"kamu sudah sadar? Bagaimana perasaan mu? Tanya seseorang yang asing bagiku, aku yakin aku baru melihatnya dan aku tidak mengenalnya
"rasanya punggung dan kaki ku masih sakit" jawabku jujur
"saya Hananto. Ayahnya Keyla. Yang menabrak kamu" orang itu memperkenalkan diri
Aku tersenyum pada orang itu. Aku cukup respect karena dia datang menjenguk ku.itu artinya dia cukup merasa bertanggung jawab
"saya minta maaf karena anak saya kurang hati-hati bawa mobil dan akhirnya nabrak kamu" lanjut orang itu, cara bicaranya penuh wibawa yang membuatku yakin dia bukan orang biasa
"masalah biaya pengobatan ibu dan bapak tidak usah khawatir saya sudah selesaikan semua" kata orang yang bernama Hananto itu pada mama dan ayah
"terimakasih pak untuk bantuan nya" kata Ayah
"justru saya yang berterimakasih karena kalian sangat baik mau memaafkan anak saya dan tidak membawa nya ke kantor polisi"
"oh ya kamu masih kuliah ya? " Pak Hananto berbalik bertanya padaku
"iya pak, semester 7 jurusan perawat di Poltekkes" jawabku mantap, aku yakin tidak disorientasi lagi. Dan aku cukup bangga sekolah di jurusan perawat apalagi perguruan tinggi negeri kesehatan satu-satunya di kota ini
"aku punya tawaran buat kamu kalau lulus kuliah nanti dan kamu butuh pekerjaan hubungi saya saja"
"trimakasih untuk tawaran nya pak, kalau boleh tau pekerjaan apa ya pak? " aku bertanya cukup lancang. Memang belum seharusnya aku memikirkan pekerjaan, harus fokus kuliah dulu. Tapi aku tidak mau melewatkan behitu saja tawaran ini. Mungkin saja bagus
"kebetulan saat ini saya sedang membangun hotel bintang lima, kalau kamu mau bekerja di sana aku akan memberikan kamu posisi yang bagus dan gaji yang lebih tinggi"
Aku mengerutkan dahi, tawaran itu seperti membuatku d'javu.
"tapi dia kuliah di jurusan perawat pak. Dia tidak tau apa-apa tentang perhotelan" Mama angkat bicara menanggapi tawaran itu
"tidak apa-apa. Kalau dia mau dia pasti bisa belajar. Ada posisi yang nama nya operator, itu pekerjaan yang paling mudah di hotel. Cuma duduk angkat telepon dan menyambungkan telpon, nanti kalau dia sudah belajar banyak tentang hotel dia bisa pindah jadi reservation agent. Dan gajinya pasti akan lebih tinggi dari karyawan lainnya. Hanya ini yang bisa saya tawarkan untuk menebus rasa bersalah saya karena ulah anak saya"
Aku masih terdiam. Bukan karena aku memikirkan tawaran itu, tapi karena aku seperti baru saja melihat masa depanku dalam mimpi ku selama koma.
Bekerja di hotel, bermula sebagai operator telpon kemudian pindah sebagai reservation agent dengan gaji yang lumayan tinggi. Aku melihat itu di mimpiku.
"hotelnya akan buka 2 tahun depan. Tepat saat kamu sudah lulus kuliah. Namanya nanti Claro hotel, hotel bintang lima terbesar dan termewah pertama di kota ini" Lanjut pak Hananto membuatku merinding hebat karena apa yang dia katakan sama persis seperti yang ada dalam mimpiku
Yang aku lihat dalam mimpi ku seperti sebuah ramalan masa depan. Ini sangat konyol.
Aku masih akan memastikan beberapa hal. Segera kucari handphone ku yang di cas d atas meja bed side. Ku buka google dan ku ketik Film yang akan di rilis 6 tahun kemudian.
Aku ingin tau apakah benar 6 tahun kemudian film Harry potter akan di rilis ulang. Dan mataku terbelalak sempurna saat melihat informasi menurut google Harry potter And the cursed child rencana akan risil tahun itu.
Tepat 6 tahun dari sekarang. Aku bahkan belum tau ini sebelumnya. Aku memang sangat menyukai sequel Harry Potter tapi yang aku tau adalah film itu telah berakhir dan tidak ada lagi lanjutan nya.
Apa benar mimpi itu memperlihatkan masa depan ku? Apa itu artinya kelak Yusuf juga akan melamar ku?
***
Keadaan ku mulai membaik meskipun aku harus berjalan memakai bantuan tongkat karena kakiku belum sembuh total
Aku sudah harus masuk kuliah, sudah ada banyak ujian mid semester yang aku lewatkan karena kecelakaan ini. Membuatku harus mengejar ketertinggalan dan melanjutkan hidup.
Aku ke kampus naik angkot, meskipun motorku sudah bisa di gunakan kembali karena pak hananto sudah membawanya ke bengkel dan memperbaiki nya tapi keadaan kaki ku yang masih sakit membuat mama dan papa khawatir dan mengharuskan aku naik angkot ke kampus.
Kata mama beberapa teman kuliah ku datang menjenguk saat aku koma, beberapa di antaranya bahkan datang lebih dari sekali. Contohnya Nayla, adel, Ayu, widia, dan Hijra datang lebih dari sekali karena mereka memeng teman se genk ku dan cukup akrab. Ada juga lelaki dengan tubuh tinggi dan wajah tampan kata mama yang tiga kali datang menjenguk ku.
Siapa lelaki itu aku tidak tau, ada banyak teman kuliah yang berpostur tinggi. Termasuk Yusuf. Tapi menurutku dia tidak tampan.
Ahh.. Itu pasti bukan Yusuf. Mana mungkin itu dia. Mimpi itu membuatku berfikiran yang tidak-tidak.
Ayo Aisyah, get well soon. Itu hanya mimpi dan aku harus kembali berfikiran sehat. Jangan berfikiran yang macam-macam lagi. Itu hanya mimpi bukan kenyataan. Come on back to reality.
"weis hani. Kamu sudah sembuh" Sapa Nayla begitu melihatku masuk dalam kelas
"ya ampun hani, kenapa gak bilang kalau sudah mau masuk supaya kita jemput" kata Adel sambil membantu ku duduk di bangku
"Valentina Rossa sudah sembuh, temanku yang satu ini memang jago" Sapa Fahri sambil menepuk pundak ku. Dia menjuluki aku Valentina Rossa karena dia memang sering mendapati aku di jalan sedang ngebut dan beberapa kali juga sudah jatuh tapi yang terparah adalah yang barusan, biasanya paling cuma lecet sedikit
"dia memang pembalap kuy" sambung Herman. Ahh image aku yang suka ngebut semakin melekat karena kecelakaan itu
"untung kamu selamat hani" Celetuk Ayu
"lain kali lebih hati-hati ya, jangan balap-balap lagi" Nasehat widia
"kamu tetap is the best pokok nya" sambung entah siapa dia aku tidak melihatnya
Tinggalkan tentang sambutan mereka, karena seseorang yang baru masuk dalam kelas mengalihkan seluruh perhatianku. Biasanya aku tidak pernah menganggap nya ada, bahkan tidak pernah merasa dia ada di kelas. Tapi kali ini, karena mimpi konyol itu membuatku sontak memandang nya.
Dia berjalan melewati bangku ku dan terus ke belakang di bangku nya tanpa senyum sedikit pun padaku atau menyapaku.
Semua orang menyambut kedatangan ku kecuali dia. Semua orang di kelas menyapa ku kecuali dia.
Come on Aisyah. Apa yang kamu harapkan. Kalian kan memang tidak pernah saling bertegur sapa. Palingan juga bicara kalo ada yang penting. Seperti tugas kelompok atau diskusi dalam pelajaran.
Aku seperti ingin menampar diriku sendiri agar sadar dan berhenti memikirkan tentang mimpi itu.
"Itu hanya mimpi Aisyah" ku maki diriku sendiri dalam hati
Aku tunduk terdiam, seperti kebiasaannku sebelumnya. Meskipun teman-temanku sibuk dengan segala hura hara sebelum dosen datang namun aku tetap diam
Mereka tidak heran lagi kalau aku diam karena aku memang selalu diam tak banyak tingkah tak banyak bicara.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dear Future Husband (Complete)
RomanceAku Aisyah Kehidupan karirku di umur 26 tahun tampak sempurna, sebelum aku bangun dari koma dan sadar ternyata aku masih berumur 20 tahun dan masih kuliah Bukan itu masalahnya, mimpi yang aku lihat saat koma seperti memperlihatkan masa depan ku 6 t...