Tiga panggilan tak terjawab malam ini dari Yusuf membuatku harus menhela panjang berkali-kali. Apa aku harus menjawab panggilan itu? aku harus bagaimana? apa yang harus aku katakan? bisa kah aku pura-pura pingsan sekarang?
panggilan yang keempat, oke ini benar-benar harus di angkat. Hatiku menjadi semakin tidak tenang hanya dengan menatap layar hp dengan nomor triple 8 yang belum ku beri nama itu.
"halo" jawabku, harus nya dia dengar kalau suara ku saat ini bergetar, dan sekilas menelan ludah
"assalamu alaikum, sedang apa?" Sapa suara ringan di seberang sana
tak bisa ku jawab, aku tak tau harus jawab apa, tidak mungkin ku katakan hanya baring-baring padahal tiga panggilan sebelum nya tidak ku jawab
"Sa?" oohh.. suara itu mengharuskan ku memiliki jawaban
"gak ngapa-ngapain" jawabku merasa bersalah
"Sa aku masih akan terus menelpon kamu, dan masih akan terus menjelaskan hal yang kemarin sampai kamu benar-benar percaya kalau ini serius"
"aku tidak bisa menerima ini, cari lah orang lain di luar sana yang lebih siap mendampingi kamu. aku tidak" ini adalah jawaban yang sejujur nya dari aku, sadar lah ini sudah terlalu kasar, jadi aku mohon mundur lah
"tapi kenapa?" dia masih ingin meminta penjelasan
"aku belum ingin menikah, aku masih sangat menikmati kesendirian ku dan tidak ingin di ganggu oleh siapapun termasuk suami dan pernikahan" benar kah? aku pun tidak yakin seperti itu. aku mengatakan ini padahal setiap saat aku meminta jodoh pada yang di atas
katakan saja begini, aku memang tidak sholat 5 waktu, tapi saat di rumah aku pasti sholat hanya saja kalau lagi kerja tidak sholat. salah kan aku dengan kebiasaan buruk itu. tapi bukan itu inti nya.
setelah sholat aku dzikir menyebut nama Allah yang maha pengasih lagi maha penyayang, aku meminta jodoh dengan dzikir itu. bukan hanya itu bahkan di saat senggang seperti sedang di jalan nyetir atau duduk tak ada kegiatan aku tetap berdzikir untuk meminta jodoh. tapi bukan Yusuf yang kau minta, sedikit pun tak ada kriteria yang kau minta itu dalam diri Yusuf. sungguh bukan dia.
pernah setahun yang lalu saat aku juga mencoba dzikir meminta jodoh ini selama tiga hari berturut-turut dan yang datang mengajak serius itu adalah yusuf, maka ku putuskan untuk berhenti karena aku yakin bukan yusuf yang aku minta. Dan selama tiga bulan terakhir ini aku kembali selalu berdzikir meminta jodoh, dan lagi-lagi Yusuf lagi yang datang.
ini lucu, sangat lucu. Apa sekarang Allah sedang bercanda padaku?
Aku pikir Yusuf akan menyerah sekarang. Aku sudah mengatakan tidak ingin menikah dan meminta nya mencari orang lain. Harus nya dia menyerah sekarang.
Tapi tidak, pembicaraan kami di telepon berlangsung selama 3 jam. dan selama itu aku dan dia mengobrol asyik tentang banyak hal.
Kenapa juga aku bisa merasa nyaman bicara dengannya?
Bagaimana bisa kami nyambung dalam beberapa topik?
Aku tidak mengerti
Namun yang paling inti adalah dia masih mencoba menyakinkan ku kalau dia serius dan dia tidak akan mundur. Dia berusaha untuk meyakinkan ku menerima nya. Dia tidak menyerah dengan semua kalimat penolakan ku dan kata-kata ketus ku.
"oke begini saja. aku tau ini tidak akan ada ujungnya. karena aku bersungguh-sungguh belum ingin menikah. Jadi kamu cari sendiri bagaimana caranya. Dan kalau ternyata kita memang jodoh maka kita pasti akan bersama" Kata ku akhirnya, ingin segera mengakhiri pembicaraan ini sebelum aku terlalu nyaman
"Cari jalan sendiri?" Tanya yusuf bingung dengan maksud perkataanku
"Iya cari jalan sendiri. Entah kamu mau berusaha seperti apa aku tidak tau itu. Yang jelas saat ini aku belum mau menikah. Tapi kalau ternyata kamu menemukan jalannya itu berarti kita jodoh dan kita akan menikah" Solusi yang sangat ambigu, bahkan akupun tidak mengerti apa yang sebenarnya yang aku inginkan.
***
Malam minggu. Aku tiba di rumah pukul 18.30. Beruntungnya untuk malama minggu kali ini aku memiliki planning. hehe
biasanya kalau bukan di kantor ya di rumah saja tidur, nonton atau internetan. Tinggal sendirian di rumah kecil ini membuatku merasa bebas melakukan apapun semauku. Betapa beruntungnya aku dengan kesendirianku.
Bisa membeli rumah dan mobil hasil dari keringatku sendiri. uppss... salah!!! Bukan di beli tapi di cicil. Tapi setidaknya aku tidak membuang-buang gaji ku untuk hal lain yang sia-sia. Biarpun di cicil alhamdulillah aku bisa memilikinya. Dibanding teman-temanku yang lain mereka masih bergantung tinggal di rumah orang tua padahal gaji mereka lebih dari cukup untuk bisa hidup mandiri. Maafkan aku jika kesyukuran ku ini terkesan sombong.
Kembali lagi dengan planning yang kau maksud. Aku dan teman-teman sekantor akan nonton bareng di bioskop. Film Harry Potter and The cursed Child. Aku, Rety,Helmi, Ana dan Odan. Kami bukan Jomblo squad, karena sejatinya kami berlima punya pacar. Hanya saja kami termasuk yang terlupakan oleh pacar masing-masing di malam minggu. Jadi sebut saja kami Terlupakan Squad.
Kami antri di tempat pembelian tiket. Antri sambil selfi bersama tentunya. Bunyi handphone ku mengalihkan perhatian ku dari camera ke menatap layar hp.
pesan Whatsap
Yusuf
Assalamualaikum. lagi di mana?
Entah mengapa pesan singkat itu membuatku senyum. Aku sebenarnya tidak mengharapkan pesan tu, tapi aku senang saat melihatnya. Bagaimana caraku menjelaskannya. Orang yang sejak 2 hari yang lalu tiba-tiba mengangguku dengan ajakan bodoh dan sekarang mengirim sebuah pesan.
Saya
Di cinemaxx sama teman-teman kerja
aku membalas Chatnya dengan cepat. Harusnya aku abaikan dulu chatnya. ini akan membuatku terkesan sedang menunggu pesan dari dia. Tapi sudah lah, berhenti menggurutuki diri karena dia. tidak penting.
Yusuf
ikut dong
Saya
ayo sini
Aku mengajak dia nonton? ya gak lah. Dia juga gak mungkin ikut karena dia kan sekarang sedang di luar kota. Baru minggu lalu dia ke sini. Dia hanya bisa ke sini sekali sebulan. Aku tau itu karena Nayla cerita padaku Kalau Minggu lalu dia menemui Nayla meminta agar Nayla mau membantunya membujuk ku menerima lamarannya. Konyol skali.
Yusuf
15 menit lagi aku tiba, belikan tiket ya
haha... sekarang aku ingin tertawa membaca pesan itu. Seperti nyata saja.
Sambil menunggu pintu cinema di buka kami selfi lagi. Palingan juga 5 menit lagi di buka karena dari jadwal tike filmnya di mulai sekiat 15 menit lagi.
Seseorang dengan kaki panjangnya, jaket merah, jeans hitam, jam tangan alexander christie dan sepatu adidas sungguh membuatku terpaku. Bukan karena ketampanan nya tapi karena aku benar-benar tidak percaya kalau itu adalah dia
"dia benar-benar datang"
Aku tidak pecaya ini.
Dia tersenyum padaku membuatku semakin menghangat. Entah karena dia menertawakan ekpresi tidak percaya ku atau karena dia merasa berhasil mengerjaiku senyuman manisnya berubah menjadi gelak tawa.yang membuat empat orang temanku yang tadinya fokus selfi bealih ke kami
"Siapa Sa?" Tanya Odan berbisik kepadaku
Oh ya ampun. aku harus segera tersadar sebelum bumi menelanku hidup hidup.
"Kenalkan. ini teman kuliah ku. namanya Yusuf"Aku harap aku salah memperkenalkan, tapi tenyata tidak
Kemudian mereka saling menyapa seadanya. Entah mengapa aku masih merasa linglung. bahkan disorentasi. Tidak mungkin ini benar terjadi.
Aku tau ada banyak pertanyaan di benak mereka, kenapa tiba-tiba aku mengajak laki-laki nonton bareng mereka padahal sebelumnya tak pernah terjadi. Tapi tahan dulu karena kepala ku sendiri sudah full dengan pertanyaan tak bermuara.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dear Future Husband (Complete)
RomanceAku Aisyah Kehidupan karirku di umur 26 tahun tampak sempurna, sebelum aku bangun dari koma dan sadar ternyata aku masih berumur 20 tahun dan masih kuliah Bukan itu masalahnya, mimpi yang aku lihat saat koma seperti memperlihatkan masa depan ku 6 t...