Mungkin Yusuf baru menyadari bahwa Hp kami tertukar saat jam sudah menujukan 09 .10 malam. Apa saja yang dia lakukan hingga tidak menyadari kalau Hp kami tertukar, aku tak tau.
Aku sengaja tidak menghubungi dia terlebih dahulu hanya untuk tetap bersandiwara bahwa aku pun tidak sadar kalau hp kita tertukar. Alibi ku cukup lemah, aku hanya mengatakan bahwa sepulang kampus aku langsung tertidur dan tidak pernah memperhatikan HP.
Haha… orang mana yang di jaman teknologi seperti saat ini tahan tidak melihat Hp selama 7 jam. Alasan yang sangat tidak masuk akal tapi sepertinya dia mempercayai nya. Karena dia pun mengungkapkan alasan yang sama. Kamuflase.
Lebih tak masuk akal lagi karena saat ini aku sudah menuggu hampir dua jam sejak dia mengatakan akan datang ke kos ku mengambil hp nya namun sampai sekarang dia belum juga muncul. Kemana dia, tidak mungkin memakan waktu sampai 2 jam untuk ke kos ku.
Mungkin dia tidak sempat, besok saja saat di kampus aku menukarnya. Lagian aku tidak butuh Hp. Pasti tidak ada yang menghubungi ku. Darma pun tidak tentunya. Dia sudah marah selama berhari-hari dan tidak bisa kuhubungi. Maka biarkan saja hp itu,aku ingin tidur ini sudah larut.
Tidur ku tidak nyenyak, anggap saja seperti itu. Karena getar HP Yusuf yang ku taruh di atas meja belajar ku bisa ku dengar dengan jelas. Ku lirik jam di dinding dan sekarang menunjukan setegah 1 subuh.
Dengan malas aku bangun dan melihat yang menelpon di HP itu. Itu adalah Yusuf
“halo” jawab ku malas
“aku di depan kos mu” Kata suara ringan itu
Astaga dia baru datang jam segini. Apa di jalan macet? Atau dia tersesat? Entah lah. Aku segera keluar untuk menukar Hp. Dia belum turun dari mobilnya. Untung dapat ku kenali mobil rush putih miliknya karena dia pernah mengantarku pulang sekali.
Saat aku mendekat Dia turun dari mobilnya dengan jalan sempoyongan. Aku tidak begitu hapal gaya jalan seperti itu, tapi di cium dari baunya sepertinya dia sedang mabuk. semakin aku mendekat semakin tercium aroma alcohol dari nafasnya.
“mana hp ku?” Tanyaku terlebih dahulu
Dia menjadi seperti orang linglung, meraba seluruh sakunya untuk mencari hp ku. Fix dia sedang mabuk berat.
“Yusuf aku udah berjenggot nungguin kamu, mana hp ku” Aku kembali bertaya membuatnya terlihat panik.
“ohh di mobil kayaknya” Yusuf berbalik untuk ke mobil nya mengambil hp ku.
Memang nya dia pikir dia ke sini untuk apa? Sampai-sampai dia turun dari mobil tidak bawa hp ku. Aku kesal, entah apa yang membuatku sedemikian sewot. Mungkin karena dia mengganggu tidur ku, atau karena dia terlambat, atau karena dia mabuk. Apa lah, I DON’T CARE
Masih dengan gaya jalan melayang, Yusuf kembali dengan membawa hp ku. Aku mengambil hp itu dari tangan nya. Dan tolong maafkan aku! karena aku dengan sengaja menjatuhnya hp nya saat dia baru akan meraihnya dari tanganku.
Masih dengan keangkuhan ego ku aku tidak memungut hp itu, ku biarkan dia tunduk dan mengambilnya sendiri. Terbak saja apa yang terjadi saat dia tunduk. Dengan keseimbangan minus dia nyunsep di tanah.
Aku merasa bersalah tentunya. Sebenarnya sudah ku duga dia akan jatuh kalau tunduk namun iblis begitu kuat merayuku untuk mengerjai dia yang sedang mabuk. Jujur saja, aku begitu kesal dengan nya yang menjadi tak punya batas dalam pergaulan. Oke itu bukan urusan ku. Luapakan saja.
Ku bantu dia untuk berdiri. Badan nya yang jauh lebih tinggi dariku membuatku kesulitan karena dia sangat berat.
“Yusuf ayo bangun! Sadar! , kalau mabuk ngapain ke sini sih. Kan bisa besok” Kata ku sambil tetap membantunya untuk berdiri tegak kembali. Tapi percuma, tenaga tidak sekuat itu. Dia justru menarik ku hingga ikutan duduk.
“Aisyah maafkan aku” Kata Yusuf dengan suara lirih
“kenapa mintaa maaf, kamu gak salah, yang salah aku karena salah ambil hp” kata ku
Yusuf menyandarkan kepalanya di bahuku. Untung saja ada mobil yang membantuku menahan badan Yusuf.
“Biarkan aku melakukan semua kesalahan saat ini. Biarkan aku menjadi pendosa saat ini. Hanya untuk saat ini biarkan aku merasakan semua itu agar aku tau seberapa buruk semua itu dan aku tidak mengulangi nya lagi kelak”
Bicara apa dia, aku tida mengerti. Baiklah, orang mabuk selalu bicara ngaur. Biarkan saja.
“Aku akan selingkuh sebanyak mungkin sampai aku bosan dan kelak saat bersamamu aku tidak akan pernah selingkuh lagi. Aku akan minum sebanyak mungkin sampai aku bosan hingga saat bersama mu kelak aku tidak minum lagi, aku akan nakal senakal mungkin agar aku bersama mu kelak aku sudah bosan nakal dan tidak akan melakukan nya lagi”
Kata-katanya membuatku merinding
“jangan lanjutkan lagi. Aku tidak ingin mendengar nya” aku harus menghentikan kalimat bawah sadarnya sebelum aku luluh.
“aku tidak bisa mendekati mu sekarang dan menjadikan mu pacar. Aku tidak ingin itu. Aku tidak ingin menuruti nafsu ku dan menjadikan mu pacar. Aku takut aku tidak bisa menahan diriku dan merusak masa depan mu”
“jangan bicara lagi, aku mohon”
“tapi aku janji, kelak aku akan menjadi calon suami yang baik untuk mu, kelak aku akan berusaha untuk menjadi orang yang pantas untuk mu. Jaga dirimu baik-baik sebelum aku mewujudkan nya. Aku pasti akan datang padamu bila masa itu sudah tiba”
“Yusuf aku mohon pulang lah. Kamu sedang mabuk. Bicara mu semakin ngaur” Ku dorong kepala nya yang bersandar di bahu ku.
Ada begitu banyak pertanyaan. Seperti sejak kapan dia menyukai ku dan kenapa dia menyukai ku. Tapi ku tahan. Tak boleh ku tanyakan itu, jangan sampai aku yang kehilangan kotrol saat mengetahuinya. Karena sedikit lagi, seluruh pertahanan ku runtuh.
Maka dengan sekuat tenaga dan seluruh ketegaan yang ada di dunia ini aku meninggalkan Yusuf di dekat mobilnya dalam keadaan tidak sadarkan diri.
‘dia pasti masuk ke dalam mobilnya kalau merasa kedinginan dan di gigit nyamuk’ logika itu menguatkan ku
‘tapi dia sedang mabuk’ Hati oh hati
Aku berbalik lagi melihatnya, dia benar-benar tidak sadarkan diri di bawah pengaruh alcohol. Dan dia masih duduk bersandar di bumper mobilnya. Mungkin dia tertidur sekarang
‘oh Tuhan, aku mulai gila’
KAMU SEDANG MEMBACA
Dear Future Husband (Complete)
RomanceAku Aisyah Kehidupan karirku di umur 26 tahun tampak sempurna, sebelum aku bangun dari koma dan sadar ternyata aku masih berumur 20 tahun dan masih kuliah Bukan itu masalahnya, mimpi yang aku lihat saat koma seperti memperlihatkan masa depan ku 6 t...