Chapter 13

10K 1.2K 62
                                    

CHAPTER 13

Eunha tidak tahu harus berbuat apalagi agar Jungkook tak menghubunginya terus. Setiap jam ponselnya akan berdering dan nama Jungkook tertera di sana. Eunha juga jengah dengan Jungkook yang terus mencoba untuk menemuinya, memohon padanya agar hubungan mereka kembali. Eunha bukan gadis gila yang dibutakan cinta. Meskipun ia sangat mencintai Jungkook tapi ia tahu jika Jungkook memiliki istri yang harus diperhatikan sekalipun pernikahan mereka terjadi karena sebuah kecelakaan.

Eunha juga merasa sedih dengan kandasnya hubungan mereka. Memang Eunha yang mengakhiri hubungan percintaanya dengan Jungkook, tapi tidak bisa dipungkiri jika ia juga merasa hancur. Bahkan setelah pertemuannya dengan Jungkook siang itu, ia menangis penuh selama beberapa hari.

Eunha tidak bisa menerima ajakan Jungkook untuk kembali memulai segalanya dari awal. Eunha tidak sanggup mengatakan setuju ketika Jungkook menyuruhnya untuk menunggu. Tidak! Ia tidak akan melakukan hal itu. Istri Jungkook yang ia ketahui bernama Yerim pasti lebih merasakan penderitaan daripada dirinya. Ia juga wanita, ia tahu apa yang dirasakan Yerim nantinya jika ia sampai setuju dengan ajakan Jungkook.

Ponsel putihnya berdiring dan lagi-lagi nama Jungkook terpampang jelas di sana. Dengan menarik napas panjang akhirnya gadis itu memutuskan untuk mengangkat panggilan itu.

"Halo, Eunha? Akhirnya kau mengangkatnya juga. Aku mohon kita harus bertemu. Aku tidak bisa seperti ini terus. Aku hancur tanpamu."

Eunha memejamkan matanya mendengar suara Jungkook di seberang sana. Suara pria itu terdengar rapuh. Nada memohon itu membuat Eunha luluh. Memang siapa yang tidak luluh oleh orang yang kau sayangi. 'Aku juga hancur, Jungkook'

"Baiklah ayo bertemu."

***

Jungkook duduk dengan gelisah. Sesekali matanya mengedar menatap pintu café yang terbuka. Ia sudah duduk satu jam di sana, menunggu Eunha yang belum datang juga. Jungkook sangat berharap jika gadis itu benar-benar akan menemuinya. Dan ketika bell pintu café berdenting sekali lagi, senyum Jungkook merekah melihat Eunha yang berjalan ke arahya

"Oke sekarang apa maumu?" tanya Eunha setelah dirinya mendudukkan diri di hadapan Jungkook.

"A-aku.. bisakah kita mulai lagi dari awal? Setelah bayi itu nanti lahir, aku akan menceraikannya dan kembali padamu."

"Sudah kukatakan berapa kali, huh! Jangan melakukan hal itu. Itu hanya akan menyakiti banyak pihak. Apa kau tak memikirkan bagaimana istri dan anakmu nanti? Jangan egois, Jungkook. Aku tau kau hancur, aku pun juga hancur. Tapi hubungan kita memang harus berhenti sampai di sini."

"Aku mohon, Eunha. Tolong.. setidaknya jadikan aku temanmu agar aku bisa melihatmu di sisiku."

"Baiklah hanya teman dan tidak lebih."

Setelah itu Eunha berdiri dan meninggalkan Jungkook. Jungkook merasa sedikit senang. Setidaknya ia masih bisa menghubungi Eunha dan melihat gadis itu. Setidaknya Jungkook masih memiliki gadis itu di sisinya, walaupun hanya sebatas teman.

Eunha adalah cinta pertama Jungkook. Gadis pertama yang melihat Jungkook apa adanya, tidak melihat Jungkook dari ketampanan ataupun kekayaan yang pria itu miliki. Itulah yang membuat Eunha sangat spesial di mata Jungkook. Dan ketika Eunha meminta hubungan mereka berakhir, Jungkook memang merasa jika separuh hidupnya hilang, pikirannya menjadi kacau dan emosinya menjadi tidak terkontrol.

***

Jungkook memasuki apartementnya. Bau masakan menguar dari dapur. Itu sudah pasti Yerim yang sedang memasak. Jungkook melangkahkan kakinya menuju kamar. Tapi langkahnya terhenti ketika pintu sebelah kamarnya terbuka menampilkan sebuah tempat tidur yang bersih dan rapi. Apa yang gadis itu katakan soal membuat kamar ini menjadi miliknya memang benar terlaksana.

Jungkook menghembuskan napasnya panjang. Pria itu menyadari bahwa selama dua minggu ini ia telah berlaku kejam pada wanita itu. Tidak memperbolehkannya tidur di kamarnya, membentak dan tidak mau bicara. Apa yang telah kau lakukan, Jungkook? Bagaimana jika terjadi apa-apa dengan perempuan itu. Kau bisa habis di tangan kakaknya. Apa kau baru menyadari hal itu, Tuan Jeon? Kemana saja kau selama ini?

Tapi pikirannya selama dua minggu ini sangat kacau karena Eunha yang mengakhiri hubungan mereka. Pria itu sangat mencintai gadis itu, hatinya utuh milik gadis itu. Meskipun ia terus memungkiri kenyataan bahwa hatinya mulai nyaman bersama Yerim. Ia terus mengelak mengakui bahwa senyum Yerim berhasil membuat hatinya tenang.

Jungkook menggelengkan kepalanya ketika Yerim tiba-tiba muncul di pikirannya. Dengan langkah besar pria itu masuk ke dalam kamarnya dan segera membersihkan diri. Nampaknya ia harus meminta maaf pada Yerim atas kelakuannya selama ini.

Yerim begitu kaget ketika Jungkook sudah duduk di kursi meja makan. Tampak segar dengan rambutnya yang basah habis keramas. Yerim tidak menyangkah jika Jungkook akhirnya mau bertatap muka dengannya setelah dua minggu terus mengabaikannya.

"Maafkan aku atas perlakuan burukku padamu." Suara Jungkook memecah di balik dentingan sendok dan garpu di ruangan itu. Yerim yang mendegar suara berat pria itu menghentikan aktifitas makannya, ganti menatap Jungkook dengan takut. Lama ia hanya memandangi Jungkook yang sedang menunggu jawaban.

Anggukan pelan Yerim membuat Jungkook mendesah lega. "Untuk saat ini, lebih baik kita tidur terpisah dulu."

Yerim lagi-lagi hanya menganggukan kepalanya. Sebenarnya ia sedikit kecewa dengan apa yang terakhir dikatakan Jungkook. Tapi gadis itu berusaha menerima apa yang pria itu inginkan sekarang. Tak apa lagi pula sekarang Yerim sudah tidak harus tidur di sofa lagi. Ia sudah memiliki kamar yang ia dekor dengan sangat indah.

TBC

Haloo.. aku kembali.. bagaimana dengan part ini? Aku sering takut kalau nggak sesuai sama ekspektasi kalian.

Jungkook udah mulai baik lagi nih ke Yeri, maaf buat yang minta Jungkook nyesel, sepertinya masih belum saatnya si JK nyesel.

Terima kasih untuk segala dukungan yang kalian berikan.

Sekali lagi –promosi lagi deh aku, wkwkwk- jangan lupa mampir di work aku yang satunya. Apa ada saran dari kalian untuk pasangan Yeri untuk cerita oneshoot selanjutnya? Kalau ada silahkan tulis di kolom komentar.

Chapter selanjutnya bakalan aku update jika vote sudah melebihi chapter sebelumnya.

Jangan lupa Vote dan Komen ya..

Maaf untuk Typo.

Terima kasih.

It Wasn't Her FaultTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang