Keduapuluh Delapan

4K 355 8
                                    

Aisyah VO:

“Aisyah besok kita ketemu sama orang tua aku ya, aku ingin memperkenal kan mu kepada mereka” Kata Yusuf membuatku kembali merasa mules.

Hari ini aku sudah merasa cukup di kerjain oleh keadaan. Meskipun tak dapat ku pungkiri detak jantung yang bekerja 3 kali lipat dari biasanya seperti bertiak kepada dunia bahwa aku sedang jatuh cinta.

“kenapa harus buru-buru?” Tanya ku. Saat ini aku dan Yusuf berada di pesawat perjalanan pulang dari morowali.

“harus tunggu apa lagi ? tunggu kamu berubah fikiran?” Tanya Yusuf

Aku terdiam sejenak. Aku masih menikmati perasaan ini. Rasa indah ini. Namun aku tidak bisa menikmati keraguan ku. Kenyataan bahwa aku yang masih ingin selalu berlari dari kenyataan membawaku ke sebuah persimpangan jalan.

“Aisyah” suara Yusuf menyadarkan ku dari lamunan

“aku tidak punya banyak waktu Aisyah. Ibu menjodohkan aku dengan seorang dosen yang bercadar. Dia ingin aku menikah dengan nya” kata Yusuf membuatku semakin ragu

“lalu kenapa kamu ingin memperkenalkan aku kepada ibu kamu kalau dia sudah punya pilihan sendiri?” Tanya ku

“karena aku boleh memilih wanitaku sendiri jika dia lebih baik dari pilihan ibu. Dan aku yakin kamu jauh lebih baik darinya” jelas Yusuf

dosen, bercadar. Sudah pasti masa depan nya lebih mapan dariku yang memiliki setumpuk cicilan, ahlaknya juga pasti lebih baik dari ku. Di bandingkan dari sisi mana pun aku tidak ada apa-apanya” timbangku dalam hati

“apa pekerjaan orang tua gadis yang akan di jodohkan dengan mu?” Tanya ku lagi

“ayahnya juga seorang dosen, dia professor di UGM” jawab Yusuf

latar belakang perempuan itu juga jauh di atas latar belakang keluarga ku yang hanya seorang pertani” aku kembali menimbang sendiri dalam hati

Aku baru saja merasa seperti terjatuh dari terbang ku. Rasanya ada sayap ku yang patah. Aku kembali terdiam.

“Aisyah, hei” Yusuf kembali menyadarkan ku

look at me. Listen carefully. Tidak ada yang lebih baik dari mu, aku sangat yakin itu. dan ibu pasti setuju dengan pendapatku” Yusuf menguatkan ku

“beri aku waktu selama dua minggu” pintaku

“dua minggu?” Yusuf sedikit bingung dengan permintaanku

“untuk apa waktu selama itu?” Tanya Yusuf

“aku mohon” pintaku lagi

Aku tidak bisa mengatakan untuk apa waktu selama itu, namun ada banyak hal yang menganggu fikiran ku. Seperti aku yang tidak percaya diri, status sosial keluarga kita yang berbeda dan keraguan ku akan cintanya Yusuf.

“baik lah, tapi kamu tidak boleh menghilang selama dua minggu itu” Yusuf akhirnya setuju dengan sebuah syarat

"Aku tidak mungkin ke mana-mana"

Sebenar nya tidak ada alasan bagiku untuk meragukan cinta nya Yusuf. Itu adalah kenyataan yang mutlak yang bahkan melerai semua keraguanku.

Tapi... Ah aku tidak bisa menjelaskan nya. Yang tertanam dalam benak ku selama ini aku sudah siap hidup sendiri seumur hidup.

***

Masuk kerja setelah kemarin bolos membuatku harus bekerja dua kali lebih keras hari ini.

Ada banyak laporan yang tertinggal,  ada banyak pekerjaan yang terbengkelai dan ada banyak reservasi yang belum di input di sistem.

Dear Future Husband (Complete) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang