Kedelapan

4.5K 343 6
                                    

Dosen jam keempat sepertinya tidak sempat hadir. Alhasil kelas menjadi riuh dengan tingkah teman-teman.

Di sudut sebelah kanan belakang ada Ria and the gank, kelompok yang menurutku penuh dengan kepalsuan. Mereka modis dengan style yang di anggap classy dan pergaulan yang luas. Tapi di mataku mereka hanyalah gank yang saling membunuh satu sama lain, di depan sangat baik tapi di belakang saling menceritakan keburukan masing-masing. Aku lebih suka menjauh sejauh-jauhnya dari gank macam itu.

Di sudut sebelah kiri depan ada Haswa dan kawand-kawand. Gank pemburu ranking. Mereka berburu dengan pelajaran dan tugas-tugas untuk mendapatkan nilai terbaik. Aku lebih suka menjauh karena meskipun mampu tapi aku tidak suka terlalu berburu nilai. 

Di sudut sebelah kanan depan ada aku dan kawand. Gank yang paling apa adanya. Bergaya seadanya, belajar seadanya,  dan bergaul seadanya. Kita apa adanya saja, begitulah cara kita menikmati hidup. Nikmati saja prosesnya dan serius saat di butuhkan.

Di sudut sebelah kiri belakang. Gank yang menarik perhatianku. Sekumpulan teman-teman cowo yang berkumpul bermain game bersama.

"Aisyah mau gabung? " Ajak Fahri membuatku sontak mengangguk

Dalam sifat introvertku terdapat gamers sejati. Aku sangat suka bermain game yang biasa di mainkan para lelaki. Seperti soccer,  DOTA 2, mobile legend,  point blank, Clash of Clans. Sebutkan saja maka aku mahir memainkan nya.

Mereka tau itu, meskipun aku sangat pendiam tapi masalah game aku pasti akan open welcome. Atas dasar itu lah Fahri mengajak k gabung. Mereka sedang bermain game soccer cup.

"Weih ratu game gabung" Sambut Herman sambil menepuk pundak ku

"Aisyah lawan aku. Kalau kamu menang aku akan antar jemput kamu kuliah selama seminggu" Celetuk Yusuf mengundang koment dari kawan yang lain

"enak donk,  kalo gitu saya juga mau" Sergah Abel

"Aku akan sengaja kalah kalau taruhan nya itu" Canda Fahri

"Mending taruhan sama saya ajah Aisyah" Herman maju menggeser Yusuf

Aku sedikit penasaran. Bagaimana kalau ku buat begini.

"gini ajah,  kalau aku menang kamu putuskan Ismi" Tantangku pada Yusuf. Pukul aku sekarang, kenapa aku harus memasang taruhan sebodoh itu

"Kalau kamu kalah kamu putuskan Darma?" Tantang balik Yusuf

"Gak adil donk. Kalau kamu putus dari Ismi kamu kan punya banyak pacar yang lain. Lah aku kalo putus dari Darma jadi jomblo donk" protesku

"Oke ajah taruhan nya, kamu pasti menang kok" Fahri meyakinkan ku.

Tapi masa hubunganku semurahan game yang aku mainkan. Bagaimana bisa aku mau mempertaruhkan hubungan ku yang 4 tahun hanya karena bermain game dan rasa penasaranku.

"kalau aku kalah aku kasi kamu akun mobile legendku yang sudah rank epic" tawaranku cukup menggiurkan,  sebenarnya sangat menggiurkan bagi gamers sejati.

"deal" dengan semudah itu Yusuf deal. Ismi yang dia pacari selama 3 bulan ini hanya seharga game baginya. Tentu saja karena dia masih punya banyak cadangan di luar sana.
Aku merasa tertantang untuk menang. Selain karena aku memang sangat menyayangi game mobil legend ku, aku juga penasaran bagaimana Yusuf bisa menepati janji nya memutuskan Ismi jika saja dia kalah.

***

Bisa ku rasa Yusuf tidak begitu serius. Bahkan di babak pertama aku sudah mencetak 2 gol dan dia masih kosong.

"Yusuf bisa serius gak sih main nya. Ini kamu pasti sengaja kalah kan? " aku protes sebelum babak kedua di mulai

"iyah nih. Jangan-jangan kamu memang cuma cari alasan supaya bisa putus dari Ismi" Tebak Chandra

Yusuf tergelak. Sepertinya tebakan Herman memang benar. Membuatku merasa bersalah.

