Ketujuh

4.9K 340 2
                                    

Aku, Nayla, Ayu dan Adel. Kami sedang duduk di kantin sambil menikmati menu Nasi kuning andalan kami. Jam istirahat kami tak pernah jauh dari kantin. Kalo tanggal muda tentu nya. Kalo tanggal tua gak usah tanya.

Aku, adel dan Ayu adalah anak kos sejati. Aku sendiri sudah kos semenjak SMP. suka duka anak kos sudah menjadi bagian hidupku semenjak itu.

Beruntung bagi Nayla yang tinggal dengan orang tua. Kadang kami di undang ke rumah nya untuk makan bersama. Rejeki anak soleh istilah nya.

Nayla, Ayu,  dan Adel heboh seperti biasa nya. Suara mereka memenuhi setiap sudut kantin padahal bukan hanya ada kita di sana.

"Hani genk fans kamu datang" Celetuk Nayla sambil menkode ku. Ku sempatkan tengok sebentar melihat genk yang di maksud Nayla

Ada Fahri, Herman,  Abel, dan Surya. Biarlah mereka datang, aku tidak peduli. Ku lanjutkan santapan ku.

"Kamu itu kurang peka hani, mereka itu semua suka sama kamu. Masa kamu gak gubris salah satu dari mereka sih" Nayla menurunkan volume suaranya agar tidak terdengar oleh mereka

"iya hani, pacari salah satunya gih. Tuh Fahri ganteng, pintar dan sudah  suka sama kamu semenjak semester 1" Sambung Ayu

"Aku lebih dukung Abel hani. Dia itu pemikiran nya dewasa,  orang nya juga tenang, dan tidak banyak tingkah sama seperti kamu" Adel mencolek Nayla

"hei Herman dan Surya juga suka banget sama kamu. Kamu gak lihat hani setiap ada kesempatan mereka coba ajak kamu ngobrol. Cuma kamu nya ajah yang pendiam banget jadi obrolan mereka hangus gitu ajah gak di gubris. Sok sok an sih" Nayla terdengar kesal

Aku harus bilang apa sama mereka. Aku juga tidak mengerti mengapa semenjak masuk kuliah aku menjadi sangat introvert. Aku lebih suka diam dan menyendiri. Meskipun Adel, Ayu dan Nayla jarang banget memberiku kesempatan untuk menyendiri selagi mereka ada. Tapi yang ku lakukan hanya diam meskipun mereka heboh.

Bukan karena aku tidak mau pacaran. Tapi karena aku menjaga komitment untuk setia. Aku sudah pacaran selama 4 tahun bersama Darma.

Aku hampir lupa kalo aku punya pacar. Bagaimana tidak selama 3 tahun ini kami long distance.

Aku dan Darma pacaran semenjak kami kelas 3 SMA. Dan saat ini dia kuliah di luat kota. Semenjak dia kuliah di luar kota kami long distance. Tapi aku adalah orang yang sangat setia dan menjaga komitment. Maka seberapa besar pun godaan datang aku tetap setia pada hubungan ku.  Mungkin itu adalah salah satu alasan mengapa aku menjadi pendiam.

Tapi kalau boleh jujur sedikit saja. Sebenarnya aku juga suka sama Fahri. Hanya saja entah kebodohan atau kebutaan hati. Aku masih saja setia pada Darma yang jauh dariku dan mengabaikan fakta bahwa Fahri juga menyukaiku. 

Seperti sekarang Fahri tersenyum manis padaku saat aku memandangnya. Senyuman itu sebenarnya menggetarkan hatiku namun ke redam dan kembali tunduk memakan santapan ku.

Biarlah. Aku hanya ingin menjadi orang yang setia.

"Kalian lupa kalo aku punya pacar" Celetuk ku akhirnya angkat bicara

"Astaga hani. Kamu masih pacaran sama Darma itu?. Bukan nya dia tidak menghubungi kamu selama seminggu ini?  Saat kamu koma juga dia tidak datang" Benar skali kata Adel menohok ku begitu dalam

"Mungkin dia sedang sibuk ujian hani. Aku mengerti kok" Aku tetap membela Darma meskipun sebenar nya aku juga kesal

"buat apa kamu setia sama orang macam Darma. Perhatian juga gak trus gak tau jg dia setia sama kamu atau tidak" Lanjut Ayu,  sedikit lagi aku akan menangis

"Bahas yang lain ajah hani" kataku,  semoga mereka mengerti kalau aku sedang tidak ingin membahas masalah Darma sekarang

"Ya sudah. Untuk melupakan Darma dan drama kesetiaan Aisya bagaimana kalau kita pergi nonton" Ajak Nayla,  syukurlah dia mau membahas hal lain

"Ayo" Adel setuju.

"ide bagus, aku ikut" Kata ku semangat. Aku selalu bersemangat kalau urusan nonton. Katakan saja aku memang pecinta film. Di laptop ku ada banyak film yang ku koleksi. Menonton adalah kegiatan menyenangkan bagi introvert seperti ku.

"cocok hani. Kebetulan hari ini cinemaxx opening. Jadi kita ke cinemaxx ajah coba tempat baru"

Mendengar ucapan Nayla membuatku mendelik

"Serius cinemaxx opening? Jadi di sini sudah ada cinemaxx? " Tanya ku untuk lebih menyakinkan

"kudet banget sih hani,  makanya jangan cuma diam baca buku,  sekali-sekali update informasi di luar juga. Cinemaxx buka ajah udah kaget setengah mati"Cibir Nayla

Bukan karena cinemaxx buka yang membuatku kaget. Tapi karena aku kembali teringat akan mimpi ku saat koma.

Aku ke cinemaxx nonton film Harry Potter and The Cursed Child bersama Yusuf. Sebelumnya aku yakin mimpi itu hanya hoax meskipun Claro hotel dan Harry potter benar akan ada.

Tapi sekarang di tambah dengan kebenaran cinemaxx telah buka membuatku kembali menimbang benarkah mimpi itu ramalan masa depan

Tidak Aisyah. Tidak mungkin itu ramalan masa depan. Tidak mungkin Yusuf melamarku

Jodoh adalah cerminan diri, Bukan kah begitu?. Aku adalah wanita yang paling setia di muka bumi (menurutku mereka).  Sementara Yusuf adalah lelaki yang paling mata keranjang di muka bumi (itu faktanya).  Maka Yusuf sama sekali bukan cerminan diriku. Camkan itu.

***

Aku mengambil jarak untuk menyendiri dan menghubungi Darma. Maka toilet adalah tempat terbaik.

Aku harus menyendiri saat menhubungi Darma, karena apabila teman-temanku tau mereka pasti akan memarahiku karena selalu lebih dulu menghubungi Darma dan memberinya kabar

Dalam seminggu ini dia memang tidak ada kabar. Apa dia tau kalu aku abis kecelakaan dan koma. Apa dia tidak penasaran kenapa aku gak ada kabar.

Setelah 3 kali mencoba dia tetap tidak mengangkat telpon ku.

"baik lah,  coba sekali lagi. Mungkin dia tidak dengar Hpnya bunyi" Ku besarkan hatiku dan mencoba nya sekali lagi

"Halo" Akhirnya Darma mengangkat telpon ku

"Halo sayang" Sapaku lembut

"Masih ingat aku rupanya,  ingat kalau punya pacar. Seminggu ini kamu kemana saja tidak hubungi aku" Aku tidak percaya dia marah karena aku tidak menghubungi dia selama seminggu ini

"kamu sendiri kenapa tidak hubungi balik kalo aku tidak ada kabar? " Saatnya skatmat dia

"malas hubungi orang yang lupa sama pacarnya sendiri. Udah punya gebetan baru ya jadi lupa sama aku" Dia masih saja menyalahkan aku mana menuduh lagi

"udah ya lanjutin aja kesibukan kamu, gak usah hubungi aku" Katanya dengan suara tinggi

Belum sempat aku menjelaskan apa-apa Darma sudah memutus sambungan telpon ku.

Dia tidak tau kalau aku abis kecelakaan, dia sama sekali tidak mencari tahu kabarku selama aku hilang kabar. Dan sekarang dia justru marah padaku. Perfect.

Aku memang bodoh. Sama bodohnya dengan dia yang tidak mau mendengarkan penjelasan ku.

Sudah lah biarkan dia tenang dulu. Palingan juga entar nyesal kalau tau yang sebenarnya.




Dear Future Husband (Complete) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang