"Takdir itu bukan rencana"Aku tidak akan datang ke pesta pertunangan Yusuf. Tidak akan meskipun ada kereta kencana yang menjemputku,meskipun pada kenyataan itu mustahil ada.
Andai saja Tuhan mengijinkan andai sekedar memandang, ingin ku buktikan bahwa aku memiliki rasa. Tapi, sudah lah ini bukan salah Tuhan.
Lagian aku tidak seharusnya terlalu larut dalam kesedihanku dan menghakimi kebodohan ku. Ini takdir, aku tidak akan bisa menolak atau pun menghindar. Aku mungkin akan sedih atau menangis, tapi aku yakin itu hanya sebentar.
Kesedihan ataupun kesenangan itu hanya sebentar. Akan berganti dan bertukar datang menyapa dalam gelap atau pun terang. Senyum dan tangis itu hanyalah bumbu untuk menghias hitam putih nya kehidupan.
Sepulang kampus aku langsung ke salon untuk memotong rambutku. Sangat jarang sekali aku menginjakakkan kaki di salon, bahkan hanya untuk sekedar memotong rambut aku harus menunggu kesedihan dulu datang baru aku sadar ternyata aku memang benarlah terlihat menyedihkan.
Di depan salon aku melihat sekumpulan cewe dengan gaya hits dan keributan manja yang biasa di mataku, itu tidak akan mengangguku. Aku tidak perlu pusing dengan orang-orang seperti tu. Aku hanya perlu fokus dengan tujuan dan masuk ke dalam salon.
“dasar kegatelan” ku dengar makian itu sebelum membuka pintu salon
“kamu pasti menjebak Yusuf kan?” Mendengar kalimat itu membuatku menutup kembali pintu yang sudah ku buka tadi.
Aku tidak suka terlibat masalah, aku lebih suka menjauh dari nya. Namun entah mengapa mendengar nama Yusuf di sebut membuatku langsung mendelik. Padahal bisa ada sejuta orang yang bernama Yusuf di dunia ini.
Ku perhatikan lagi sekumpulan cewe hits tadi, aku tidak salah. Aku mengenal mereka. Itu adalah Ria and the gang bersama gadis yang sepertinya tidak ku kenali namun pernah ku lihat.
Yang membuatku tidak bisa diam begitu saja karena Ria and the gank ada empat orang dan gadis itu sendirian di pojokan di dinding.
“kalian ngapain main keroyokan? Gak berani hadapi sendiri?” Aku menyela kesibukan mereka
“Aisyah jangan ikut sampur, kamu gak ada urusan di sini” Ria langsung menohok ku
“kamu harusnya berada di pihak kita Aisyah, wanita ular ini menjebak Yusuf untuk menikahinya” Kata Mey
“aku sudah bersumpah akan membuat menderita orang yang berani merebut Yusuf dariku” kata Ria penuh dendam
“aku tidak punya urusan dengan sumpahmu atau pun Yusuf. Aku hanya ingin potong rambut dan suara kalian membuat mood ku hilang” Kataku berusaha untuk tetap tenang
“sok banget sih ni orang” Ria terdengar emosi dan mendorong bahu ku agar aku mundur
Biar ku jelaskan sedikit, aku pernah berlatih silat saat SMA, maka untuk menghidar dari Ria bukan lah masalah bagiku. Dan aku pun punya banyak tenaga untuk melawan mereka jika mereka benar ingin mencari masalah denganku.
Ria terjatuh karena saat dia ingin mendorongku dnegan sekuat tenaga aku menghindar. Mey juga maju untuk memukulku, ku tangkis tangan nya lalu menghentakkan nya ke bawah dan terjatuh bersama Ria.
“aku mohon berhenti mempermalukan diri kalian dan pulang lah, dan jangan ganggu wanita ini atau kalian akan lebih malu dari ini” Aku berdoa dalam hati semoga mereka menurut kali ini, aku benci berurusan panjang dengan mereka
“Aisyah kamu…”
“security” aku tidak ingin mendengarkan apa-apa lagi dari mereka, aku tahu mereka tidak akan mengalah begitu saja selain di panggilkan security
KAMU SEDANG MEMBACA
Dear Future Husband (Complete)
RomanceAku Aisyah Kehidupan karirku di umur 26 tahun tampak sempurna, sebelum aku bangun dari koma dan sadar ternyata aku masih berumur 20 tahun dan masih kuliah Bukan itu masalahnya, mimpi yang aku lihat saat koma seperti memperlihatkan masa depan ku 6 t...