika Jungkook sudah berada di sampingnya dan tangan pria itu sudah bergelirya di balik baju tidur yang Yerim kenakan. Ugh, pria ini sangat cepat.

Yerim menatap Jungkook yang sedang memandangnya penuh harap. Yerim tahu apa yang diinginkan suaminya ini. Yerim juga tak bisa menolak keinginan pria itu. Terakhir mereka melakukan tiga bulan yang lalu. Pasti pria itu sudah sangat tersiksa.

"Jung-

Yerim tidak bisa menyelesaikan ucapannya. Bibir Jungkook sudah mengunci bibirnya dengan ciuman. Ciuman itu penuh tuntutan. Dan tak butuh waktu lama membuat ciuman itu menjadi ciuman panas. Tangan Jungkook semakin bergerak liar di balik baju Yerim. berusaha menanggalkan gaun tidur Yerim. Yerim tidak bisa berbuat apa-apa dan membiarkan suaminya melakukan semuanya sesuka hati. Toh Yerim juga sedang menginginkan pria itu juga.

Yerim mengatupkan bibirnya rapat-rapat ketika ciuman Jungkook sudah turun ke lehernya. Yerim yakin akan ada tanda-tanda kemerahan di lehernya besok pagi.

Jungkook melepaskan ciumannya, dan kembali mensejajarkan wajahnya dengan Yerim. napas mereka sama-sama memburu.

"Aku merindukamu, Yerim-ah"

Yerim menahan desahannya ketika Jungkook kembali menciumi lehernya dengan beringas. Tubuhnya sudah berbaring di bawah tubuh pria itu.

"Ayo kita wujudkan keinginan Jungwon untuk memiliki adik."

Yerim mengangguk pasrah. Lagipula ia tidak bisa menolak. Ia juga mengingkannya malam ini. Jungkook juga tidak akan bisa dihentikan. Biarlah malam ini menjadi milik mereka berdua. Dan memberikan apa yang Jungwon inginkan. Seorang adik.


TBC

Maaf kalo chap ini pendek. oh ya siap-siap ya buat next part, bakalan ada sesuatu, maaf kalo seandainya sesuatu itu tidak sesuai dengan harapan kalian.. tapi aku harap kalian tetep suka sama fanfic ini.

Jangan lupa Vote dan Komen ya..

Maaf untuk Typo.

Terima kasih.

It Wasn't Her FaultTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang