Chapter 31

11.3K 1.1K 593
                                    

CHAPTER 31





Yerim menjemput Jungwon dan kembali bertemu dengan Guanlin. Guanlin mengajak Yerim untuk makan siang bersama. Awalnya Yerim menolak dengan banyak alasan tapi Guanlin berhasil membujuk wanita itu.

Mereka memilih untuk datang ke restoran Jepang langganan Guanlin. Memesan beberapa Sushi dan Takoyaki.

Guanlin menatap nanar Yerim dan Jungwon yang sedang mengobrol ringan. Melihat bagaimana Yerim menyuapi sang anak dan menanyakan hal-hal kecil mengenai sekolah Jungwon. Guanlin tidak mengerti, kenapa Jungkook bisa sampai menduakan Yerim. apa yang kurang dari Yerim? Guanlin saja masih sangat berkeinginan untuk memiliki wanita itu.

Beberapa tahun kembali ke negera asal berusaha untuk mencari gadis yang tepat untuknya tidak membuahkan hasil. Yerim masih memenuhi ruang lingkup hatinya. maka dari itu ia sangat marah ketika Jungkook dengan berani-beraninya mempermainkan Yerim. Guanlin harap Jeon brengsek itu segera mengakhiri kebrengsekannya.

"Eomma, aku ingin mainan itu."

Jungwon menunjuk anak kecil yang duduk di meja seberang. Yerim bisa melihat, ada anak kecil di gendongan ibunya membawa sebuah robot tiruan serial film Trasnformer. Terihat bagus memang.

"Nanti kita beli bersama Appa, ya"

"Tapi Appa selalu pulang malam. Tidak ada waktu untuk membeli itu bersama Appa"

Yerim terdiam. Apa yang dikatakan anaknya itu menohok hatinya. Jungwon pasti merasa kehilangan kasih sayang sang ayah. Lalu apa yang bisa ia lakukan?

Guanlin memandang sendu Yerim yang menundukkan kepalanya. Guanlin tahu wanita itu sedang menahan tangisnya. Apa Yerim sudah mengetahui semuanya?

Guanlin lalu menarik Jungwon untuk duduk dipangkuannya. "Bagaimana jika nanti kau pergi membeli mainan itu bersama paman?"

Jungwon langsung menggangguk antusias. Berbeda dengan Yerim yang menggeleng tidak setuju.

"Tidak Guanlin. Kau tak perlu repot-repot. Aku bisa membelikannya sendiri."

"Tak apa, Yer. Lagipula aku juga mau membelikan hadiah untuk Sora."

Yerim menolak sekeras apapun Guanlin akan tetap pada pendiriannya. Jadi Yerim hanya bisa mengangguk pasrah ketika Guanlin mengajaknya untuk pergi ke salah satu pusat berbelanja untuk membelikan apa yang Jungwon mau. Guanlin menggandeng tangan kiri Jungwon sedangkan Yerim mengandeng tangan kanannya. Mereka tampak seperti keluarga kecil yang bahagia, bukan?

Tanpa disadari. Sepasang mata menatap mereka tidak suka. Matanya menatap tajam kepada mereka yang tengah meninggalkan restoran. Tangannya terkepal kuat hingga menyebabkan buku jarinya memutih. Giginya bergemeletuk menahan emosi.

Jadi itu bukan sekedar ancaman ya, Guanlin?

***

Yerim dan Jungwon baru saja memasuki halaman rumahnya tetapi Yerim sangat terkejut ketika mendapati mobil Jungkook sudah terparkir rapi di sana. Yerim mengernyitnya dahinya heran. Ada apa Jungkook pulang secepat ini. Yerim melirik jam tangannya, masih pukul dua siang.

Ketika ia membuka pintu utama, Yerim sudah disambut dengan Jungkook yang duduk bersandar di sofa ruang tamu dengan wajah merah padam dan mata yang memancarkan kemarahan.

"Sudah puas bermain-main dengan teman lamamu itu, Yerim?"

Mendengar pertanyaan Jungkook yang sakartis, Yerim langsung menyuruh sang anak untuk masuk ke dalam kamarnya. Setelah memastikan Jungwon sudah memasuki kamarnya, Yerim balas menatap tajam Jungkook yang kini sudah berdiri di hadapannya.

It Wasn't Her FaultTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang