Ujian mata kuliah Keperawatan Medical Bedah berjalan lancar seperti biasa nya, Sampai kelas bubar aku masih terdiam, sapaan dari teman-teman kebanyakan hanya ku balas dengan senyuman.
Mereka rajin menyapa ku meskipun aku adalah orang yang paling pendiam di kelas, kenapa? Karena mereka sering menyontek padaku.
Katakan saja aku memang pintar, terbukti dengan beasiswa yang selalu aku terima. Dan yang paling penting aku tidak pernah pelit jawaban.
Setiap kali ujian aku selalu yang paling pertama selesai mengejakan soal tapi selalu paling yang terakhir mengumpul lembar jawaban. Karena lembar jawaban ku di arak keliling kelas dan jawaban nya dicontek oleh mereka.
Tentu saja tidak semua jawaban di contek karena mereka tidak punya waktu yang cukup untuk itu. Apalagi kebanyakan soal ujian perawat adalah essay.
Salah atau benar nya cara ku membantu mereka aku tidak peduli, yang penting aku tetap bisa lulus ujian dan mereka merasa terbantu. Biarlah dosa nya di tanggung masing-masing.
Bagiku pun yang paling penting dalam menjadi seorang perawat bukan tentang teori tapi praktik. Seberapa pun ahlinya kita dalam teori tetap praktik yang menjadi penentu pertolongan pasien. Jadi biarlah mereka menyontek teori tapi mereka tidak akan bisa menyontek praktikum. Cukup adil bukan?
"Aisyah kita satu kelompok mata kuliah keperawatan gerontik" kata adel sambil menyodorkan nama-nama teman kelompok yang lainya. Ada 7 orang di sana tapi ada satu nama yang cukup menarik perhatianku
Tapi sudah lah, aku harus sadar. Realize the reality.
Ku lirik Yusuf yang masih duduk manis dibarisan bangku belakang, bercanda dengan teman-teman yang lain nya.
Tak lama seorang mahasiswa dari kelas B datang dan langsung menghampiri Yusuf. Dia pacarnya Yusuf.
"hani coba lihat deh, Isma bodoh banget ya mau jadi selingkuhan nya Yusuf terus di suruh kerjakan tugas nya Yusuf" cibir Nayla,entah dia berbicara padaku atau pada Adel yang pasti dia sedang ingin bergosip
Tidak ku gubris, aku tidak tau harus berkomentar apa. Dasar cewe nya ajah yang bodoh, entah dia tau atau tidak Yusuf punya pacar lain dan dia hanya di manfaatkan tapi dia sepertinya dengan senang hati melakukan itu
"Yusuf memang baik hani, dia selalu di traktir makan di kantin trus pernah juga di belikan tas cantik. Ya pasti dia klepek-klepekan kalau gitu" timpal Ayu
"Feed-Back yang sempurna. Anggap saja mereka sedang melakukan simbiosis mutualisme. Cewe nya materialistis, cowo nya mata keranjang. Perfect" Batinku
"eh iya sih, siapa juga yang tidak mau sama anak pejabat, banyak uang trus ganteng" Nayla sepertinya menemukan titik balik cibiran nya
Aku masih terdiam, sesekali mencuri pandang pada dua orang yang sedang di gosipkan ketiga sahabatku itu.
Aku tidak tahan, entah rasa penasaran atau kesal yang membawaku berdiri langsung ke barisan bangku belakang tempat Yusuf duduk dan dia sedang mecubit manja pipi pacarnya
Aku mendesah kasar, ada apa dengaku. Saat ini aku merasa tidak terkendali. Bukan karena cemburu, sungguh aku tidak cemburu. Aku hanya muak dengan sandiwara bodoh yang sedang mereka mainkan.
"Yusuf kamu kerjakan paper tugas kelompok gerontik" Kataku sambil bertolak pinggang. Harusnya aku lebih santai. Kenapa juga aku harus terlihat seperti cacing kepasan gitu. Membuat semua orang di dalam kelas menatap bingung padaku termasuk Yusuf dan pacarnya.
Aku orang yang paling jarang bicara tiba-tiba datang pada Yusuf seperti ingin memarahinya padahal hanya mau nyuruh kerjakan tugas. Aku mengerti keterbingungan mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dear Future Husband (Complete)
Любовные романыAku Aisyah Kehidupan karirku di umur 26 tahun tampak sempurna, sebelum aku bangun dari koma dan sadar ternyata aku masih berumur 20 tahun dan masih kuliah Bukan itu masalahnya, mimpi yang aku lihat saat koma seperti memperlihatkan masa depan ku 6 t...