Kalau ternyata aku menang dan Yusuf benar-benar memutuskan Ismi karena alasan taruhan ini. Kasian Ismi.

"karena taruhan nya gak seru jadi gak serius juga main nya" Itulah pembelaan yang keluar dari mulut Yusuf

"Ya sudah. Kalau aku kalah aku putusin Darma" kataku akhirnya mengubah taruhan agar menjadi seru. Lagian tidak mungkin Yusuf menang. Mengejar ketertinggalan skor akan sulit.  Jadi aku berani memasang taruhan itu.

"Semangat Yusuf. Saya dukung kamu.  Ayo teman" Fahri memijit pundak Yusuf untuk memberinya semangat

Benar adanya. Permainan menjadi seru setelah aku mengubah taruhan nya. Aku menjadi kesulitan membobol pertahanan Yusuf sementara serangan balik Yusuf menjadi agresif. Terbukti Yusuf memasukan satu gol di menit 75 dalam game.

"Mantap. Smangat trus" Celetuk Benny

"Ayo gol lagi" timpal yang lain nya

Entah mengapa aku jadi merasa mereka jadi mendukung Yusuf. Di kelas ada 14 mahasiswa cowo dan 25 mahasiswa cewe. Tapi saat ini suara nya di dominasi oleh suara cowo yang mendukung Yusuf untuk mememangkan taruhan denganku.

Meskipun tak ada yang mendukungku aku tidak akan patah semangat. Aku tidak mungkin merelakan hubungan ku yang 4 tahun kandas di tangan Game. Maka aku juga berjuang mati-matian.

Taruhan itu berakhir dengan kemenangan 3-2 untuk ku. Maka dengan sangat di sesalkan Yusuf harus menepati janjinya memutuskan Ismi.

Tapi sekali lagi, itu hanya permainan. Aku juga wanita dan tidak tega melihat sesamaku di sakiti.

"Suf gak apa-apa kalau kamu gak putuskan Ismi. Yang tadi itu cuma game jangan di anggap serius" Kataku sebelum meninggalkan kerumunan kelompok gamers

***

Pulang kuliah pukul 02.00 post meridian. Kulihat Yusuf dan Ismi sedang duduk di bawah pohon teduh yang ada di taman kampus.

"Jangan bilang Yusuf beneran mau putusin Ismi" Kataku sedikit khawatir

"Kayaknya iya deh hani, coba lihat Ismi kelihatan sedih gitu" komentar Nayla

Aku segera mendekat. Meskipun tidak seharusnya aku ikut campur dengan masalah mereka tapi kalau benar Yusuf memutuskan Ismi karena taruhan konyol itu maka akulah yang bersalah.

"...aku punya pacar lain Ismi" kalimat yang ku dengar keluar dari mulut Yusuf membuat langkahku terhenti tepat di belakang mereka

"tidak apa-apa kamu punya pacar lain di luar sana. Aku terima. Asal kamu tidak putuskan aku" Ismi mengemis. Astaga kenapa dia sebodoh itu mengemis cinta dari seorang playboy seperti Yusuf

"kalau jodoh kita pasti akan bersatu kembali" Kata Yusuf seraya menepuk pundak Ismi seolah menguatkan gadis itu

"itu kalimat andalan nya Yusuf Hani kalau mutusin cewe, jadi cewenya merasa akan punya kesempatan untuk kembali" Bisik Nayla di telingaku

Tadinya aku ingin membela Ismi. Tapi melihat kebodohan nya mengemis cinta pada playboy seperti Yusuf membuatku mengurung niat.

Biar lah mereka putus. Ismi terbebas dari buaya darat. Aku membantunya. Harusnya kelak dia berterimakasih padaku.

Yusuf berdiri ingin meninggalkan Ismi yang masih memaku terseduh di bawah pohon.

Kulihat Yusuf mengacungkan jempol ke belakang. Sepertinya dia menyadari kehadiranku di belakangnya. Dan jempol itu pertanda dia sudah memenuhi taruhan nya.

"Dasar playboy cap buaya" Maki ku dalam hati.

Dear Future Husband (Complete) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang