CHAPTER 20
Jungkook tidak bisa tidur setelah pertengkarannya dengan Yerim. Pria itu merasa bersalah pada Yerim. tidak seharusnya ia mengatakan hal itu. Tapi hatinya sedang kalut saat itu. Melihat Eunha bersama pria lain membuat hatinya campur aduk. Tapi ada bagian lain dari hatinya yang mengatakan bahwa semuanya baik-baik saja melihat itu. Jungkook merasa sedikit aneh ketika hatinya berdesir melihat Yerim yang menangis di hadapannya, seolah tidak mengizinkan gadis itu menitihkan air mata.
Selama ini Jungkook terus meyakinkan hatinya bahwa perasaanya masih berlabuh pada Eunha. Meskipun hatinya tidak mengakui hal itu. hatinya selau bertolak belakang dengan pikirannya.
Jam sudah menujukkan pukul enam pagi. Jungkook yang memang tidak bisa tidur memutuskan untuk bangkit dari baringannya. Merapikan ranjang dan melipat rapi selimutnya. Pria itu bergegas mandi, ia harus pergi ke kantor setelah kemarin ia absen.
Jungkook keluar dari kamarnya. Tidak ada bau masakan seperti biasanya. Jungkook rasa, Yerim masih marah padanya. Mungkin gadis itu masih berada di kamarnya. Tapi ketika Jungkook melihat pintu di samping kamarnya terbuka lebar dan tidak ada Yerim di sana. Jungkook mulai sedikit cemas. Pria itu mencari Yerim ke seluruh ruangan yang ada di apartemetnya tapi ia tidak menemukan Yerim. Jungkook rasa Yerim pergi pagi-pagi ke kampusnya untuk menghindari dirinya. Jungkook menghembuskan napasnya pendek. Ia harus meminta maaf pada gadis itu nanti.
Jungkook pulang dari kantornya. Pria itu mengerutkan dahinya ketika ia menyadari jika Yerim masih tidak ada di apartement. Pintu kamarnya pun masih terbuka seperti di pagi hari tadi dan ranjangnya juga yang terlihat tak tersentuh. Jungkook mencoba untuk berpikir positif, mungkin saja gadis itu sedang bersama teman-temannya.
Jungkook masuk ke dalam kamarnya dan membersihkan diri. Setelah mandi, Jungkook menuju dapur dan memasak ramen karena perutnya yang merontah minta diisi. Biasanya ia akan memakan masakan Yerim tetapi karena gadis itu tidak ada, Jungkook harus rela memakan mie instan. Jungkook merasa sedikit aneh dengan dirinya. Hatinya sudah tak sesakit kemarin. Otaknya juga sudah tidak lagi memikirkan Eunha, malah yang ada otaknya penuh dengan nama Yerim.
Jungkook duduk di depan televisinya. Menonton acara musik yang mungkin akan menghiburnya. Jam sudah menujukkan pukul sebelas malam dan masih belum ada tanda-tanda Yerim. Jungkook mulai gelisah dan cemas. Kemana gadis itu? Dengan cepat Jungkook menyambar ponselnya, mencoba menghubungi gadis itu. Tidak ada jawaban, malah Jungkook dapat mendengar suara dering ponsel dari kamar Yerim. Jungkook menggeram mendapati bahwa gadis itu tidak membawa ponselnya
Jungkook mulai panik. Ia memikirkan hal-hal buruk yang terjadi pada Yerim. Jungkook mencoba menghubungi Jimin dan Yoongi karena kekasih mereka adalah teman Yerim. tapi tak ada satupun dari mereka tahu dimana Yerim sekarang. Jungkook juga meminta Mingyu untuk mencarikannya nomor ponsel Sana. Tapi jawaban Sana juga sama seperti jawaban Seulgi dan Seungwan. Tidak tahu sama sekali terkait keberadaan Yerim.
Jungkook berpikir dua kali untuk menghubungi Taehyung. Jujur saja Jungkook takut. Taehyung pasti akan murka kepadanya jika tahu apa yang saat ini terjadi antara dirinya dengan Yerim. Tadi ia sudah membujuk Seulgi dan Seungwan untuk tidak mengadukan hal ini kepada Taehyung dan bilang bahwa ia bisa mengatasi masalahnya sendiri.
Jungkook memijit pangkal hidungnya yang terasa berdenyut. Pikirannya kalut memikirkan Yerim.
***
Pagi ini Jungkook mencoba mendatangi kampusnya, siapa tahu Yerim ada di sana. Tapi nihil. Yerim tidak ada di sana. Ketika Jungkook berlari ke sana kemari mencari Yerim, ia tidak sengaja menubruk seseorang.
"Maaf-
"Guanlin?"
"Oh Jungkook-ssi"
Guanlin berusaha memunguti buku-buku yang jatuh karena tabrakan Jungkook. Pria itu tersenyum miring menatap Jungkook seakan meremehkan pria yang berstatus sebagai suami Yerim itu. Jungkook beranjak pergi, tapi langkahnya terhenti menyadari suatu hal. Mungkin saja Guanlin tahu keberadaan Yerim. Jungkook memutar tubuhnya lagi.
"Guanlin-ssi. Apa kau tau dimana Yerim sekarang?" sebenarnya Jungkook sedikit ragu untuk bertanya pada Guanlin tapi ia harus segera menemukan Yerim.
"Yerim? bukankah kau suaminya, kau seharusnya tau dimana istrimu sekarang. Jika kau tidak bisa menjaganya, aku bisa menggantikan posisimu." Senyum miring masih tertempel di bibir Guanlin. Membuat emosi Jungkook sedikit naik.
Setelah itu Guanlin tidak mengatakan apa-apa. Ia pergi meninggalkan Jungkook yang sudah tersulut api kemarahan. Jungkook merasa ada yang aneh. Hati Jungkook mengatakan jika Guanlin sedang menyembunyikan sesuatu. Jungkook menggelengkan kepalanya. Mencoba menepis pikiran buruk itu.
***
Jungkook diam mematung melihat Taehyung dan Joohyun berdiri di pintu apartementnya. Apa Taehyung sudah tahu semuanya? Tapi melihat raut wajah Taehyung yang biasa-biasa saja menandakan jika pria itu belum tahu masalah ini.
Jungkook berjalan mendekat. "Hyung?"
"Jungkook, apa kabar? Aku datang berkunjung, aku sudah mencoba menghubungi Yerim untuk memberitahu kedatanganku ini tapi tidak diangkat."
Sudah pasti tidak diangkat. Ponsel Yerim masih tergeletak di nakas kamar gadis itu. Jungkook dengan gugup mempersilahkan Taehyung dan Joohyun untuk masuk. Pria itu berkeringat dingin. Ia tidak akan bisa menyembunyikannya lagi dari Taehyung. Pria itu akan tahu segalanya. Dan akan marah besar kepadanya. Taehyung pasti akan menanyakan keberadaan Yerim dan ia sendiri tidak tahu dimana Yerim sekarang.
"Jungkook, dimana Yerim?"
Mati sudah kau Jeon Jungkook. Keringat dingin semakin membasahi pelipis Jungkook
"Jungkook?"
Oke Jungkook sudah tidak bisa merahasiakannya lagi, lagipula cepat atau lambat Taehyung akan segera tahu jika ia tidak segera menemukan Yerim.
Dengan mulut tergagap Jungkook mencoba mengeluarkan suaranya. "A-aku Ti-tidak tau."
"Apa maksudmu, Jungkook?" Taehyung menatap tajam adik iparnya yang sedang berdiri di hadapannya.
"Di-dia kabur dari rumah."
"APA?
TBC
Hallooo... maaf baru update. maaf juga pendek. Karena sekarang udah makin sibuk jadi waktu luang untuk nulis jadi semakin menipis. Tapi pasti bakalan update kok. Dan diusahakan nggak lama-lama updatenya. Tergantung dgn vote dan komen kalian, hehe. Untuk Part ini nggak ada moment JK-YR, ya?? Ini udah masuk konflik lagi. Itu Taehyung udah mau tahu segalanya...
Makasih banget buat yang udah vote dan komen. Bagiku vote dari kalian itu sangat berharga. Maaf kalau part ini nggak sesuai dgn ekspektasi kalian
Jangan lupa Vote dan Komen ya..
Maaf untuk Typo.
Terima kasih.
KAMU SEDANG MEMBACA
It Wasn't Her Fault
FanfictionMalam itu merubah hidupnya. Jika saja ia tidak datang ke pesta itu dan tetap berdiam diri di rumah, jika saja malam itu ia tidak beranjak dari ranjangnya yang hangat. Semua pasti baik-baik saja. Tubuhnya bergetar menahan tangis ketika dua garis mera...